Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas | |
---|---|
Kawasan tahap II | |
Cogan kata: Rarasing Rasa Wiwaraning Praja | |
Ralat Lua pada baris 511 di Modul:Location_map: Tidak dapat cari takrifan peta lokasi yang ditentukan: "Modul:Peta lokasi/data/Indonesia Java" tidak wujud. | |
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kota Purwokerto |
Jumlah satuan pemerintahan | Senarai
|
Pentadbiran | |
• Bupati | Drs. H. Mardjoko |
Keluasan | |
• Jumlah | 1,329.02 km2 (513.14 batu persegi) |
Penduduk ((2007) [1]) | |
• Jumlah | 1,752,846 |
Demografi | |
• Agama | Islam 98,13% Kristen 1,67% - Protestan 1,05% - Katolik 0,62% Buddha 0,11% Hindu 0,02% Lainnya 0,07%[3] |
Zon waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode telepon | 0281 |
DAU | Rp. 835.991.326.000,- |
Laman sesawang | www.banyumaskab.go.id |
Kabupaten Banyumas (bahasa Jawa Banyumasan: Hanacaraka ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀) merupakan sebuah kabupaten di Wilayah Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini bersempadan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di bahagian hujung utara wilayah kabupaten ini.
Kabupaten Banyumas merupakan sebahagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bahagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, iaitu salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeza dengan dialek piawai bahasa Jawa ("dialek Mataraman") dan dijuluki "bahasa ngapak" kerana ciri istimewa bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeza dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop [ʔ]).
Geografi
[sunting | sunting sumber]Sempadan-sempadan Kabupaten Banyumas adalah :
- Sebelah utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.
- Sebelah selatan: Kabupaten Cilacap
- Sebelah barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
- Sebelah timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara.
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1,327.0 km2 atau setara dengan 132,759.56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.
Pembagian Wilayah
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Banyumas terdiri atas 27 kecamatan, yang dibahagi lagi atas sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan.
Ibukota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, dimana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas.
Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpyuh .
Kepala Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]- R. Djoko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
- R. Ngabehi Merta Sura (1583-1600)
- R. Ngabehi Merta Sura II, Ngabehi Kalidethuk (1601 - 1620)
- R. Adipati Mertayuda I, Ngabehi Bawang (1620 - 1650)
- R. Tumenggung Mertayuda II, R.T Seda Masjid/RT. Yudanegara I (1650-1705)
- R. Tumenggung Suradipura (1705 - 1707)
- R. Tumenggung Yudanegara II, RT. Seda Pendapa (1745)
- R. Tumenggung Reksa Praja (1749)
- R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta dan bergelar Danureja I
- R. Tumenggung Yudanegara IV (1780)
- R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788)
- R. Tumenggung Yudanegara V (1816)
- Kasepuhan : R. Adipati Cakrawedana (1816 - 1830) Kanoman : R. Adipati Brata Diningrat (RT. Martadireja)
- R.T. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang)
- R. Adipati Cakranegara I (1832 - 1864)
- R. Adipati Cakranegara II (1864 - 1879)
- Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913)
- K.P.A.A. Ganda Subrata (1913 - 1933)
- R.T.A.A. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1948)
- R.T. Sapangat Kartanegara (1948 - 1950)
- R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
- RE. Budiman (1953 - 1957)
- M. Mirun Prawiradireja (30 Januari 1957 s/d 15 Desember 1957)
- R. Bayu Nuntoro (15 Desember 1957 - 1960)
- R. Subagyo (1960 - 1966)
- Letkol Inf. Soekarno Agung (1966 -1971)
- Kol. Inf. Pudjadi Jaring Bandayuda (1971 - 1978)
- Kol. Inf. RG. Rudjito (1978 - 1988)
- Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. (1988 - 1998)
- Kol. Art. HM. Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
- Drs.H.Mardjoko (2008 - 2013)
- Ir. Achmad Husein (2013 - "Sekarang")
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kulinari
[sunting | sunting sumber]Makanan khas dari Banyumas di antaranya adalah:
- Keripik tempe,
- Mendoan tempe,
- sate bebek Tambak,
- Soto Sokaraja, dage, dan
- Getuk goreng sokaraja
- Jenang jaket khas Mersi (Purwokerto Timur)
Batik Banyumasan
[sunting | sunting sumber]Banyumas juga menghasilkan batik, walaupun tidak sehebat Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan kerana kedua-dua sisi muka dan belakang mempunyai kualiti yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap barada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas. [4]
Tempat pelancongan
[sunting | sunting sumber]Banyumas memiliki beberapa tempat pelancongan andalan, kebanyakan berbentuk keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana pelancongan.
- Baturaden
- Pancuran Pitu
- Pancuran Telu
- Gua SaraBadak
- Curug Gede
- Curug Ceheng
- Curug Belot
- Curug Cipendok
- Masjid Saka Tunggal
- Museum Wayang Sendang Mas
- Bumi Perkemahan Kendalisada
- Telaga Sunyi
- Mata Air Panas Kalibacin
- Bendung Gerak Serayu
- Wahana Wisata Lembah Combong
- Combong Valley Paint Ball and War Games
- Serayu River Voyage
- Dreamland Spring Water Park
- Depo Bay
- Taman Rekreasi Andhang Pangrenan
- Museum BRI Purwokerto
- Museum Jenderal Soedirman
- Batur Agung Adventure Forest
Tokoh
[sunting | sunting sumber]- Jenderal Gatot Subroto, wakil ketua staf Angkatan Darat dan pengasas AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- Ahmad Tohari, sastrawan yang dikenali melalui trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan telah memperoleh penghargaan dari dalam dan luar negeri.
- S. Bagio, pelawak yang terkenal pada tahun '80an, membintangi berbagai judul film dan sering tampil dalam acara lawak di TVRI.
- Sugino Siswocarito, dalang Banyumasan.
- Sugito Purbocarito, dalang Banyumasan.
- Surya Esa,Teatrawan.
- Mayangsari, penyanyi.
- Pangky Suwito, artis film.
- Bambang Set, sastrawan.
- Dharmadi, sastrawan.
- Darto Helm, pelawak yang terkenal pada era '80an bersama dengan S. Bagyo
- Soesilo Sudarman, mantan menteri di era Orde Baru.
- Achmad Mubarok MA, Dr.H., Politikus Partai Demokrat .
- Soeparjo Roestam, mantan menteri di era Orde Baru
- Purnomo, pelari tercepat di Asia di tahun 80-an
- M. Koderi, budayawan penulis buku-buku tentang Banyumasan
- Jend. Surono Reksodimedjo, mantan Menko Polkam
- Slamet Effendi Yusuf, Politikus Partai Golkar
- Sutedja, komponis, seniman
- R. A. Wiryatmadja, Pendiri BRI
- Margono Sukarjo, Prof. Ahli Bedah Pertama Indonesia
- Raden Mas Margono Djojohadikusumo, Pendiri BNI 1946
- Christian Hadinata, pemain bulu tangkis
- Henri Adolphe van de Velde, politikus Belanda
- Dolf Nijhoff, pejuang Belanda di masa PD II
- Sri Anggono Widagdo, praktisi aksara-aksara brahmik.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ BPS Provinsi Jawa Tengah (Tabel 3.1.1) http://jateng.bps.go.id Diarkibkan 2010-12-04 di Wayback Machine
- ^ BPS Provinsi Jawa Tengah (Tabel 3.1.4 Population Density of Jawa Tengah by Regency/City 2006) http://jateng.bps.go.id Diarkibkan 2011-12-05 di Wayback Machine
- ^ "Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Banyumas". www.sp2010.bps.go.id. Dicapai pada 31 Juli 2021. Check date values in:
|accessdate=
(bantuan) - ^ "Batik Mruyung". Diarkibkan daripada yang asal pada 2011-05-29. Dicapai pada 2013-01-18.
Koderi, M. Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Universitas Jenderal Soedirman
- Purwokerto
- Bahasa banyumasan
- Karesidenan Banyumas
- Baturaden
- Curug Cipendok