[go: up one dir, main page]

Wolfram

unsur kimia dengan lambang W dan nomor atom 74

Wolfram, dikenal juga sebagai tungsten, adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang W dan nomor atom 74. Istilah tungsten berasal dari bahasa Swedia tung sten, yang berarti batu berat.[8] Namanya dalam bahasa Swedia adalah volfram, namun untuk membedakan dari scheelit, maka diberi nama alternatif tungsten dalam bahasa Swedia.

74W
Wolfram
Batang wolfram yang teroksidasi sebagian dan kubus wolfram 1 cm3
Garis spektrum wolfram
Sifat umum
Pengucapan
  • /wolfram/[1]
  • /tungstên/
Penampilanputih keabu-abuan, berkilau
Wolfram dalam tabel periodik
Perbesar gambar

74W
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Mo

W

Sg
tantalumwolframrenium
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)74
Golongangolongan 6
Periodeperiode 6
Blokblok-d
Kategori unsur  logam transisi
Berat atom standar (Ar)
  • 183,84±0,01
  • 183,84±0,01 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Xe] 4f14 5d4 6s2[2]
Elektron per kelopak2, 8, 18, 32, 12, 2
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)padat
Titik lebur3695 K ​(3422 °C, ​6192 °F)
Titik didih6203 K ​(5930 °C, ​10706 °F)
Kepadatan mendekati s.k.19,25 g/cm3
saat cair, pada t.l.17,6 g/cm3
Titik kritis13892 K,  MPa
Kalor peleburan52,31 kJ/mol[3][4]
Kalor penguapan774 kJ/mol
Kapasitas kalor molar24,27 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 3477 3773 4137 4579 5127 5823
Sifat atom
Bilangan oksidasi−4, −2, −1, 0, +1, +2, +3, +4, +5, +6 (oksida agak asam)
ElektronegativitasSkala Pauling: 2,36
Energi ionisasike-1: 770 kJ/mol
ke-2: 1700 kJ/mol
Jari-jari atomempiris: 139 pm
Jari-jari kovalen162±7 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalkubus berpusat badan (bcc)
Struktur kristal Body-centered cubic untuk wolfram
Kecepatan suara batang ringan4620 m/s (pada s.k.) (teranil)
Ekspansi kalor4,5 µm/(m·K) (suhu 25 °C)
Konduktivitas termal173 W/(m·K)
Resistivitas listrik52,8 nΩ·m (suhu 20 °C)
Arah magnetparamagnetik[5]
Suseptibilitas magnetik molar+59,0×10−6 cm3/mol (298 K)[6]
Modulus Young411 GPa
Modulus Shear161 GPa
Modulus curah310 GPa
Rasio Poisson0,28
Skala Mohs7,5
Skala Vickers3430–4600 MPa
Skala Brinell2000–4000 MPa
Nomor CAS7440-33-7
Sejarah
Penemuan dan isolasi pertamaJuan J. Elhuyar dan F. Elhuyar[7] (1783)
Asal namaT. Bergman (1781)
Isotop wolfram yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
180W 0,12% 1,8×1018 thn α 176Hf
181W sintetis 121,2 hri ε 181Ta
182W 26,50% stabil
183W 14,31% stabil
184W 30,64% stabil
185W sintetis 75,1 hri β 185Re
186W 28,43% stabil
| referensi | di Wikidata

Wolfram alami yang dijumpai di bumi hampir selalu sebagai senyawa kimia. Ia adalah logam langka yang keras pada kondisi standar jika tidak bergabung. Ia diidentifikasi sebagai unsur baru pada tahun 1781, dan diisolasi pertama kali pada tahun 1783. Bijih wolfram yang penting mencakup wolframit dan scheelit. Ketahanan unsur bebasnya luar biasa, terutama fakta bahwa ia memiliki titik leleh tertinggi di antara seluruh unsur yang ditemukan. Ia meleleh pada 3.422 °C (6.192 °F). Massa jenisnya yang tinggi mencapai 19,3 kali massa jenis air, sebanding dengan uranium dan emas, dan lebih tinggi (sekitar 1,7 kali) daripada timbal.[9] Wolfram polikristalin adalah bahan yang rapuh[10][11] dan keras, membuatnya sulit untuk diolah. Namun, wolfram kristal tunggal yang murni lebih liat, dan dapat dipotong menggunakan gergaji baja keras.[12]

Banyak paduan wolfram mempunyai beragam aplikasi, termasuk filamen lampu pijar, tabung sinar-X (baik sebagai filamen maupun target), elektrode dalam pengelasan WIG, superalloy, vaccum tube, dan perisai radiasi. Kekerasan dan massa jenis wolfram yang tinggi memberikan aplikasi militer dalam proyektil penembus. Senyawa wolfram juga sering digunakan sebagai katalis industri.

Wolfram adalah satu-satunya logam dari deret transisi ketiga yang diketahui terjadi dalam biomolekul, yang digunakan oleh beberapa spesies bakteri dan arkea. Ia adalah unsur terberat yang diketahui esensial bagi organisme hidup.[13] Wolfram mengganggu metabolisme molibdenum dan tembaga dan agak toksik untuk kehidupan hewan.[14][15]

Karakteristik

sunting

Sifat fisika

sunting

Dalam bentuk mentahnya, wolfram adalah logam abu-abu keras yang sering rapuh dan sulit untuk diolah. Jika dibuat sangat murni, wolfram mempertahankan kekerasannya (yang melebihi kebanyakan baja), dan menjadi lunak cukup sehingga mudah diolah.[12] Ia diolah melalui penempaan, penarikan, atau ekstrusi. Objek wolfram juga biasa dibentuk melalui sintering.

Dari seluruh logam dalam bentuk murni, wolfram memiliki titik leleh tertinggi (3.422 °C (6.192 °F)), tekanan uap terendah (pada suhu di atas 1.650 °C (3.000 °F)) dan kekuatan tarik tertinggi.[16] Meskipun karbon tetap padat pada suhu yang lebih tinggi daripada wolfram, karbon menyublim pada tekanan atmosfer dan bukannya mencair, jadi tidak mempunyai titik lebur. Wolfram memiliki koefisien ekspansi termal terendah daripada logam murni manapun. Ekspansi termal yang rendah dan titik lebur yang tinggi dan kekuatan tarik wolfram berasal dari ikatan kovalen yang kuat yang terbentuk antara atom wolfram oleh elektron 5d.[17] Memadu sejumlah kecil wolfram dengan baja sangat meningkatkan ketangguhannya.[9]

Wolfram ada dalam dua bentuk kristal utama: α dan β. Bentuk pertama memiliki struktur kubus pusat badan dan bentuknya lebih stabil. Struktur fase β disebut A15 kubik; ia metastabil, namun dapat berdampingan dengan fasa α pada kondisi ambien karena sintesis atau stabilisasi non-ekuilibrium oleh ketakmurnian. Bertentangan dengan fase α yang mengkristal dalam butir isometrik, bentuk β menunjukkan perawakan kolumnar. Fasa α memiliki sepertiga resistivitas listrik[18] dan suhu transisi superkonduksi TC yang jauh lebih rendah dibandingkan fase β: ca. 0,015 K vs 1-4 K; mencampur dua fase memungkinkan memperoleh nilai TC menengah.[19][20] Nilai TC juga dapat dinaikkan dengan memadukan wolfram dengan logam lain (misalnya 7,9 K untuk W-Tc).[21] Paduan wolfram semacam itu kadang-kadang digunakan pada sirkuit superkonduksi suhu rendah.[22][23][24]

Isotop

sunting

Wolfram alami terdiri dari lima isotop dengan waktu paruh begitu lama sehingga bisa dianggap stabil. Secara teoretis, kelimanya dapat meluruh menjadi isotop unsur 72 (hafnium] melalui emisi alfa, namun hanya 180W yang telah diamati[25][26] dengan waktu paruh (1,8 ± 0,2)×1018 tahun; rata-rata, ini menghasilkan sekitar dua peluruhan alfa 180W dalam satu gram wolfram alami per tahun.[27] Isotop alami lainnya belum diamati peluruhannya, karena terkendala oleh waktu paruh mereka yang setidaknya 4×1021 tahun.

Sebanyak 30 radioisotop wolfram artifisial lainnya telah diidentifikasi, yang paling stabil adalah 181W dengan waktu paruh 121,2 hari, 185W dengan waktu paruh 75,1 hari, 188W dengan waktu paruh 69,4 hari, 178W dengan waktu paruh 21,6 hari, dan 187W dengan waktu paruh 23,72 jam.[27] Semua isotop radioaktif yang tersisa memiliki waktu paruh kurang dari 3 jam, dan sebagian besar memiliki waktu paruh di bawah 8 menit.[27] Wolfram juga memiliki 4 isotop metastabil, yang paling stabil adalah 179mW (t1/2 6,4 menit).

Sifat kimia

sunting

Unsur wolfram menahan serangan oleh oksigen, asam, dan alkali.[28]

Bentuk keadaan oksidasi wolfram yang paling umum adalah +6, tetapi ia menunjukkan semua tingkat oksidasi mulai -2 hingga +6.[28][29] Wolfram biasanya bergabung dengan oksigen membentuk wolframat oksida, WO3, yang berwarna kuning dan larut dalam larutan alkali membentuk ion wolframat, WO.

Wolfram karbida (W dan WC) dibuat melalui pemanasan serbuk wolfram dengan karbon. W tahan terhadap serangan bahan kimia, meskipun ia mudah bereaksi dengan klorin membentuk wolfram heksaklorida (WCl).[9]

Dalam larutan akuatik, wolframat memberikan asam heteropoli dan anion polioksometalat pada kondisi netral dan asam. Oleh karena wolframat secara progresif diberi perlakuan dengan asam, ia pertama menghasilkan anion "parawolframat A" yang metastabil dan mudah larut, W, yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi anion "parawolframat B" yang kurang dapat larut, H.[30] Asidifikasi lebih lanjut menghasilkan anion metawolframat, H, yang sangat mudah larut setelah tercapai kesetimbangan. Ion metawolframat berada sebagai cluster simetris dari duabelas oktahedra wolfram-oksigen yan diketahui sebagai anion Keggin. Banyak anion polioksometalat lainnya berada sebagai spesies metastabil. Dimasukkannya atom yang berbeda seperti fosfor sebagai pengganti dua atom hidrogen utama dalam metawolframat menghasilkan berbagai macam asam heteropoli, seperti asam fosfowolframat H.

Wolfram trioksida dapat membentuk senyawa interkalasi dengan logam alkali. Ini dikenal sebagai perunggu; contohnya adalah perunggu natrium wolfram.

Sejarah

sunting

Pada tahun 1781, Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa suatu asam baru, asam wolframat, dapat dibuat dari scheelit (saat itu bernama tungsten). Scheele dan Torbern Bergman menyarankan bahwa mungkin akan diperoleh logam baru dengan mereduksi asam ini.[31] Pada tahun 1783, José dan Fausto Elhuyar menemukan suatu asam yang dibuat dari wolframit yang identik dengan asam wolframat. Pada akhir tahun tersebut, pada Royal Basque Society di kota Bergara, Spanyol, Elhuyar bersaudara sukses mengisolasi wolfram dengan mereduksi asam ini dengan arang, dan mereka dianugerahi sebagai penemu unsur wolfram.[32][33]

Dalam Perang Dunia II, wolfram memainkan peran signifikan dalam urusan berlatar belakang politik. Portugal, sebagai sumber wolfram utama di Eropa, berada di bawah tekanan kedua belah pihak, karena deposit bijih wolframitnya di Panasqueira. Sifat wolfram yang diinginkan seperti ketahanannya terhadap suhu tinggi, kekerasan dan kepadatannya, dan sifatnya yang dapat menguatkan jika digunakan dalam logam paduan, membuat wolfram sebagai bahan mentah penting dalam industri senjata,[34][35] baik sebagai konstituen senjata maupun peralatan yang digunakan untuk produksi senjata, misalnya alat pemotong wolfram karbida untuk mesin-mesin baja.

Etimologi

sunting

Nama "tungsten" (dari Swedia tung sten, "batu berat") digunakan di Inggris, Prancis, dan banyak bahasa lainnya sebagai nama unsur ini, tetapi tidak di negara-negara Nordik. Tungsten adalah nama Swedia kuno untuk mineral scheelit. Nama lain "wolfram" (atau "volfram") digunakan di sebagian besar bahasa Eropa (terutama Jerman dan Slavia), dan diturunkan dari mineral wolframit, yang merupakan asal-usul lambang kimia wolfram, W.[12] Nama wolframit diturunkan dari bahasa Jerman "wolf rahm" ("jelaga serigala" atau "krim serigala"), namanya tungsten diberikan oleh Johan Gottschalk Wallerius pada tahun 1747. Ini, pada gilirannya, diturunkan dari "lupi spuma", nama yang digunakan oleh Georg Agricola untuk unsur ini pada tahun 1546, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai "wolf's froth" (busa serigala), dan ini merujuk pada jumlah konsumsi besar timah oleh mineral ini selama ekstraksi.[36]

Keterjadian

sunting
 
Wolframit, dalam skala cm

Wolfram ditemukan dalam wolframit (besi-mangan wolframat (Fe,Mn)WO4 sebagai larutan padat mineral ferberit FeWO4 dan hübnerite MnWO4), dan scheelit (kalsium wolframat (CaWO4). Mineral wolfram lainnya relatif langka dan tidak memiliki nilai ekonomis. Mereka mencakup wolfram alami yang baru saja disetujui.[37]

Produksi

sunting
 
Peta pertambangan wolfram tahun 2012

Sekitar 61.300 ton konsentrat wolfram diproduksi pada tahun 2009,[38] dan pada tahun 2010, produksi wolfram dunia sekitar 68.000 ton.[39] Produsen utamanya sebagai berikut (data dalam ton):[40]

Produsen utama wolfram[39]
Negara Produksi (ton)
2009 2010 2011 2012
  China 51.000 59.000 61.800 64.000
  Rusia 2665 2785 3314 3537
  Kanada 1964 420 1966 2194
  Bolivia 1023 1204 1124 1247
  Vietnam 725 1150 1635 1050
  Portugal 823 799 819 763
  Austria 887 977 861 706
  Rwanda 380 330 520 700
  Spanyol 225 240 497 542
  Brazil 192 166 244 381
  Australia 33 18 15 290
  Peru 502 571 439 276
  Burundi 110 100 165 190
  Myanmar 874 163 140 140
  Korea Utara 100 110 110 100
  Congo 200 25 70 95
  Thailand 190 300 160 80
  Mongolia 39 20 13 66
  Uganda 7 44 8 21
Total 61.200 68.400 73.900 76.400
 
Penambangan wolfram di Rwanda membentuk bagian penting ekonomi negara.

Terdapat produksi tambahan di A.S., namun jumlahnya adalah informasi milik perusahaan. Cadangan A.S. adalah 140.000 ton.[40] Penggunaan wolfram oleh industri AS adalah 20.000 ton: 15.000 ton diimpor dan sisanya 5.000 ton berasal dari daur ulang domestik.[41]

Wolfram dianggap sebagai mineral konflik karena praktik penambangan yang tidak etis yang diamati di Republik Demokratik Kongo.[42][43]

Terdapat deposit besar bijih wolfram di pinggiran Dartmoor di Britania Raya, yang dieksploitasi selama Perang Dunia I dan II sebagai Tambang Hemerdon. Dengan kenaikan harga wolfram akhir-akhir ini, sampai dengan 2014 tambang ini telah direaktivasi.[44]

Wolfram diekstraksi dari bijihnya melalui beberapa tahap. Bijihnya akhirnya dikonversi menjadi wolfram(VI) oksida (WO3), yang dipanaskan dengan hidrogen atau karbon untuk menghasilkan serbuk wolfram.[31] Secara komersial, tidak layak mengecor wolfram batangan, karena tingginya titik leleh wolfram. Sebagai gantinya, bubuk wolfram dicampur dengan sejumlah kecil serbuk nikel atau logam lainnya, dan disintering. Selama proses sintering, nikel berdifusi ke dalam wolfram, menghasilkan suatu logam paduan.

Wolfram dapat pula diekstraksi melalui reduksi hidrogen WF6:

 

atau dekomposisi pirolitik:[45]

   

Wolfram tidak diperdagangkan sebagai kontrak berjangka dan tidak dapat dilacak pada bursa seperti London Metal Exchange. Harga biasanya dikutip untuk konsentrat wolfram atau WO3. Jika dikonversi menjadi setara logam, mereka berkisar US$19 per kilogram pada tahun 2009.[38]

Aplikasi

sunting
 
Ambilan dekat filamen wolfram di dalam lampu halogen
 
Cincin wolfram karbida (perhiasan)
 
1 kilogram tabung wolfram (skala lihat di bawah)

Sekitar setengah dari wolfram dikonsumsi untuk produksi bahan (material) keras – sebut saja wolfram karbida – dengan sisanya diutamakan dalam logam paduan dan baja. Hanya kurang dari 10% yang digunakan dalam senyawa kimia lainnya.[46]

Material keras

sunting

Penggunaan utama wolfram adalah dalam produksi material keras berbasis wolfram karbida, salah satu karbida terkeras, dengan titik lebur 2.770 °C (5.020 °F). WC adalah penghantar listrik yang efisien, tetapi W2C kurang. WC digunakan untuk membuat abrasif yang tahan aus, dan alat potong "karbida" seperti pisau, bor, gergai lingkar, mesin giling dan mesin bubut logam yang digunakan pada pengolahan besi, pengolahan kayu, pertambangan, industri minyak bumi dan konstruksi.[9] Peralatan karbida sejatinya adalah komposit keramik/logam, dengan logam kobalt bertindak sebagai bahan pengikat (matriks) untuk menahan partikel WC tetap di tempatnya. Penggunaan industrial jenis ini menyumbang 60% konsumsi wolfram saat ini.[47]

Industri perhiasan membuat cincin dari wolfram karbida yang disinter, komposit wolfram karbida/logam, dan juga logam wolfram.[48] Cincin komposit WC/logam menggunakan nikel sebagai logam matriks untuk menahan kobalt karena ia menghasilkan kilau yang lebih tinggi jika dipoles. Kadang-kadang pabrikan atau retailer merujuk wolfram karbida sebagai logam, tetapi sejatinya ia adalah keramik.[49] Cincin yang terbuat dari wolfram karbida sangat tahan abrasi (tahan gores), karena kekerasannya, dan akan memerlukan waktu penyelesaian lebih lama daripada cincin yang terbuat dari logam wolfram. Namun, cincin wolfram karbida bersifat rapuh, dan dapat retak di bawah pukulan tajam.[50]

Logam paduan

sunting

Kekerasan dan kerapatan wolfram diterapkan dalam memperoleh paduan logam berat. Contoh yang bagus adalah baja kecepatan tinggi, yang mengandung wolfram sebanyak 18%.[51] Tingginya titik leleh wolfram membuat wolfram bahan yang bagus untuk aplikasi seperti nosel roket, contohnya pada UGM-27 Polaris, suatu rudal balistik kapal selam.[52] Paduan wolfram digunakan dalam beragam aplikasi yang berbeda, termasuk industri dirgantara dan otomotif serta pemerisaian radiasi.[53] Superalloy yang mengandung wolfram, seperti Hastelloy dan Stellite, digunakan dalam bilah turbin dan bagian yang tahan aus dan bahan penyalut. Baja wolfram kuensil (martensit) (sekitar 5,5% sampai 7,0% W dengan 0,5% sampai 0,7% C) digunakan untuk membuat magnet permanen yang keras, karena tingginya remanensi dan koersivitas, seperti dinyatakan oleh John Hopkinson (1849 - 1898) di awal tahun 1886. Sifat magnet suatu logam atau paduan sangat sensitif terhadap struktur mikro. Contohnya, sementara unsur wolfram tidak feromagnetik (tetapi besi feromagnetik), ketika berada dalam baja sesuai proporsi masing-masing, ia akan menstabilkan fase martensitnya, yang memiliki feromagnetisme yang disempurnakan, sebagai bandingan dengan fasa ferit (besi), karena resistensi terhadap gerakan dinding domain magnetiknya yang tinggi.

Daya tahan panas wolfram membuatnya berguna dalam aplikasi las listrik ketika digabung dengan logam penghantar lainnya seperti perak atau tembaga. Perak atau tembaga memberikan hantaran yang diperlukan sedangkan wolfram memungkinkan batang las bertahan pada tingginya suhu lingkungan pengelasan.

Persenjataan

sunting

Wolfram, biasanya dibuat paduan dengan nikel dan besi atau kobalt untuk membuat paduan berat, digunakan dalam penetrator energi kinetik sebagai alternatif pada depleted uranium, dalam aplikasi yang mempermasalahkan radioaktivitas uranium meski dalam bentuk depleted sekalipun, atau yang tidak memerlukan sifat piroforik tambahan (misalnya, dalam proyektil kecil yang dirancang untuk menembus lapis baja). Demikian pula, paduan wolfram telah pula digunakan pada selongsong kanon, granat dan peluru kendali, untuk membuat pecahan peluru supersonik. Jerman menggunakan wolfram selama Perang Dunia II untuk membuat peluru senjata anti tank yang dirancang untuk menggunakan prinsip "remasan" Gerlich untuk meningkatkan kecepatan dan daya tembus dari artileri yang relatif ringan dan berkaliber kecil. Senjatanya sangat efektif, tetapi kekurangan wolfram yang digunakan dalam peluru membatasi efektivitasnya.

Wolfram juga telah digunakan dalam Bahan Peledak Logam Inert Rapat (bahasa Inggris: Dense Inert Metal Explosive, DIME), yang menggunakannya sebagai serbuk rapat untuk mengurangi kerusakan kolateral sementara letalitas ledakan dalam radius kecil ditingkatkan.[54]

Aplikasi kimia

sunting

Wolfram(IV) sulfida adalah pelumas bersuhu tinggi dan merupakan komponen katalis untuk hidrodesulfurisasi.[55] MoS2 lebih umum digunakan untuk aplikasi semacam itu.[56]

Wolfram oksida digunakan dalam glasir keramik dan kalsium/magnesium wolframat banyak digunakan secara luas dalam lampu pendar. Kristal wolframat digunakan sebagai detektor scintilasi dalam fisika nuklir dan pengobatan nuklir. Garam lain yang mengandung wolfram digunakan dalam industri kimia dan penyamakan.[16]

 
Serbuk wolfram trioksida

Wolfram oksida (WO3) dimasukkan ke dalam katalis reduksi katalitik selektif (SCR) yang ditemukan dalam pembangkit listrik tenaga batubara. Katalis ini mengubah nitrogen oksida (NOx) menjadi nitrogen (N2) dan air (H2O) menggunakan amonia (NH3). Wolfram oksida membantu kekuatan fisika katalis dan memperpanjang umum katalis.[57]

Penggunaan relung

sunting

Aplikasi yang membutuhkan kerapatan tinggi termasuk bobot, counterweights, balast baja untuk yacht, balast ekor untuk pesawat komersial, dan sebagai balast pada mobil balap untuk NASCAR dan Formula Satu; depleted uranium juga digunakan untuk tujuan ini, karena kepadatannya sama tingginya. Tujuh puluh lima kg blok wolfram digunakan sebagai "cruise balance mass devices" di bagian kendaraan masuk pesawat ruang angkasa Mars Science Laboratory 2012. Ini adalah bahan yang ideal untuk digunakan sebagai dolly untuk paku keling, di mana massa yang diperlukan untuk hasil yang baik dapat dicapai pada sebuah batang yang kompak. Paduan berkerapatan tinggi dari wolfram dengan nikel, tembaga atau besi digunakan dalam dart bermutu tinggi[58] (untuk memungkinkan diameter yang lebih kecil dan pengelompokan yang lebih ketat) atau untuk umpan pancing (manik-manik wolfram yang memungkinkan lalat umpan tenggelam dengan cepat). Beberapa senar C cello dibalut dengan wolfram. Kepadatan ekstra memberikan senar ini proyeksi lebih banyak dan biasanya para pemain cello hanya akan membeli senar ini dan menggunakannya dengan tiga senar dari set yang berbeda.[59] Wolfram digunakan sebagai penyerap pada teleskop elektron pada Sistem Sinar Kosmik dari dua pesawat ruang angkasa Voyager.[60]

Natrium wolframat digunakan dalam pereaksi Folin-Ciocalteu, campuran berbagai bahan kimia yang digunakan dalam "Pengujian Lowry" untuk analisis kandungan protein.

Pengganti emas

sunting

Kepadatannya, mirip dengan emas, memungkinkan wolfram digunakan dalam perhiasan sebagai alternatif emas atau platina.[12][61] Wolfram logam adalah hipoalergenik, dan lebih keras daripada paduan emas (meski tidak sekeras wolfram karbida), sehingga berguna untuk cincin yang akan menahan goresan, terutama pada penyelesaian desain dengan disikat.

Wolfram juga bisa digunakan untuk pemalsuan batang emas, karena kerapatannya sangat mirip dengan emas (wolfram hanya 0,36% kurang padat), seperti dengan melapisi batang wolfram menggunakan emas,[62][63][64] yang telah diamati sejak tahun 1980an,[65] atau mengambil batangan emas yang ada, dilubangi menggunakan bor, dan mengganti emas yang disingkirkan dengan batang wolfram.[66] Kepadatannya tidak persis sama, dan sifat lain dari emas dan wolfram berbeda, namun wolfram berlapis emas akan melewati uji superfisial.[62] Wolfram berlapis emas tersedia secara komersial dari China (sumber utama wolfram), baik perhiasan maupun batangan.[67]

Elektronik

sunting

Wolfram elemental digunakan pada banyak aplikasi suhu tinggi, karena ia mempertahankan kekuatannya pada suhu tinggi dan memiliki titik lebur tinggi,[68] seperti bola lampu, tabung sinar katode, dan filamen tabung vakum, elemen pemanas, dan nosel mesin roket.[12] Titik lelehnya yang tinggi juga membuat wolfram cocok untuk penggunaan dirgantara dan suhu tinggi seperti aplikasi elektrik, pemanasan, dan pengelasan, terutama pada proses pengelasan busur gas wolfram (juga disebut pengelasan tungsten inert gas (TIG)).

 
Elektrode wolfram yang digunakan dalam obor las busur gas wolfram

Karena sifat konduktif dan secara kimia relatif inert, wolfram juga digunakan pada elektrode, dan dalam ujung emitor pada instrumen berkas elektron yang menggunakan senjata emisi medan, seperti mikroskop elektron. Dalam elektronik, wolfram digunakan sebagai bahan interkoneksi pada sirkuit terpadu, antara material dielektrik silikon dioksida dan transistor. Ini digunakan dalam film logam, yang menggantikan kabel yang digunakan dalam elektronik konvensional dengan lapisan wolfram (atau molibdenum) pada silikon.[45]

Struktur elektronik wolfram menjadikannya salah satu sumber utama target sinar-X,[69][70] dan juga untuk melindungi dari radiasi energi tinggi (seperti dalam industri radiofarmaka untuk melindungi sampel radioaktif FDG). Ini juga digunakan dalam pencitraan gamma sebagai bahan pembuat apertur berkode, karena sifat perisai yang sangat baik. Serbuk wolfram digunakan sebagai bahan pengisi dalam komposit plastik, yang digunakan sebagai pengganti nontoksik untuk timbal pada peluru, dan perisai radiasi. Wolfram digunakan untuk membuat segel kaca-ke-logam, karena ekspansi termal unsur ini serupa dengan kaca borosilikat.[16] Selain titik lelehnya yang tinggi, bila wolfram didoping dengan kalium, ia akan meningkatkan stabilitas bentuk (dibandingkan wolfram non-doping). Ini memastikan bahwa filamen tidak melorot, dan tidak ada perubahan yang tidak diinginkan terjadi.[71]

Kawat nano

sunting

Melalui proses fabrikasi nano top-down, kawat nano wolfram telah dibuat dan dipelajari sejak tahun 2002.[72] Karena rasio permukaan terhadap volume yang sangat tinggi, pembentukan lapisan oksida permukaan dan sifat kristal tunggal dari bahan semacam itu, sifat mekaniknya berbeda secara mendasar dari wolfram ruah.[73] Kawat nano wolfram memiliki aplikasi potensial dalam bidang nanoelektronik dan yang terpenting adalah sebagai probe pH dan sensor gas.[74] Kemiripannya dengan kawat nano silikon, kawat nano wolfram sering dibuat dari prekursor wolfram curah yang diikuti oleh tahap oksidasi termal untuk mengendalikan morfologi dalam hal panjang dan aspek rasio.[75] Dengan menggunakan model Deal–Grove, dimungkinkan untuk memprediksi kinetika oksidasi kawat nano yang dibuat melalui proses oksidasi termal.[76]

Peran biologis

sunting

Wolfram, dengan nomor atom 74, adalah unsur terberat yang diketahui memiliki fungsi biologis, dengan unsur terberat berikutnya adalah iodium (Z = 53). Ia digunakan oleh beberapa bakteri, tetapi tidak dalam eukariota. Sebagai contoh, enzim yang disebut oksidoreduktase menggunakan wolfram dengan cara yang mirip dengan molibdenum, dengan menggunakannya dalam kompleks wolfram-pterin dengan molibdopterin (molibdopterin, terlepas dari namanya, tidak mengandung molibdenum, tetapi mungkin membentuk kompleks dengan molibdenum atau wolfram yang digunakan oleh organisme hidup). Enzim yang menggunakan wolfram biasanya mereduksi asam karboksilat menjadi aldehida.[77] Wolfram oksidoreduktase mungkin juga mengkatalisis oksidasi. Enzim pertama yang membutuhkan wolfram diketahui juga memerlukan selenium, dan dalam kasus ini pasangan wolfram-selenium mungkin berfungsi analog dengan pasangan molibdenum-belerang dari beberapa enzim yang memerlukan kofaktor molibdenum.[78] Salah satu enzim dalam keluarga oksidoreduktase yang kadang-kadang menggunakan wolfram (bakteri format dehidrogenase H) diketahui menggunakan molibdopterin versi molibdenum-selenium.[79] Asetilen hidratase adalah metaloenzim yang tidak biasa yang mengkatalisis reaksi hidrasi. Dua mekanisme reaksi telah diajukan, yang salah satunya terdapat interaksi langsung antara atom wolfram dan ikatan rangkap tiga C≡C.[80] Meskipun xantin dehidrogenase yang mengandung wolfram dari bakteri telah ditemukan mengandung wolfram-molibdopterin, dan juga selenium berikatan non-protein, kompleks molibdopterin wolfram-selenium belum dijelaskan secara lengkap.[81]

Dalam tanah, logam wolfram teroksidasi menjadi anion wolframat. Ia dapat secara selektif maupun tidak diimpor oleh beberapa organisme porkariotik dan mungkin mengganti molibdat dalam enzim tertentu. Pengaruhnya pada aksi enzim ini dalam beberapa kasus menghambat, dan beberapa lainnya positif.[82] Kimia tanah menetukan cara wolfram berpolimerisasi; tanah alkalis menyebabkan wolframat monomer; tanah asam menyebabkan wolframat polimer.[83]

Natrium wolframat dan timbal telah diteliti pengaruhnya terhadap cacing tanah. Timbal ditemukan mematikan pada dosis rendah sementara natrium wolframat kurang beracun, tetapi wolframat menghambat total kemampuan reproduksi mereka.[84]

Wolfram telah dipelajari sebagai antagonis metabolik tembaga biologis, dalam peran yang serupa dengan aksi molibdenum. Telah ditemukan bahwa tetratiowolframat dapat digunakan sebagai bahan kimia pengkhelat tembaga biologis, serupa dengan tetratiomolibdat.[85]

Tindakan pencegahan

sunting

Efek wolfram pada lingkungan adalah terbatas, karena kelangkaannya dan senyawanya umumnya inert.[86] Median dosis letal LD50 sangat bergantung pada hewan dan metode administrasi serta bervariasi antara 59 mg/kg (intravena, kelinci)[87][88] dan 5000 mg/kg (serbuk logam wolfram, intraperitoneal, tikus).[89][90]

Orang dapat terpapar wolfram di tempat kerja melalui pernapasan, pencernaan, kontak dengan kulit dan mata. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) telah menetapkan batas paparan yang direkomendasikan (REL) sebagai 5 mg/m3 selama 8 jam kerja dan batas jangka pendek 10 mg/m3.[91]

Klaim paten

sunting

Keunikan wolfram di antara unsur-unsur telah menjadikannya subyek proses paten. Pada tahun 1928, pengadilan AS menolak usaha General Electric untuk mematenkannya, menjungkirbalikkan U.S. Patent 1.082.933 yang diberikan pada tahun 1913 kepada William D. Coolidge.[92][93]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) "Wolfram". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ "Why does Tungsten not 'Kick' up an electron from the s sublevel ?". Diakses tanggal 31 Juli 2022. 
  3. ^ Lide, David R., ed. (2009). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-90). Boca Raton, Florida: CRC Press. hlm. 6-134. ISBN 978-1-4200-9084-0. 
  4. ^ Tolias P. (2017). "Analytical expressions for thermophysical properties of solid and liquid tungsten relevant for fusion applications". Nuclear Materials and Energy. 13: 42–57. arXiv:1703.06302alt=Dapat diakses gratis . Bibcode:2017arXiv170306302T. doi:10.1016/j.nme.2017.08.002. 
  5. ^ Lide, D. R., ed. (2005). "Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds" (PDF). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 978-0-8493-0486-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 Maret 2011. 
  6. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 978-0-8493-0464-4. 
  7. ^ "Tungsten". Royal Society of Chemistry. Royal Society of Chemistry. Diakses tanggal 31 Juli 2022. 
  8. ^ "Tungsten"Perlu langganan berbayar . Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  9. ^ a b c d Daintith, John (2005). Facts on File Dictionary of Chemistry (edisi ke-4th). New York: Checkmark Books. ISBN 0-8160-5649-8. 
  10. ^ Lassner, Erik; Schubert, Wolf-Dieter (1999). "low temperature brittleness". Tungsten: properties, chemistry, technology of the element, alloys, and chemical compounds. Springer. hlm. 20–21. ISBN 978-0-306-45053-2. 
  11. ^ Gludovatz, B.; Wurster, S.; Weingärtner, T.; Hoffmann, A.; Pippan, R. (2011). "Influence of impurities on the fracture behavior of tungsten". Philosophical Magazine. 91 (22): 3006–3020. doi:10.1080/14786435.2011.558861. 
  12. ^ a b c d e Stwertka, Albert (2002). A Guide to the elements (edisi ke-2nd). New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-515026-0. 
  13. ^ Koribanics, N. M.; Tuorto, S. J.; Lopez-Chiaffarelli, N.; McGuinness, L. R.; Häggblom, M. M.; Williams, K. H.; Long, P. E.; Kerkhof, L. J. (2015). "Spatial Distribution of an Uranium-Respiring Betaproteobacterium at the Rifle, CO Field Research Site". PLoS ONE. 10 (4): e0123378. doi:10.1371/journal.pone.0123378. PMC 4395306alt=Dapat diakses gratis . PMID 25874721. 
  14. ^ McMaster, J. & Enemark, John H (1998). "The active sites of molybdenum- and tungsten-containing enzymes". Current Opinion in Chemical Biology. 2 (2): 201–207. doi:10.1016/S1367-5931(98)80061-6. PMID 9667924. 
  15. ^ Hille, Russ (2002). "Molybdenum and tungsten in biology". Trends in Biochemical Sciences. 27 (7): 360–367. doi:10.1016/S0968-0004(02)02107-2. PMID 12114025. 
  16. ^ a b c Hammond, C. R. (2004). The Elements, in Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-81st). CRC press. ISBN 0-8493-0485-7. 
  17. ^ Lassner, Erik; Schubert, Wolf-Dieter (1999). Tungsten: properties, chemistry, technology of the element, alloys, and chemical compounds. Springer. hlm. 9. ISBN 0-306-45053-4. 
  18. ^ Heather Bean Material Properties and Analysis Techniques for Tungsten Thin Films Diarsipkan 2011-10-23 di Wayback Machine.. October 19, 1998
  19. ^ Lita, A. E.; Rosenberg, D.; Nam, S.; Miller, A.; Balzar, D.; Kaatz, L. M.; Schwall, R. E (2005). "Tuning of Tungsten Thin Film Superconducting Transition Temperature for Fabrication of Photon Number Resolving Detectors" (PDF). IEEE Transactions on Applied Superconductivity. 15 (2): 3528–3531. doi:10.1109/TASC.2005.849033. 
  20. ^ Johnson, R. T.; O. E. Vilches; J. C. Wheatley; Suso Gygax (1966). "Superconductivity of Tungsten". Physical Review Letters. 16 (3): 101–104. Bibcode:1966PhRvL..16..101J. doi:10.1103/PhysRevLett.16.101. 
  21. ^ Autler, S. H.; J. K. Hulm; R. S. Kemper (1965). "Superconducting Technetium-Tungsten Alloys". Physical Review. 140 (4A): A1177–A1180. Bibcode:1965PhRv..140.1177A. doi:10.1103/PhysRev.140.A1177. 
  22. ^ Shailos, A.; W Nativel; A Kasumov; C Collet; M Ferrier; S Guéron; R Deblock; H Bouchiat (2007). "Proximity effect and multiple Andreev reflections in few-layer graphene". Europhysics Letters (EPL). 79 (5): 57008. arXiv:cond-mat/0612058alt=Dapat diakses gratis . Bibcode:2007EL.....7957008S. doi:10.1209/0295-5075/79/57008. 
  23. ^ Kasumov, A. Yu.; K. Tsukagoshi; M. Kawamura; T. Kobayashi; Y. Aoyagi; K. Senba; T. Kodama; H. Nishikawa; I. Ikemoto; K. Kikuchi; V. T. Volkov; Yu. A. Kasumov; R. Deblock; S. Guéron; H. Bouchiat (2005). "Proximity effect in a superconductor-metallofullerene-superconductor molecular junction". Physical Review B. 72 (3): 033414. arXiv:cond-mat/0402312alt=Dapat diakses gratis . Bibcode:2005PhRvB..72c3414K. doi:10.1103/PhysRevB.72.033414. 
  24. ^ Kirk, M. D.; D. P. E. Smith; D. B. Mitzi; J. Z. Sun; D. J. Webb; K. Char; M. R. Hahn; M. Naito; B. Oh; M. R. Beasley; T. H. Geballe; R. H. Hammond; A. Kapitulnik; C. F. Quate (1987). "Point-contact electron tunneling into the high-T_{c} superconductor Y-Ba-Cu-O". Physical Review B. 35 (16): 8850–8852. Bibcode:1987PhRvB..35.8850K. doi:10.1103/PhysRevB.35.8850. 
  25. ^ Danevich, F. A.; et al. (2003). "α activity of natural tungsten isotopes". Phys. Rev. C. 67 (1): 014310. arXiv:nucl-ex/0211013alt=Dapat diakses gratis . Bibcode:2003PhRvC..67a4310D. doi:10.1103/PhysRevC.67.014310. 
  26. ^ Cozzini, C.; et al. (2004). "Detection of the natural α decay of tungsten". Phys. Rev. C. 70 (6): 064606. arXiv:nucl-ex/0408006alt=Dapat diakses gratis . Bibcode:2004PhRvC..70f4606C. doi:10.1103/PhysRevC.70.064606. 
  27. ^ a b c Sonzogni, Alejandro. "Interactive Chart of Nuclides". National Nuclear Data Center: Brookhaven National Laboratory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-10. Diakses tanggal 2008-06-06. 
  28. ^ a b Emsley, John E. (1991). The elements (edisi ke-2nd). New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-855569-5. 
  29. ^ Morse, P. M.; Shelby, Q. D.; Kim, D. Y.; Girolami, G. S. (2008). "Ethylene Complexes of the Early Transition Metals: Crystal Structures of [HfEt4(C2H4)2−] and the Negative-Oxidation-State Species [TaHEt(C2H4)33−] and [WH(C2H4)43−]". Organometallics. 27 (5): 984–993. doi:10.1021/om701189e. 
  30. ^ Smith, Bradley J.; Patrick, Vincent A. (2000). "Quantitative Determination of Sodium Metatungstate Speciation by 183W N.M.R. Spectroscopy". Australian Journal of Chemistry. CSIRO. 53 (12): 965. doi:10.1071/CH00140. Diakses tanggal 2008-06-17. 
  31. ^ a b Saunders, Nigel (2004). Tungsten and the Elements of Groups 3 to 7 (The Periodic Table). Chicago, Illinois: Heinemann Library. ISBN 1-4034-3518-9. 
  32. ^ "ITIA Newsletter" (PDF). International Tungsten Industry Association. June 2005. Archived from the original on July 21, 2011. Diakses tanggal 2008-06-18. 
  33. ^ "ITIA Newsletter" (PDF). International Tungsten Industry Association. December 2005. Archived from the original on July 21, 2011. Diakses tanggal 2008-06-18. 
  34. ^ Stevens, Donald G. (1999). "World War II Economic Warfare: The United States, Britain, and Portuguese Wolfram". The Historian. Questia. 
  35. ^ Wheeler, L. Douglas (Summer 1986). "The Price of Neutrality: Portugal, the Wolfram Question, and World War II". Luso-Brazilian Review. 23 (1). JSTOR 3513391. 
  36. ^ van der Krogt, Peter. "Wolframium Wolfram Tungsten". Elementymology & Elements Multidict. Diakses tanggal 2010-03-11. 
  37. ^ Mindat, http://www.mindat.org/min-7982.html
  38. ^ a b Shedd, Kim B. (2009). "Tungsten (table 15)" (PDF). United States Geological Survey. Diakses tanggal 2011-06-18. 
  39. ^ a b "Tungsten: World Concentrate Production, By Country". IndexMundi. 2014-09-03. Diakses tanggal 2015-08-30. 
  40. ^ a b Mineral Commodity Summaries, January 2011 pp. 176–177 U.S. Geological Survey.
  41. ^ Jack Lifton (February 1, 2006), "The Trouble With Tungsten", resourceinvestor.com, diakses tanggal 2010 
  42. ^ Kristof, Nicholas D. (June 26, 2010), "Death by Gadget", The New York Times .
  43. ^ "The Genocide Behind Your Smart Phone", The Daily Beast, July 16, 2010 
  44. ^ "Work starts on £130m Devon tungsten mine". BBC News, 9 June 2014
  45. ^ a b Schey, John A. (1987). Introduction to Manufacturing Processes (edisi ke-2nd). McGraw-Hill, Inc. 
  46. ^ Erik Lassner, Wolf-Dieter Schubert, Eberhard Lüderitz, Hans Uwe Wolf, "Tungsten, Tungsten Alloys, and Tungsten Compounds" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a27_229.
  47. ^ "The Canadian Encyclopaedia". Diakses tanggal 2009-05-05. [pranala nonaktif permanen]
  48. ^ Tungsten: The Element, History, Uses and Wedding Bands. (2012)
  49. ^ de Laubenfels, Blair; Weber, Christy; Bamberg, Kim (2009). Knack Planning Your Wedding: A Step-by-Step Guide to Creating Your Perfect Day. Globe Pequot. hlm. 35–. ISBN 978-1-59921-397-2. 
  50. ^ Schultz, Ken (2009). Ken Schultz's Essentials of Fishing: The Only Guide You Need to Catch Freshwater and Saltwater Fish. John Wiley and Sons. hlm. 138–. ISBN 978-0-470-44431-3. 
  51. ^ "Tungsten Applications – Steel". Azom. 2000–2008. Diakses tanggal 2008-06-18. 
  52. ^ Ramakrishnan, P. (2007). "Powder metallurgy for Aerospace Applications". Powder metallurgy: processing for automotive, electrical/electronic and engineering industry. New Age International. hlm. 38. ISBN 81-224-2030-3. 
  53. ^ Tungsten Applications. wolfmet.com
  54. ^ Dense Inert Metal Explosive (DIME) Diarsipkan 2008-08-28 di Wayback Machine.. Defense-update.com. Retrieved on 2011-08-07.
  55. ^ Delmon, Bernard & Froment, Gilbert F. (1999). Hydrotreatment and hydrocracking of oil fractions: proceedings of the 2nd international symposium, 7th European workshop, Antwerpen, Belgium, November 14–17, 1999. Elsevier. hlm. 351–. ISBN 978-0-444-50214-8. Diakses tanggal 18 December 2011. 
  56. ^ Mang, Theo & Dresel, Wilfried (28 May 2007). Lubricants and Lubrication. John Wiley & Sons. hlm. 695–. ISBN 978-3-527-61033-4. Diakses tanggal 18 December 2011. 
  57. ^ Spivey, James J. (2002). Catalysis. Royal Society of Chemistry. hlm. 239–. ISBN 978-0-85404-224-1. Diakses tanggal 18 December 2011. 
  58. ^ Turrell, Kerry (2004). Tungsten. Marshall Cavendish. hlm. 24. ISBN 0-7614-1548-3. 
  59. ^ Spirocore Tungsten C-String
  60. ^ High Energy Telescope (HET)
  61. ^ Hesse, Rayner W. (2007). "tungsten". Jewelrymaking through history: an encyclopedia. Westport, Conn.: Greenwood Press. hlm. 190–192. ISBN 978-0-313-33507-5. 
  62. ^ a b Gray, Theo (March 14, 2008). "How to Make Convincing Fake-Gold Bars". Popular Science. Diakses tanggal 2008-06-18. 
  63. ^ "Zinc Dimes, Tungsten Gold & Lost Respect", Jim Willie, Nov 18 2009
  64. ^ Largest Private Refinery Discovers Gold-Plated Tungsten Bar, March 2, 2010, Patrick A. Heller, reporting story by ProSieben
  65. ^ Reuters (1983-12-22). "Austrians Seize False Gold Tied to London Bullion Theft". The New York Times. Diakses tanggal 2012-03-25. 
  66. ^ Tungsten filled Gold bars, ABC Bullion, Thursday, March 22, 2012
  67. ^ Tungsten Alloy for Gold Substitution, China Tungsten
  68. ^ DeGarmo, E. Paul (1979). Materials and Processes in Manufacturing (edisi ke-5th). New York: MacMillan Publishing. 
  69. ^ Curry, Thomas S.; Dowdey, James E.; Murry, Robert C.; Christensen, Edward E. (1990-08-01). Christensen's physics of diagnostic radiology. hlm. 29–35. ISBN 978-0-8121-1310-5. 
  70. ^ Hasz, Wayne Charles et al. (August 6, 2002) "X-ray target" U.S. Patent 6.428.904
  71. ^ "Non-Sag Doped Tungsten - Union City Filament". Union City Filament (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-28. 
  72. ^ Li Yadong. "From Surfactant–Inorganic Mesostructures to Tungsten Nanowires". 
  73. ^ Volker Cimalla (2008). "Nanomechanics of single crystalline tungsten nanowires". Journal of Nanomaterials. 
  74. ^ CNR Rao (2006). "High-sensitivity hydrocarbon sensors based on tungsten oxide nanowires". J of Materials Chemistry. 
  75. ^ Liu, M.; Peng, J.; et al. (2016). "Two-dimensional modeling of the self-limiting oxidation in silicon and tungsten nanowires". Theoretical and Applied Mechanics Letters. 6 (5): 195–199. doi:10.1016/j.taml.2016.08.002. 
  76. ^ JTL Thong (2010). "Thermal oxidation of polycrystalline tungsten nanowire" (PDF). Journal of Applied Physics. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-03-15. Diakses tanggal 2017-06-21. 
  77. ^ Lassner, Erik (1999). Tungsten: Properties, Chemistry, Technology of the Element, Alloys and Chemical Compounds. Springer. hlm. 409–411. ISBN 0-306-45053-4. 
  78. ^ Stiefel, E. I. (1998). "Transition metal sulfur chemistry and its relevance to molybdenum and tungsten enzymes" (PDF). Pure & Appl. Chem. 70 (4): 889–896. doi:10.1351/pac199870040889. 
  79. ^ Khangulov, S. V.; et al. (1998). "Selenium-Containing Formate Dehydrogenase H from Escherichia coli: A Molybdopterin Enzyme That Catalyzes Formate Oxidation without Oxygen Transfer". Biochemistry. 37 (10): 3518–3528. doi:10.1021/bi972177k. PMID 9521673. 
  80. ^ ten Brink, Felix (2014). "Chapter 2. Living on acetylene. A Primordial Energy Source". Dalam Peter M.H. Kroneck; Martha E. Sosa Torres. The Metal-Driven Biogeochemistry of Gaseous Compounds in the Environment. Metal Ions in Life Sciences. 14. Springer. hlm. 15–35. doi:10.1007/978-94-017-9269-1_2. 
  81. ^ Schrader, Thomas; Rienhofer, Annette; Andreesen, Jan R. (1999). "Selenium-containing xanthine dehydrogenase from Eubacterium barkeri". Eur. J. Biochem. 264 (3): 862–71. doi:10.1046/j.1432-1327.1999.00678.x. PMID 10491134. 
  82. ^ Andreesen, J. R.; Makdessi, K. (2008). "Tungsten, the Surprisingly Positively Acting Heavy Metal Element for Prokaryotes". Annals of the New York Academy of Sciences. 1125: 215–229. Bibcode:2008NYASA1125..215A. doi:10.1196/annals.1419.003. PMID 18096847. 
  83. ^ Petkewich, Rachel A. (19 January 2009). "Unease over Tungsten". Chemical & Engineering News. 87 (3): 63–65. doi:10.1021/cen-v087n003.p063. ISSN 0009-2347. 
  84. ^ Inouye, L. S.; et al. (2006). "Tungsten effects on survival, growth, and reproduction in the earthworm, eisenia fetida". Environmental Toxicology & Chemistry. 25 (3): 763. doi:10.1897/04-578R.1. 
  85. ^ McQuaid A; Lamand M; Mason J. (1994). "Thiotungstate-copper interactions II. The effects of tetrathiotungstate on systemic copper metabolism in normal and copper-treated rats". J Inorg Biochem. 53 (3): 205. doi:10.1016/0162-0134(94)80005-7. 
  86. ^ Strigul, N; Koutsospyros, A; Arienti, P; Christodoulatos, C; Dermatas, D; Braida, W (2005). "Effects of tungsten on environmental systems". Chemosphere. 61 (2): 248–58. doi:10.1016/j.chemosphere.2005.01.083. PMID 16168748. 
  87. ^ Koutsospyros, A.; Braida, W.; Christodoulatos, C.; Dermatas, D.; Strigul, N. (2006). "A review of tungsten: From environmental obscurity to scrutiny". Journal of Hazardous Materials. 136 (1): 1–19. doi:10.1016/j.jhazmat.2005.11.007. PMID 16343746. 
  88. ^ Lagarde, F.; Leroy, M. (2002). "Metabolism and toxicity of tungsten in humans and animals". Metal ions in biological systems. 39: 741–59. doi:10.1201/9780203909331.ch22. PMID 11913143.  juga dilaporkan Astrid Sigel; Helmut Sigel (2002). Molybdenum and tungsten: their roles in biological processes. CRC Press. hlm. 741 ff. ISBN 0-8247-0765-6. 
  89. ^ Masten, Scott (2003). "Tungsten and Selected Tungsten Compounds – Review of Toxicological Literature" (PDF). National Institute of Environmental Health Sciences. Diakses tanggal 2009-03-19. 
  90. ^ Marquet, P.; et al. (1997). "Tungsten determination in biological fluids, hair and nails by plasma emission spectrometry in a case of severe acute intoxication in man". Journal of forensic sciences. 42 (3): 527–30. PMID 9144946. 
  91. ^ "CDC – NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards – Tungsten". www.cdc.gov. Diakses tanggal 2015-11-24. 
  92. ^ General Electric Co. v. De Forest Radio Co., 28 F.2d 641, 643 (3rd Cir. 1928)
  93. ^ Guruswamy, Lakshman D.; McNeely, Jeffrey A. (1998). Protection of global biodiversity: converging strategies. Duke University Press. hlm. 333–. ISBN 978-0-8223-2188-0. 

Pranala luar

sunting