[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Alat akses vena sentral

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
CVC with three lumens

Alat akses vena sentral adalah segala jenis alat yang digunakan untuk mencapai vena sentral.

Pengertian Vena Sentral

[sunting | sunting sumber]

Dari 250 vena di seluruh tubuh manusia, yang dianggap sebagai vena sentral adalah vena-vena yang dekat dengan jantung sebagai pusat sirkulasi. Semakin dekat ke jantung, ukuran vena semakin besar dan aliran darah semakin tinggi. Vena yang berdiameter besar dan beraliran darah cepat seperti itu adalah vena kava superior, vena kava inferior, vena brakiosefalika, vena subklavia, vena iliaka komunis dan vena iliaka eksternal.

Sejarah akses vena sentral tidak bisa dilepaskan dari peran seorang dokter pemenang hadiah nobel kedokteran, Werner Forssmann. Pada tahun 1929, Forssmann menjadi pionir sekaligus pasien pertama yang memasukkan kateter ureter ukuran Fr 4 sepanjang 35 cm melalui vena lengan kirinya sendiri, meneruskannya sampai ke atrium kanan.

Pada tahun 1953, Dr. Sven Ivar Seldinger (1921–1999), seorang ahli radiologi yang inovatif memperkenalkan suatu teknik insersi kateter dengan bantuan kawat penuntun, yang akhirnya dikenal sebagai teknik Seldinger.

Sejak kateterisasi yang pertama oleh Werner Forrsmann dan revolusi insersi kateter dengan teknik Seldinger, alat akses vena sentral telah mencapai kemajuan yang luar biasa.

Ada beberapa jenis alat akses vena sentral (central venous access device, CVAD) yang telah diproduksi untuk kepentingan medis. Dengan tersedianya alat tersebut, akses vena sentral bisa dilakukan dengan pemasangan kateter langsung ke vena sentral menggunakan kateter CVC (Central Venous Catheter) atau melewatkan kateter ke vena sentral melalui vena perifer dengan menggunakan PICC (Peripherally Inserted Central Catheter).

Kateter Jenis Tunneled dan Non-Tunneled

[sunting | sunting sumber]

Kateter jenis Tunneled ditanam di bawah kulit pada tempat insersi dan memiliki tempat keluar yang terpisah. Tempat keluar itu biasanya terletak di dada. Contohnya adalah Hickman catheters dan Groshong catheters.

Kateter jenis Non-tunneled difiksasi pada tempat insersinya. Contohnya adalah Quinton catheters.

Akses Implan

[sunting | sunting sumber]
Implanted port

Prinsipnya mirip jenis tunneled, tapi seluruhnya tertanam di bawah kulit.

Kateter Sentral Insersi Perifer

[sunting | sunting sumber]

Seperti namanya kateter ini dimasukkan dari vena perifer (biasanya pada pembuluh darah di lengan), dan ujungnya diarahkan sampai masuk ke dalam vena sentral.

Indikasi dan kegunaan

[sunting | sunting sumber]
  1. Pengukuran tekanan vena sentral pada pada kegawatdaruratan guna mengetahui kecukupan cairan.
  2. Sebagai jalur infus:
  3. Dialisis
  4. Plasmaferesis
  5. Pengambilan sampel darah berulang
  6. Pengambilan sel induk darah perifer
  7. Akses intravena berulang lainnya
  8. Kateterisasi jantung kanan dalam pemantauan hemodinamik

Komplikasi

[sunting | sunting sumber]

Pemasangan kateter vena sentral mengandung risiko komplikasi, baik mekanis, infeksi, maupun komplikasi trombosis.

Komplikasi Infeksi

[sunting | sunting sumber]

Kateter sebagai akses vena sentral berpotensi menjadi jalur masuk kuman karena menghubungkan dunia luar langsung ke sirkulasi darah. Angka kejadian infeksi pada penggunaan CVC cukup tinggi, berkisar antara 5–26%. Di Amerika Serikat, dengan asumsi terdapat 15 juta penggunaan CVC harian di ICU setiap tahunnya, diperkirakan terjadi 80.000 kasus infeksi terkait CVC.

Setiap pasien yang menggunakan CVC serta menunjukkan tanda dan gejala infeksi tanpa sumber yang jelas, CVC tersebut harus dicurigai menjadi sumber infeksinya. Jika terdapat kecurigaan infeksi terkait CVC, dua sampel kultur darah harus diambil untuk mengevaluasi kemungkinan bakteremia.

Infeksi terkait kateter dapat terjadi melalui tiga mekanisme:

  1. Infeksi lokal dari tempat insersi
  2. Kolonisasi kuman kateter
  3. Hematogen

Untuk mengurangi risiko infeksi, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Menjaga kebersihan tangan
  2. Menggunakan handuk steril
  3. Menggunakan antiseptik Chlorhexidine gluconate
  4. Memilih lokasi insersi yang optimal
  5. Evaluasi harian penggunaan alat akses vena sentral
  6. Melakukan disinfeksi pada pintu akses intravena sebelum dipakai

Komplikasi Mekanis

[sunting | sunting sumber]

Komplikasi mekanis saat pemasangan kateter mencakup arterial puncture, hematoma, pneumothorax, hemothorax, arrhythmia, dan malposisi kateter. Risiko terjadinya berbeda-beda antara setiap lokasi insersi. Komplikasi mekanis seperti tertinggalnya guidewire juga bisa terjadi.

Komplikasi Trombosis

[sunting | sunting sumber]

Kanulasi vena sentral rentan dengan risiko trombosis vena sentral, yang potensial memicu tromboembolisme vena. Trombosis bisa terjadi pada hari pertama kanulasi. Risiko terendah adalah pada kanulasi vena subklavia. Jika kateter tidak diperlukan lagi, lebih baik segera dikeluarkan untuk mengurangi risiko thrombosis yang berkaitan dengan kateter.