[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Yunani Kuno/Sejarah/Perang Yunani-Persia/Pemberontakan Ionia

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Peta Pemberontakan Ionia

Pada 539 SM, Koresh Agung menjadi raja Persia. Ia menguasai sebagian hampir seluruh Asia Barat. Sepanjang pesisir Anatolia (Turki modern), Koresh pertama-tama menaklukan Lydia dan kemudian kota-kota Yunani yang dikuasai Lydia. Penduduk kota-kota Yunani di Turki ini disebut suku Ionia. Koresh dan Persia melakukan beberapa perubahan di Ionia. Mereka menarik pajak yang lebih tinggi serta menempatkan tiran yang setia kepada Persia. Akibatnya orang Ionia pun tak menyukai Persia.

Putra Koresh, Kambises, menaklukan Mesir serta beberapa pulau Yunani antara Anatolia dan Yunani daratan. Pada 522 SM, Kambises menaklukan pulau penting bernama Samos.

Setelah Kambises terbunuh, Darius menjadi raja. Ia pun ingin menaklukan wilayah. Ia memutuskan untuk menyerang bangsa Skythia di utara Laut Hitam. Serbuannya berujung bencana pada musim panas 614 SM. Bangsa Skythia memang mundur ketika pasukan Persia datang, tapi mereka terlebih dahulu membakar semua ladang dan makanan. Akibatnya pasukan Persia menjadi kelaparan dan terpaksa pulang ke Persia.

Saat itu, banyak orang Yunani yang mengira bahwa Persia akan menyerang Yunani, sehingga banyak kota Yunani yang mengirimkan utusan ke Persia sebagai pertanda ketundukan agar tidak diserang oleh Persia. Salah satunya adalah Makedonia, sebuah kerajaan kecil di di utara Yunani, yang menjalin persekutuan dengan Persia sekitar 510 SM. Athena tampaknya merupakan satu dari banyak kota yang mengirim utusan ke Persia (meskipun di kemudian hari mereka berusaha melupakan hal tersebut). Akan tetapi, ketika utusan Athena menemui raja Darius, ia bersikap kasar kepada mereka, sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk membatalkan usaha persekutuan dengan Persia. Selain itu, ketika rakyat Athena menggulingkan tiran mereka, Hippias, ia melarikan diri ke Persia, dan kini Persia melindungi Hippias, yang tidak disukai oleh rakyat Athena.

Persia, semakin berani, memutuskan untuk menyerang Pulau Naxos pda 499 SM. Ini adalah upaya pertama untuk memperluas kekuasaan Persia melampaui pesisir Asia Kecil hingga ke Kepulauan Kyklades. Pasukan Persia ini dipimpin oleh Aristagoras, tiran Miletos, yang memiliki hubungan dekat dengan raja Darius. Aristagoras adalah orang Yunani dan pasukannya sebagian besar adalah orang Yunani juga. Akan tetapi, setelah dikepung selama empat bulan, Naxos masih mampu bertahan, dan Persia terpaksa mundur.

Ketika Persia mengalami kekalahan kedua atas bangsa Skythia, bangsa Yunani Ionia merasa bahwa meraka dapat mengalahkan Persia, maka kota-kota Ionia pun memberontak, dan peristiwa ini disebut Pemberontakan Ionia. Sementara itu, Aristagoras, yang takut pada rekasi Persia atas kegagalannya di Naxos, memutuskan untuk memimpin pemberontakan, suatu tindakan yang mengejutkan rakyat Ionia.

Aristagoras menggulingkan para tiran pro-Persia lainnya dan mendirikan demokrasi, yang didasarkan pada demokrasi Athena, di kota-kota Ionia. Lalu ia berangkat untuk meminta bantuan dari Sparta. Sayangnya Sparta menolak karena tidak terlalu berminat pada Asia Kecil dan cemas akan pemberontakan para helot. Aristagoras beralih ke Athena, di mana ia dijanjikan akan diberi dua puluh kapal. Selain itu kota Eretria di Euboia juga bersedia mengirimkan lima kapal ke Ionia.

Pasukan pemberontakan awalnya lumayan berhasil, mereka mampu menaklukan dan membakar kota Sardis, meskipun tidak dapat merebut citadelnya. Namun setelah itu Persia secara berangsur-angsur memperoleh kemenangan, dan pada 484 Miletos takluk, Aristagoras terbunuh, dan pemberontakan berakhir.

Meskipun memberikan hukuman yang berat kepada sejumlah kota pemberontakan, Persia tampaknya tidak melakukan tindakan yang lebih buruk lagi setelahnya. Mereka membuat kesepakatan, menetapkan tiran baru yang memerintah atas hukum yang jelas, dan menetapkan jumlah pajak sesuai ketetapan lama. Tapi Persia benar-benar marah kepada Athena dan Eretria, yang mereka anggap sebagai pihak teroris yang telah lancang menyerbu wilayah Persia tanpa sebab yang jelas dan menghancurkan kota serta membunuhi rakyat Persia.