Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
Kode Pelumas
suntingKode yang tertera pada kemasan pelumas menunjukkan tipe pemakaian untuk mesin agar lebih optimal. Meski memuat informasi penting, namun sering konsumen tidak memperhatikan atau paham. Ada tiga lembaga internasional yang dianggap berwenang untuk menentukan standart mutu minyak pelumas dunia yaitu SAE, JASO dan API.
1. SAE (Society of Automotive Engineers)
suntingSAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers, suatu asosiasi yang mengatur standardisasi di berbagai bidang seperti bidang rancang desain teknik, manufaktur, dll. Kode SAE digunakan untuk menunjukkan tingkat kekentalan (viscocity).
Tulisan seperti ini: SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50, adalah standardisasi yang dikeluarkan oleh pihak SAE untuk kualitas dari kekentalan oli.
Angka di sebelah kiri tanda W adalah nilai kekentalan oli ketika mesin dingin.
Kemudian angka di sebelah kanan W adalah nilai kekentalan oli ketika mesin beroperasi pada suhu kerjanya.
Semakin besar angkanya (baik kiri maupun kanan) itu artinya adalah semakin kental pada kondisinya.
Misalnya ada yang sama-sama 15W, tetapi kalau yang satu 15W-40 yang satunya lagi 15W-50, maka keduanya memang punya kekentalan sama saat mesin dingin, tetapi ketika mesin beroperasi, yang 15W-40 akan lebih encer daripada 15W-50.
Semakin kental oli, maka pelumasan semakin baik. Tapi pada batas tertentu, semakin kentalnya oli malah menghambat kerja part yang bergerak. Analoginya begini, tentu anda akan lebih mudah bergerak di air encer daripada air kental (itulah mengapa penggunaan oli encer kan membuat tarikkan lebih enteng, dsm), namun sebenarnya tingkat keausan lebih mudah terjadi pada pelumas yang lebih encer daripada oli kental.
2. JASO (Japanese Automotive Standards Organization)
suntingJASO (Japanese Automotive Standards Organization) mengeluarkan Kode seperti JASO MA, JASO MB: adalah standardisasi yang dikeluarkan oleh terkait jenis oli terkait di mana saja bagian mesin yang boleh dilumasi oleh oli tersebut.
JASO MA adalah jenis oli yang boleh melumasi mesin, transmisi, sekaligus kopling. Poin utamanya adalah di sektor pelumasan kopling, tipe JASO MA mampu melumasi bagian kopling tanpa membuat kopling selip (kopling yang selip menyebabkan tenaga tidak disalurkan dengan baik dari mesin ke transmisi). Contoh kendaraan yang wajib pakai JASO MA: Motor semi-otomatis & motor manual (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling ikut mendapat pelumasan dari oli ; kopling basah)
JASO MB adalah jenis oli yang hanya boleh melumasi mesin dan transmisi saja. Bila oli JASO MB digunakan untuk melumasi sektor kopling akan menyebabkan kecendurngan slip kopling menjadi besar. Contoh kendaraan yang bisa pakai JASO MB: Motor automatic & mobil pada umumnya (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling tidak ikut mendapat pelumasan dari oli ; kopling kering)
3. API (American Petroleum Institute)
suntingSedangkan API menggunakan kode seri S untuk mesin Bensin dan C untuk mesin diesel. Kode ditunjukkan untuk pembeda kualitas berdasar ujian dengan mesin tes. Huruf S dan C akan selalu disertai huruf lain yang berurutan dari A, yang merupakan kualitas terendah sampai Z berkualitas terbaik. Klasifikasi penggunaan pelumas menurut kode API sebagai berikut:
Klasifikasi Pemakaian Mesin Bensin
sunting- Kode SD: Satu tingkat dibawah SE.
- Kode SC: Mampu mencegah karat dan besi dari keropos. dibuat khusus untuk mobil keluaran 1967
Klasifikasi Pemakaian Mesin Diesel
sunting- Kode CC: Sangat cocok untuk mesin diesel untuk kendaraan bermotor baik yang bertugas berat (truk) atau mobil berpenumpang.
- Kode CD: Cocok untuk mesin alat-alat besar meskipun sudah dilengkapi dengan turbo charger.
Referensi
sunting- API 1509, Engine Oil Licensing and Certification System, 15th Edition, 2002. Appendix E, API Base Oil Interchangeability Guidelines for Passenger Car Motor Oils and Diesel Engine Oils (revised)
- Boughton and Horvath, 2003, Environmental Assessment of Used Oil Management Methods, Environmental Science and Technology, V38
- I.A. Inman. Compacted Oxide Layer Formation under Conditions of Limited Debris Retention at the Wear Interface during High Temperature Sliding Wear of Superalloys, Ph.D. Thesis (2003), Northumbria University ISBN 1-58112-321-3
- Mercedes-Benz oil recommendations, extracted from factory manuals and personal research Diarsipkan 2007-10-15 di Wayback Machine.
- Measuring reserve alkalinity and evaluation of wear dependence Diarsipkan 2008-01-15 di Wayback Machine.
- Testing used oil quality, list of possible measurements Diarsipkan 2008-01-15 di Wayback Machine.
- Lubricant Additives: Chemistry and Applications, Leslie R. Rudnick, CRC Press.
- SAE-ISO-AGMA viscosity conversion chart
- Chart of API Gravity and Specific gravity
- https://adeoctag92.wordpress.com/2013/03/25/pengertian-pelumas-oli/
- http://www.mechaniconlines.com/2014/05/macam-dan-jenis-produk-oli-pelumas.html Diarsipkan 2016-03-21 di Wayback Machine.
- https://gudangpelumas.wordpress.com/tag/tips-memilih-oli-pelumas-yang-baik/ Diarsipkan 2013-01-16 di Wayback Machine.
- Penggunaan Pelumas Mesin Diarsipkan 2016-08-18 di Wayback Machine.