Ayam sutra
Nama lain | Silky |
---|---|
Negara asal | China |
Karakteristik | |
Berat | Jantan: 2-3 lbs. |
Betina: 1.5-2 lbs. | |
Warna kulit | Hitam atau biru |
Warna telur | Krim |
Comb type | Walnut |
Klasifikasi | |
APA | Asiatik |
PCGB | Soft Feather: Light[1] |
Ayam Gallus gallus domesticus |
Ayam sutra atau ayam kapas adalah ras ayam yang dinamakan sesuai bulunya yang halus dan terasa seperti sutra. Ras ini memiliki sifat-sifat yang tidak biasa seperti kulit dan tulang hitam, cuping telinga biru, dan kaki bercakar lima sedangkan ayam lain hanya ada empat cakar setiap kaki. Ayam sutra sering diperagakan di pertunjukan pesta dan tersedia dalam berbagai warna. Selain dari tampilan luar yang berbeda, ayam sutra dikenali dengan pembawaan yang tenang dan ramah. Ia adalah ras ayam yang jinak sekali. Ayam betinanya sangat suka mengeram dan pandai menjaga anak. Biarpun bertelur sedikit yaitu sekitar tiga butir seminggu, ayam sutra digunakan untuk mengerami telur ras ayam atau unggas lain karena sifatnya yang perinduk (suka mengeram).
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Tidak diketahui secara pasti sebenarnya dari mana atau bila asalnya ayam yang lengkap tentang ayam sutra, namun titik asal-usul yang paling jelas disejarahkan adalah berasal ari negara Cina kuno. Juga disebut di tempat-tempat di Asia Tenggara seperi India dan Jawa juga kemungkinan besar menjadi tempat asal-usulnya.[2] Catatan terawal yang masih ada tentang ayam sutra datangnya dari Marco Polo yang menulis tentang "ayam berbulu tebal" ketika menjelajahi Asia pada abad ke-13.[3] Pada 1598, Ulisse Aldrovandi, seorang penulis dan naturalis di Universitas Bologna, Italia, menerbitkan karangan yang menyeluruh tentang ayam yang masih dapat dibaca dan dipuji sampai hari ini, yang mana ditulisnya tentang "ayam berbulu bebiri" dan ayam yang "memakai bulu ibarat kucing hitam".[4]
Ciri-ciri
[sunting | sunting sumber]Ayam sutra dianggap ras ayam katai atau katik di sebagian negara, sedangkan banyak piawaian ras sedunia menggolongkan ayam sutra sebagai ayam biasa dan sutra katik sebagai varietas terpisah. Hampir semua jenis ayam sutra di Amerika Utara berukuran kecil, sedangkan di Eropa ayam sutra berukuran normal yang merupakan ayam sutra asli. Namun demikian, ayam sutra standar pun agak kecil, yang mana ayam jantan beratnya hanya 1.8 kg, dan ayam betinanya 1.36 kg.[3] American Standard of Perfection menuntut agar ayam sutra jantan berberat 1 kg dan yang betina pula 910 gram.[2]
Tebalnya bulu inipada mulanya hanya ada pada ayam sutra, tetapi akhir-akhir ini perbuluan ayam sutra telah diterapkan kepada beberapa ras ayam lain, terutama Chabo yang telah dikenalkan di Inggris dan Belanda.[5][6] Bulunya diserupakan dengan sutra dan bulu binatang, sehingga tampilan luarnya menjadi lebih lembut dan tebal.[7] Bulunya kekurangan barbisel yang berfungsi, oleh karena itu ayam ini tidak dapat terbang seperti ayam lain.[2]
Ayam sutra terbagi menjadi ayam yang berjanggut dan tidak berjanggut. Ayam sutra berjanggut ada satu lagi sarung bulu di bawah paruh yang menutup cuping telinga.
Ayam sutra juga terbagi menurut pola warna. Pola warna yang sesuai untuk peragaan adalah hitam, biru, kuning pucat, kelabu, partridge, dan putih. Pola warna lain termasuk cuckoo, gandaria, merah, dan tompokan. Peragaan kecantikan ayam menuntut agar semua ayam sutra memiliki balung kecil berwarna walnut, pial hitam, dan cuping telinga biru firus. Tambahan pula, kaki ayam sutra bercakar lima. Ras ayam yang bercakar lima termasuk Dorking, Faverolles, dan Sultan.[3]
Semua ayam sutra memiliki kulit hitam, tulang hitam dan daging hitam kekelabuan. Ayam sutra dalam bahasa Cina dipanggil wu gu ji (烏骨雞) yang berarti "ayam tulang hitam".[7][8] Melanisme yang terdapat dari kulit hingga jaringan perantara jarang sekali terjadi, bahkan warna hitam pada ayam ini disebabkan oleh fibromelanosis, yaitu mutasi langka yang dipercayai dimulai di Asia. Ayam sutra dan beberapa ras lain yang keturunan Asia memiliki mutasi seperti ini.[9] Tanpa menghitung warnanya, ras ini tidak terlalu menghasilkan seperti ras ayam pedaging yang umum.[10]
Ayam sutra bertelur sedikit saja. Telurnya berwarna putih kuning, tetapi produksi telur selalu terganggu karena ayam memiliki sifat perinduk (nafsu ingin mengeram) yang kuat. Seekor ayam sutra bisa bertelur sebanyak 100 biji setahun. Kemampuannya untuk mengeram didapatkan dariseleksi secara buatan dari ayam-ayam penelur, hal ini sering dipergunakan oleh peternak ayam untuk membuat ayam sutra menjaga dan membesarkan anak unggas lain. Selain indukan yang baik, ayam sutra terkenal di seluruh jagat dengan pembawaan yang tenang dan ramah. Ia hidup senang dalam kurungan dan senang bergaul dengan anak-anak ayam. Kejinakan ini bisa menyebabkan ayam sutra ditindas oleh unggas-unggas yang lebih sehat atau agresif ketika disimpan dalam kawanan ras yang bercampur.[3]
Ayam katai
[sunting | sunting sumber]Menurut American Standard of Perfection, berat ayam sutra katik jantan yang standar adalah 1 kg dan yang betina pula 907 g.[11] Australian Poultry Standard dan Inggris Poultry Standard menuntut ayam sutra katik yang lebih kecil; berat standar di Australia adalah 680 g untuk jantan dan 570 g untuk betina.[12] Berat standar Inggris pula 600 g untuk jantan dan 500 g untuk betina.[13]
Sebagai makanan
[sunting | sunting sumber]Daging ayam sutra yang berwarna hitam merupakan ramuan gourmet di sesetengah negara Asia, terutama sekali dalam masakan Cina tetapi juga umum ada dalam beberapa hidangan Jepang, Korea, Kamboja dan Vietnam. Daerah-daerah yang kuat dipengaruhi oleh masakan Cina seperti Malaysia mungkin ada hidangan ayam sutra. Ilmu medis Cina tradisional sejak seawal abad ke-7 percaya bahwa sup ayam sutra bisa menawar penyakit.[7] Metode memasak ayam sutra yang umum sekali adalah membuat kaldu, merebus, dan kari. Sup ayam sutra Cina tradisional juga menggunakan ramuan seperti buah goji, Dioscorea polystachya (ubi Cina), kulit oranye, dan jahe segar.[14] Beberapa restoran fusion di daerah Negara Barat juga memasak ayam sutra untuk masakan Amerika atau Perancis tradisional, seperti dalam confit.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Breed Classification Diarsipkan 2018-06-12 di Wayback Machine.. Poultry Club of Great Britain. Accessed August 2014.
- ^ a b c Ekarius, Carol (2007). Storey's Illustrated Guide to Poultry Breeds. North Adams, Massachusetts: Storey Publishing. hlm. 158–159. ISBN 978-1-58017-667-5.
- ^ a b c d Graham, Chris (2006). Choosing and Keeping bla Chickens. London: Octopus Publishing. hlm. 130–131. ISBN 978-0-7938-0601-0.
- ^ Smith, Page; Daniel, Charles (1975). The Chicken Book. Little, Brown & Company. hlm. 49. ISBN 0-3168-0151-8.
- ^ Ahrens, Udo; Warnshuis, Ardjan (2012). "Chabo Photos" (PDF). ChaboClub.de. Chabo Club, Aviculture Europe. Diakses tanggal July 9, 2012.
- ^ British Poultry Standards. John Wiley & Sons. 2009. hlm. 142.
- ^ a b c d Louie, Elaine (January 17, 2007). "Now, a Chicken in Black". The New York Times. Diakses tanggal June 23, 2008.
- ^ Dunlop, Fuchsia (2003). Land of Plenty. W. W. Norton & Company. hlm. 236, 372. ISBN 0-393-05177-3.
- ^ "Genetic study of black chickens shed light on mechanisms causing rapid evolution in domestic animals". ScienceDaily. December 22, 2011. Diakses tanggal May 21, 2014.
- ^ Ekarius, Carol (2007). Storey's Illustrated Guide to Poultry Breeds. North Adams, Massachusetts: Storey Publishing. hlm. 158–159. ISBN 978-1-58017-667-5.
- ^ "Bantam Silkie Standard". American Poultry Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-05. Diakses tanggal 2019-12-03.
- ^ Australian Poultry Standard. Victorian Poultry Association. 1998.
- ^ "British Poultry Standard for Silkies". Poultry Club of Great Britain. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-26. Diakses tanggal 2019-12-03.
- ^ "Recipe: Black-Skinned Chicken Soup". The New York Times. January 17, 2007. Diakses tanggal June 23, 2008.