[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Kitab Kejadian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kejadian)

Kitab Kejadian (disingkat Kejadian; akronim Kej.; bahasa Ibrani: סֵפֶר בְּרֵאשִׁית, translit. Sefer Beresyit‎) merupakan kitab pertama dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani).

Kitab ini menceritakan tentang penciptaan dunia, sejarah awal umat manusia, nenek moyang Israel dan asal usul orang-orang Yahudi.[1]

Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, dikatakan bahwa Kitab Kejadian ditulis oleh Musa, begitupula Kitab Keluaran, Imamat, dan sebagian besar isi dari Kitab Ulangan. Namun para ilmuwan modern, khususnya sejak abad ke-19, menganggap kitab-kitab tersebut ditulis pada abad ke-6–5 SM, yakni ratusan tahun setelah masa di mana Musa seharusnya hidup.[2][3] Berdasarkan penafsiran ilmiah dari bukti-bukti arkeologis, genetik, dan linguistik, kebanyakan ilmuwan menilai bahwa Kitab Kejadian bukanlah fakta sejarah melainkan hanyalah mitos Yahudi-Kristen.

Dalam Yudaisme, kepentingan teologis dari Kitab Kejadian berpusat pada perjanjian yang menghubungkan Tuhan dengan bangsa pilihan-Nya dan bangsa pilihan-Nya dengan Tanah Perjanjian. Kekristenan telah menafsirkan Kitab Kejadian sebagai gambaran awal dari keimanan penting tertentu dari Kekristenan, terutama akan butuhnya keselamatan (harapan atau jaminan untuk semua orang Kristen) dan tindakan penebusan Kristus di kayu Salib sebagai pemenuhan atas perjanjian sebagai Anak Allah.

Nama "Kejadian" merupakan terjemahan bebas dari nama kitab ini dalam versi Septuaginta Yunani, "Genesis" (Γένεσις, translit. Génesis, har. "asal, permulaan, awal, kelahiran, penciptaan"). Nama tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani bahasa Ibrani: בְּרֵאשִׁית‎ (beresyit), yang secara harfiah berarti "pada mulanya".[4] Nama tersebut diambil dari kata pertama dalam kitab ini, yaitu kata pertama pada Kejadian 1:1 sebagai berikut.

בְּרֵאשִׁית, בָּרָא אֱלֹהִים, אֵת הַשָּׁמַיִם, וְאֵת הָאָרֶץ. (Teks Ibrani)
Beresyit, bara elohim, et hassyamayim, we'et ha'arets.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (TB)

— Kejadian 1:1

Kitab Kejadian secara garis besar menceritakan kisah-kisah sebelum zaman Musa, dimulai dari kisah penciptaan hingga cerita leluhur bangsa Israel yang pindah dari Kanaan ke Mesir.

Pembagian

[sunting | sunting sumber]

Kitab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar menurut jenis isi yang terkandung di dalam kitab ini. Pembagian dan penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut.

Pembagian berdasarkan fakta Alkitab

Zaman permulaan

[sunting | sunting sumber]

Bagian pertama ini mencakup Kejadian 111. Bagian ini mengemukakan konsep penulis kitab atas sifat ketuhanan dan hubungan manusia dengan pencipta-Nya.[5] Bagian ini memuat beberapa daftar toledot ("riwayat, silsilah"), ada yang berbentuk riwayat (narasi) dan ada yang berbentuk silsilah (daftar keturunan). Toledot yang muncul pada bagian ini di antaranya adalah riwayat penciptaan (1:1), riwayat langit dan bumi (2:4), silsilah Adam (5:1), riwayat Nuh (6:9), silsilah Sem, Ham, dan Yafet (10:1), silsilah Sem (11:10), dan riwayat Terah (11:27).[6][7]

Zaman bapa leluhur

[sunting | sunting sumber]

Bagian kedua yang disebut sejarah mencakup Kejadian 1250. Bagian ini menggambarkan zaman prasejarah bangsa Israel, yaitu bangsa pilihan Allah, dengan menceritakan para bapa leluhur mereka.[8][9] Seperti halnya bagian pertama, bagian ini juga memuat beberapa daftar toledot, yang terdiri dari silsilah Ismael (25:12), riwayat Ishak (25:19), riwayat dan silsilah Esau (36:1, 36:9), dan riwayat Yakub (37:2).[6][7]

Atas perintah Tuhan, keturunan Nuh, yakni Abraham, melakukan perjalanan dari tempat kelahirannya (dideskripsikan sebagai Ur Kasdim) ke tanah Kanaan yang diberikan Tuhan, di mana ia tinggal sebagai pendatang, sebagaimana putranya yaitu Ishak dan cucunya yaitu Yakub. Nama Yakub diubah menjadi "Israel", dan melalui perantaraan putranya, yakni Yusuf, anak-anak Israel turun ke Mesir, 70 orang dengan semua rumah tangga mereka dan Tuhan menjanjikan masa depan yang besar bagi mereka. Kejadian berakhir dengan Israel di Mesir, siap untuk kedatangan Musa dan Peristiwa Eksodus. Narasi ini diselingi oleh serangkaian perjanjian dengan Tuhan, yang secara berturut-turut mengerucut cakupannya dari seluruh umat manusia (perjanjian dengan Nuh) menjadi hubungan khusus dengan satu orang saja (Abraham dan keturunannya melalui Ishak dan Yakub).[10]

Ayat penting

[sunting | sunting sumber]

Ayat-ayat penting yang ada di dalam kitab ini:

  • Kejadian 1:1: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
  • Kejadian 1:26–27: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
  • Kejadian 1:31: Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
  • Kejadian 2:2: Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
  • Kejadian 3:15: "Aku (TUHAN) akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
  • Kejadian 12:3: "Aku (TUHAN) akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau (Abram/Abraham), dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
  • Kejadian 49:10: (Yakub berkata) "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa."

Ringkasan

[sunting | sunting sumber]

Narasi dimulai dengan TUHAN Allah menciptakan dunia beserta isinya dan melihat bahwa semuanya itu baik. Kemudian, Allah menciptakan manusia lalu membuat manusia "beranak cucu dan bertambah banyak" dan berkuasa atas isi dunia. Namun, manusia lalu jatuh ke dalam dosa dan semakin lama semakin menodai dunia dengan dosa. Salah satunya adalah ketika Kain yang membunuh adiknya Habel karena iri hati. Karena kejahatan manusia tersebut, Allah kemudian menghapuskan semua ciptaan-Nya dengan air bah, kecuali Nuh dan segala makhluk hidup yang berada di dalam bahtera bersamanya. Allah berjanji pada Nuh bahwa Ia tidak akan pernah lagi menurunkan air bah untuk memusnahkan segala makhluk hidup, dan manusia kembali "beranak cucu dan bertambah banyak". Namun manusia sekali lagi mencobai Allah dengan ingin membangun menara Babel yang mencapai langit, tetapi Ia menghukum manusia dengan mengacaubalaukan bahasa manusia dan mencerai-beraikan mereka ke seluruh bumi.

Allah berfirman kepada Abram (keturunan Nuh) untuk meninggalkan negeri kelahirannya, Ur-Kasdim, dan menuju ke tanah perjanjian, negeri Kanaan. Abram berangkat bersama Sarai (istri), Lot (anak Haran, saudara Abram) yang kemudian berpisah dari Abram, serta harta benda mereka; lalu rombongannya sampai di Kanaan dan ia menetap di tempat itu sebagai pendatang. Kemudian, Allah mengadakan perjanjian melalui tanda sunat kepada Abram (yang menjadi Abraham, karena ia akan menjadi "bapa bagi sejumlah besar bangsa") bahwa Sarai (yang menjadi Sara) akan mengandung Ishak dan bahwa keturunannya akan menjadi sangat besar jumlahnya. Sementara itu, Sodom dan Gomora (yang sebelumnya ditinggali oleh Lot) dihancurkan karena kejahatan penduduknya; dan juga Hagar (budak Sara) dan Ismael (anak Hagar dan Abraham) diusir oleh karena permintaan Sara, tetapi Allah berjanji bahwa keturunan Ismael juga akan menjadi besar. Setelah Ishak lahir dan bertumbuh, Allah mencobai Abraham dengan menyuruhnya mengorbankan Ishak, dan ia akan benar-benar menuruti-Nya jika tidak dihentikan oleh Allah. Allah telah melihat iman Abraham dan kembali menegaskan janji-Nya. Setelah Sara meninggal dunia, Abraham mengambil Ketura sebagai istri dan melahirkan anak-anak baginya.

Setelah Ishak cukup umur, Abraham menyuruh hamba tertuanya untuk melakukan perjalanan ke rumah sanak saudaranya untuk membawa pulang seorang perempuan untuk menjadi istri Ishak. Setelah hamba itu bertemu dengan Ribka (anak Betuel, anak Nahor, anak Abraham), ia menuju ke rumah keluarga Ribka untuk meminta mereka membawa pulang Ribka. Setelah mereka pulang dan Ribka bertemu Ishak, mereka kemudian menikah. Setelah Abraham meninggal, Ribka melahirkan anak kembar, Esau dan Yakub.

Yakub lebih disayang oleh Ribka, sedangkan Esau, kakaknya, lebih disayang oleh Ishak. Namun karena kesembronoan Esau dan bantuan Ribka, Yakub memperoleh hak dan berkat kesulungan dari Ishak. Dendam Esau kepada Yakub membuatnya melarikan diri ke rumah Laban (saudara Ribka). Di sana, ia menikahi Lea dan Rahel, adiknya yang lebih dicintai Yakub. Ia memperoleh 11 anak dari kedua istrinya serta Zilpa dan Bilha, budak keduanya. Laban mulai mencurangi harta bagian Yakub yang diusahakannya, sehingga Allah kemudian berfirman kepada Yakub untuk lari dari Laban dan pulang kepada keluarganya. Laban mengejarnya dan berhasil menemui Yakub, lalu mereka membuat perjanjian damai di antara mereka. Rombongan Yakub mendapati rombongan Esau tidak jauh dari mereka, tetapi Yakub takut bertemu Esau. Malam itu, ia bergulat dengan seorang pria dan mendapatkan nama "Israel". Ia kemudian bertemu Esau dan bersujud meminta maaf kepadanya, tetapi kabur sewaktu diundang Esau ke kediamannya. Lalu Allah kembali menegaskan janji kepada Abraham kepada Yakub. Setelah itu lahirlah Benyamin, anak ke-12 Yakub, tetapi ibunya Ribka mati bersalin. Yakub tinggal dengan Ishak hingga ayahnya itu meninggal dunia.

Yusuf, anak kesayangan Yakub, dibenci oleh saudara-saudaranya. Mereka menyekap Yusuf, lalu menjualnya kepada orang Midian dan dibawa ke Mesir kepada Potifar (kepala pengawal Firaun). Sementara itu, Yehuda, anak Yakub, berpisah sementara dari keluarganya, lalu menikah dan mendapatkan beberapa anak. Yusuf, yang ada di rumah Potifar, berhasil menjadi orang kepercayaan dan pengurus rumah tersebut. Namun istri Potifar kemudian memfitnahnya dan ia dipenjara. Di penjara, Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti. Beberapa lama kemudian, Firaun juga mendapatkan mimpi, lalu Yusuf mengartikan mimpinya itu, yaitu adanya tujuh tahun kelimpahan diikuti tujuh tahun kelaparan di seluruh tanah Mesir. Yusuf diangkat sebagai mangkubumi Mesir, lalu ia menyimpan sebanyak mungkin persediaan sebelumnya, dan bencana kelaparan melanda seluruh dunia ketika menjualnya kepada orang Mesir dan para pendatang.

Yakub dan keluarganya juga terimbas bencana kelaparan, sehingga anak-anak Israel harus pergi ke Mesir untuk memperoleh gandum. Di sana mereka bertemu dengan Yusuf tetapi tidak mengenalinya. Yusuf menahan Simeon (saudaranya) dan menyuruh mereka membawa Benyamin yang ditinggal di rumah bersama Yakub. Setelah mereka membawa Benyamin kepada Yusuf, ia menyuruh kepala rumahnya untuk menjebak mereka dengan menyelipkan piala Yusuf pada karung milik Benyamin, lalu ia menuduhnya mencuri dan berkata akan menjadikannya budak. Yehuda meminta agar dirinya saja yang menjadi budak, karena jika Benyamin tidak pulang, ayahnya Yakub akan mati karena sedihnya. Yusuf tidak dapat menahan haru, lalu membuka identitasnya kepada saudara-saudaranya. Setelah itu, mereka pulang menjemput ayah mereka dan membawa segala harta benda mereka ke Mesir. Yakub bertemu dan melepas haru kepada Yusuf, dan setelah itu mereka sekeluarga tinggal di tanah Gosyen. setelah itu, Yusuf kembali mengurus bencana tersebut. Ketika Yakub hampir meninggal, ia mengadopsi anak Yusuf, Efraim dan Manasye, sehingga warisan mereka setara dengan anak-anak Yakub. Setelah itu Yakub meninggal dan keluarga yang ditinggalkan terus hidup berkecukupan. Narasi diakhiri dengan Yusuf yang meninggal dunia.

Naskah sumber

[sunting | sunting sumber]

Kitab Kejadian memiliki beberapa sumber tertulis yang menjadi bukti tertulis dari kitab ini. Sumber tersebut adalah sebagai berikut.

  • Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
  • Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
  • Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[11]
    • 1Q1 Genesis (1QGen)
    • 2Q1 Genesis (2QGen)
    • 4Q1 Genesis-Exodusa (4QGen-Exoda)
    • 4Q2 Genesisb (4QGenb)
    • 4Q3 Genesisc (4QGenc)
    • 4Q4 Genesisd (4QGend)
    • 4Q5 Genesise (4QGene)
    • 4Q6 Genesisf (4QGenf)
    • 4Q7 Genesisg (4QGeng)
    • 4Q8 Genesish1 (4QGenh1)
    • 4Q8a Genesish2 (4QGenh2)
    • 4Q8b Genesish-para (4QGenh-para)
    • 4Q9 Genesisj (4QGenj)
    • 4Q10 Genesisk (4QGenk)
    • 4Q11 paleoGenesis-Exodusl (4QpaleoGen-Exodl)
    • 4Q12 paleoGenesism (4QGenm)
    • 4Q483 Genesis (4Q483Gen)
    • 4Q576 Genesisn (4QGenn)
    • 6Q1 paleoGenesis (6QGen)
    • 8Q1 Genesis (8QGen)
    • Wadi Sdeir 1

Judul perikop dalam Kitab Kejadian menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Penciptaan dan kejatuhan manusia
Nuh, air bah, dan Menara Babel
  • Kejahatan manusia (6:1–8)
  • Riwayat Nuh (6:9–22)
  • Air bah (7:1–24)
  • Air bah surut (8:1–22)
  • Perjanjian Allah dengan Nuh (9:1–17)
  • Nuh dan anak-anaknya (9:18–29)
  • Daftar bangsa-bangsa keturunan Sem, Ham, dan Yafet (10:1–32)
  • Menara Babel (11:1–9)
  • Keturunan Sem (11:10–26)
  • Daftar keturunan Terah (11:27–32)
Abraham
  • Abram dipanggil Allah (12:1–9)
  • Abram di Mesir (12:10–20)
  • Abram dan Lot berpisah (13:1–18)
  • Abram mengalahkan raja-raja di Timur dan menolong Lot (14:1–16)
  • Pertemuan Abram dan Melkisedek (14:17–24)
  • Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya (15:1–21)
  • Hagar dan Ismael (16:1–16)
  • Allah mengulangi menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham (18:1–15)
  • Doa syafaat Abraham untuk Sodom (18:16–33)
  • Sodom dan Gomora dimusnahkan ─ Lot diselamatkan (19:1–29)
  • Lot dan kedua anaknya perempuan (19:30–38)
  • Abraham dan Abimelekh (20:1–18)
Ishak
  • Ishak lahir (21:1–7)
  • Abraham mengusir Hagar dan Ismael (21:8–21)
  • Perjanjian Abraham dengan Abimelekh (21:22–34)
  • Kepercayaan Abraham diuji (22:1–19)
  • Keturunan Nahor (22:20–24)
  • Sara mati dan dikuburkan (23:1–20)
  • Ribka dipinang bagi Ishak (24:1–67)
  • Keturunan Abraham dari Ketura (25:1–6)
  • Abraham meninggal dan dikuburkan (25:7–11)
  • Keturunan Ismael (25:12–18)
Yakub
  • Esau dan Yakub (25:19–34)
  • Ishak di negeri orang Filistin (26:1–35)
  • Yakub diberkati Ishak sebagai anak sulung (27:1–40)
  • Yakub lari ke Mesopotamia (27:41 – 28:9)
  • Mimpi Yakub di Betel (28:10–22)
  • Yakub di rumah Laban (29:1–30)
  • Anak-anak Yakub (29:31 – 30:24)
  • Yakub memperoleh ternak (30:25–43)
  • Yakub lari meninggalkan Laban (31:1–21)
  • Laban mengejar Yakub (31:22–42)
  • Perjanjian antara Yakub dan Laban (31:43–55)
  • Yakub takut bertemu dengan Esau (32:1–21)
  • Pergumulan Yakub dengan Allah (32:22–32)
  • Yakub berbaik kembali dengan Esau (33:1–20)
  • Dina dan Sikhem (34:1–31)
  • Yakub di Betel untuk kedua kalinya (35:1–15)
  • Kelahiran Benyamin – Rahel mati (35:16–22a)
  • Anak-anak Yakub — Ishak mati (35:22b–29)
  • Keturunan Esau (36:1–19)
  • Keturunan Seir (36:20–30)
  • Raja-raja Edom (36:31–43)
Yusuf
  • Yusuf dan saudara-saudaranya (37:1–11)
  • Yusuf dijual ke tanah Mesir (37:12–36)
  • Yehuda dan Tamar (38:1–30)
  • Yusuf di rumah Potifar (39:1–23)
  • Mimpi juru minuman dan juru roti (40:1–23)
  • Mimpi Firaun (41:1–36)
  • Yusuf di Mesir sebagai penguasa (41:37–57)
  • Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir (42:1–38)
  • Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua kalinya (43:1–34)
  • Piala Yusuf hilang dan didapati (44:1–17)
  • Yehuda membela Benyamin (44:18–34)
  • Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya (45:1–28)
  • Yakub pindah ke Mesir (46:1–34)
  • Yakub dan Firaun (47:1–12)
  • Tindakan Yusuf (47:13–31)
  • Yakub pada akhir hidupnya (47:27–31)
  • Yakub memberkati Manasye dan Efraim (48:1–22)
  • Perkataan Yakub yang penghabisan kepada anak-anaknya (49:1–28)
  • Yakub meninggal dan dikuburkan (49:29 – 50:14)
  • Yusuf menghiburkan hati saudara-saudaranya (50:15–21)
  • Yusuf meninggal (50:22–26)

Menurut teori yang dikemukakan oleh P.J. Wiseman (disebut "Tablet Theory" atau "Colophon Theory") Kitab Kejadian merupakan kumpulan lempengan-lempengan atau tablets berdasarkan kata kunci "Toledot" (diartikan "Riwayat/Silsilah") sebagai pembuka dan ditutup dengan suatu kolofon yang umumnya memuat nama pembuatnya, sebagai berikut:[12][13]

Tablet Riwayat/Silsilah Permulaan Naratif Kolofon
1 Penciptaan alam semesta 1:1 1:2 - 2:3 "riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan." 2:4
2 Bumi dan langit 2:4 2:5 - 4:26 "riwayat Adam." 5:1
3 Adam sampai Nuh 5:1 - 32 6:1 - 8 "riwayat Nuh." 6:9
4 Nuh sampai Sem, Ham, dan Yafet 6:9 - 10 6:11 to 9:29 "riwayat Sem, Ham, dan Yafet, anak-anak Nuh." 10:1
5 Keturunan Sem, Ham, dan Yafet 10:1 - 32 11:1 - 9 "riwayat Sem." 11:10
6 Sem sampai Terah 11:10 - 26 tanpa naratif "riwayat Terah." 11:27
7 Terah sampai Abraham 11:27 11:28 to 25:11 "riwayat putra Abraham, Ismael." 25:12 (putra tertua)
8 Keturunan Ismael 25:13 - 18 tanpa naratif "riwayat putra Abraham, Ishak." 25:19
9 Abraham sampai Ishak 25:19 25:20 to 35:29 "riwayat Esau." 36:1 (putra tertua)
10 Keturunan Esau 36:2 - 5 36:6 - 8 "riwayat Esau." 36:9
11 Keturunan Yakub 36:10 - 37:1 tanpa naratif "riwayat Yakub." 37:2
Yusuf tanpa silsilah 37:2 - 50:26 tanpa kolofon
Pernyataan yang mengikuti setiap kolofon merupakan permulaan lempengan berikutnya; misalnya, di Kejadian 2:4 tertulis "Ketika TUHAN Allah membuat bumi dan langit…" adalah permulaan riwayat Adam.

Kaitan dengan kitab lain

[sunting | sunting sumber]

Kitab Kejadian dirujuk oleh setiap kitab dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen dalam berbagai bentuk, baik kutipan langsung kata demi kata, maupun penyebutan nama tokoh yang seluruh riwayatnya hanya ditulis dalam kitab ini, misalnya Adam, Nuh, dan Abraham.

Nama Abraham disebut-sebut dalam keempat kitab Taurat setelah kitab Kejadian, dan sebagian besar kitab-kitab sesudahnya. Sedangkan nama-nama kedua belas suku Israel yang bermula dari putra-putra Yakub, yang kelahirannya dicatat dalam kitab Kejadian, menjadi kunci identitas seseorang yang tergolong bangsa Israel, karena semuanya diyakini diturunkan dari Yakub (yang diberi nama "Israel" oleh Tuhan Allah).

Dalam Perjanjian Baru, kisah-kisah penciptaan manusia (laki-laki dan perempuan), air bah pada zaman Nuh dan Abraham disinggung berulang kali, baik dalam kitab-kitab Injil maupun kitab-kitab lainnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa catatan-catatan dalam Kitab Kejadian merupakan landasan penting bagi kitab-kitab sesudahnya.

Hubungan dengan kitab-kitab Taurat lain

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar ilmuwan abad ke-20 sepakat bahwa kelima kitab Taurat; yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan berasal dari 4 sumber, yakni Yahwis, Elohis, Deutoronomis dan Keimaman, yang masing-masing menceritakan cerita dasar yang sama, dan kemudian dikumpulkan oleh berbagai editor.[14] Sejak tahun 1970-an, terjadi revolusi yang membuat para ilmuwan memandang bahwa sumber Elohis tidak lebih dari variasi dari sumber Yahwis, dan sumber Keimaman sebagai badan revisi dan perluasan materi dari sumber Yahwis (atau "non-Keimaman"). (Sumber Deuteronomis tidak muncul dalam Kitab Kejadian).[15]

Para ilmuwan menggunakan contoh cerita berulang dan duplikat dalam Kitab-Kitab tersebut untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang terpisah. Dalam Kitab Kejadian, beberapanya termasuk mengenai tiga kisah berbeda, yakni tentang seorang bapak bangsa yang mengklaim bahwa istrinya adalah adik perempuannya, dua kisah penciptaan, dan dua versi tentang Abraham yang mengirim Hagar dan Ismael ke padang pasir.[16]

Ini meninggalkan pertanyaan, kapan karya-karya ini dibuat. Para ahli di paruh pertama abad ke-20 menyimpulkan bahwa sumber Yahwis adalah produk dari periode monarki, khususnya di istana Salomo, di abad ke-10 SM, dan karya Keimaman berasal dari pertengahan abad ke-5 SM (dengan klaim bahwa penulisnya adalah Ezra), tetapi penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa sumber Yahwis berasal dari sebelum atau selama penawanan orang-orang Israel di Babilonia pada abad ke-6 SM, dan edisi final dari sumber Keimaman dikarang pada masa-masa akhir penawanan tersebut, atau tidak lama kemudian.[3] Hampir tidak adanya semua karakter dan peristiwa yang disebutkan dalam pasal 1-11 dari sisa Alkitab Ibrani telah menyebabkan minoritas yang cukup besar dari para ilmuwan pada kesimpulan bahwa bab-bab ini disusun pada waktu yang lebih kedepan, kemungkinan pada abad ke-3 SM.[17]

Adapun mengapa kitab ini dibuat, sebuah teori yang telah menarik banyak perhatian, meskipun masih kontroversial, adalah "otorisasi Kekaisaran Persia." Teori ini menyebutkan bahwa Persia dari Kekaisaran Akhemeniyah, setelah penaklukan Babel pada tahun 539 SM setuju untuk memberikan Yerusalem otonomi lokal dalam jumlah besar di dalam kekaisarannya tetapi mengharuskan otoritas lokal untuk menghasilkan satu kode hukum yang diterima oleh seluruh komunitas. Dua kelompok kuat yang membentuk komunitas saat itu yakni—keluarga imam yang mengendalikan Kuil Kedua dan yang mengklaim mereka adalah keturunan Musa dan yang mengembara dari Mesir, dan "para tetua" yang terdiri dari keluarga-keluarga pemilik tanah utama yang mengklaim asal-usul mereka dari Abraham, yang telah "memberi" mereka tanah tersebut—kerap kali berkonflik dalam banyak masalah, dan masing-masing memiliki "sejarah asal-usul" sendiri, tetapi janji Persia untuk meningkatkan otonomi lokal secara besar-besaran memberikan insentif yang kuat kepada mereka untuk berembuk memproduksi suatu teks bersama.[10]

Evolusi dalam pandangan Kitab Kejadian

[sunting | sunting sumber]

Evolusi di dalam pandangan Kitab Kejadian merupakan sesuatu yang bersifat subjektif. Kitab Kejadian menyampaikan bagaimana cara manusia mengalami perubahan. Pandangan objektif tidak menjadi suatu pandangan yang utama. Kitab Kejadian menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan ilmuwan di dalam menjelaskan disiplin ilmiah modern melalui bukti-bukti yang objektif. Namun, sejak abad ke-18, doktrin gereja mengenai penciptaan diubah dari pandangan dunia pikiran-sebelum materi menjadi dunia materi-sebelum pikiran. Kitab Kejadian mulai diberi penafsiran yang sesuai dengan hasil penemuan ilmu pengetahuan. Ini menimbulkan konsep evolusi sebagai bagian dari konsep penciptaan yang sifatnya anakronisme.[18]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sweeney 2012, hlm. 657.
  2. ^ Van Seters (1998), p. 5
  3. ^ a b Davies (1998), p. 37
  4. ^ Lasor, 2005.Pengantar Perjanjian Lama 1,Jakarta:BPK Gunung Mulia,111.
  5. ^ Bandstra 2008, hlm. 35.
  6. ^ a b Schwartz Diarsipkan 2020-10-21 di Wayback Machine. (2016), p.1
  7. ^ a b Leithart (2017)
  8. ^ Douglas dkk, 2007. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini; Jilid I A-L,Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 532.
  9. ^ Bandstra 2008, hlm. 78.
  10. ^ a b Bandstra (2004), pp. 28–29
  11. ^ Transkrip Naskah Laut Mati
  12. ^ Wiseman 1985, hlm. 79-80.
  13. ^ Hamilton 1990, hlm. 8–9, note: this author’s list of the same 11 tablets differs from A. J. and Donald Wiseman’s list over choice of beginning and ending verses for some tablets.
  14. ^ Gooder (2000), pp. 12–14
  15. ^ Van Seters (2004), pp. 30–86
  16. ^ Lawrence Boadt; Richard J. Clifford; Daniel J. Harrington (2012). Reading the Old Testament: An Introduction. Paulist Press. 
  17. ^ Gmirkin 2006, hlm. 240—241.
  18. ^ Black, Jonathan (2015). Wiyati, Nunung, ed. Sejarah Dunia yang Disembunyikan [The Secret History of the World]. Diterjemahkan oleh Soekato, I. B., dan Toha, A. Jakarta: PT Pustaka Alvabet. hlm. 76. ISBN 978-602-9193-67-1. 

Pustaka tambahan

[sunting | sunting sumber]