Zhangzhou

Zhangzhou (Bahasa Minnan：Chiang-chiu； 漳州) adalah kota setingkat prefektur yang berada di paling selatan Provinsi Fujian.^[1][2][3] Zhangzhou merupakan salah satu dari dua daerah asal mula rakyat dan budaya Minnan di samping Quanzhou. Populasi pada tahun 2010 adalah 4.809.983.^[4]

Bangsa Minyue telah mendiami wilayah Zhangzhou sekitar 5000 tahun yang lalu.^[3] Walaupun catatan sejarah yang terawal tentang Zhangzhou telah tertulis pada Dinasti Jin Timur (317-420), Karesidenan Zhangzhou baru didirikan antara tahun 502-515, kemudian dijadikan Prefektur Zhangzhou pada tahun 686.^[5] Pada pertengahan abad ke-8, Zhangzhou masih menjadi sebuah kota kecil dengan populasi sekitar 1.600 kepala keluarga. Kolonisasi Fujian secara pesat oleh Bangsa Han mulai terjadi dengan sejak abad ke-9 sampai abad ke-13, ikut membuat Zhangzhou berkembang.^[5] Setelah jatuhnya Dinasti Tang (tahun 907), daerah ini berada dalam kekuasaan Kerajaan Min (909-944) dan dinamai Nanzhou. Pada zaman Dinasti Song (960-1279), Zhangzhou merupakan kota perdagangan utama di pesisir tenggara Tiongkok. Dari Pelabuhan Zhangzhou, perdagangan terjalin dengan Indonesia dan Asia Tenggara.^[5] Pada zaman Dinasti Ming (1368-1644), dari pelabuhan Yuegang, Zhangzhou menjalin hubungan dagang dengan asing menggantikan Quanzhou, salah satu kota utama Jalur Sutra Maritim, terutama sejak adanya larangan untuk keluar negeri (haijin).^[6] Komoditas dagang yang terkenal adalah gula, kain sutra dan satin. Kapal Belanda pertama kali mendarat di pelabuhan Zhangzhou pada tahun 1604. Namun karena pendangkalan sungai secara perlahan, pusat perdagangan kemudian dipindahkan lebih jauh ke Mamazhen, pada pertemuan Sungai Xi dan Sungai Jiulong. Pada akhirnya di abad ke-17 dan 18 kota Xiamen melampaui Zhangzhou sebagai pusat perdagangan yang lebih besar.^[5]

Zhangzhou terletak sekitar 40 km sebelah barat Xiamen,^[3] di daerah yang dikenal dengan nama "Segitiga Fujian".^[7] Segitiga Fujian adalah dataran rendah yang terbentuk oleh aliran Sungai Jiulong. Bagian utara Zhangzhou bergunung-gunung, bagian barat daya berbatasan dengan laut. Total panjang garis pantai 680 km.^[2] Sungai Jiulong merupakan sungai terbesar ke-2 di Fujian, mengalir melalui kota dan menciptakan lembah dan dataran rendah di sisi sungai.^[1] Kota Zhangzhou beriklim subtropis dengan cuaca yang lembap.^[1] Suhu rata-rata mencapai 21 derajat Celcius.

Zhangzhou adalah salah satu dari pusat budaya Minnan dan Bahasa Minnan (yang di Asia Tenggara dikenal dengan istilah Hokkian) disamping Quanzhou.^[7][8] Daerah ini adalah salah satu kampung orang Tionghoa perantau ke Taiwan dan seberang laut.^[9] Masyarakat peranakan Tionghoa di Pulau Jawa juga banyak yang memiliki leluhur asal Zhangzhou (penulisan lama: "Tjiangtjioe").^[8] Bahasa Minnan dialek Zhangzhou adalah bahasa Tionghoa yang paling banyak diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, kitab-kitab Samkau, nama dan marga orang Tionghoa di Jawa ditulis dengan lafal dialek Zhangzhou.^[8]

Pada masa lalu, kebanyakan rakyat Zhangzhou dikenal sebagai pedagang. Rakyatnya makmur karena daerah itu menghasilkan banyak komoditas dagang sehingga dijuluki "tanah yang berkelimpahan" (selain karena adanya Sungai Jiulong yang membantu menyuburkan tanah pertanian).^[3] Selain itu Zhangzhou dijuluki pula: "鱼米花果之乡"^[3] ("Daerah yang berlimpah ikan, beras, bunga, dan buah").^[2] Menurut catatan misionaris John Macgowan yang berkunjung ke Zhangzhou tahun 1889, kota itu adalah penghasil kain-kain tenun yang berkualitas tinggi seperti kain sutra.^[3]

Selain mayoritas masyarakat Minnan, di Zhangzhou juga tinggal masyarakat Hakka dan Suku She.^[4] Orang Hakka dapat ditemui di Kabupaten Hua'an, Pinghe, Zhao'an, Yunxiao dan Zhangpu.^[10] Bangunan Hakka berupa rumah-rumah dari tanah (tulou) tersebut dapat ditemukan di daerah-daerah pegununungan.^[10]

Budaya-budaya lain yang mewakili Zhangzhou antara lain pertunjukkan Potehi dan musik tradisional Beiguan.^[11][12]

Zhangzhou adalah kota regional yang terletak di tengah-tengah dua zona ekonomi khusus, Xiamen dan Shantou. Walaupun industri skala besar seperti elektronik atau permesinan tidak terspesialisasi,^[9] Zhangzhou adalah pusat perdagangan untuk Fujian bagian tenggara.^[5] Zhangzhou lebih diuntungkan dengan banyaknya investasi dari Taiwan sejak tahun 1980-an.^[9] Diuntungkan dari berlimpahnya hasil laut dan pertanian, pemrosesan makanan telah menjadi industri terbesar di Zhangzhou.^[9] Perusahaan pemrosesan makanan yang besar antara lain Zishan Group Corp dan Tongfa Food.^[9] Produk-produk yang dipasarkan di Zhangzhou adalah buah-buahan, rami, gula, dan kayu dari pedalaman yang lalu dikapalkan ke Xiamen. Industri skala kecil berbasis produk-produk pertanian lokal. Produk terkenal asal Zhangzhou adalah bunga narsis.

Zhangzhou adalah sebuah kota setingkat prefektur. Ia terbagi atas 2 distrik, 1 kota kabupaten serta 8 kabupaten.

1. Xiangcheng (芗城区)
2. Distrik Longwen (龙文区)
3. Kota Longhai (龙海市)
4. Kabupaten Changtai (长泰县)
5. Kabupaten Dongshan (东山县)
6. Kabupaten Hua'an (华安县)
7. Nanjing (南靖县)
8. Kabupaten Pinghe (平和县)
9. Kabupaten Yunxiao (云霄县)
10. Kabupaten Zhangpu (漳浦县)
11. Kabupaten Zhao'an (诏安县)

Map
Xiangcheng Longwen Kab. Yunxiao Kab. Zhangpu Kab. Zhao'an Kab. Changtai Kab. Dongshan Kab. Nanjing Kab. Pinghe Kab. Hua'an Kota Longhai

• Tân Goân-kong (657–711), Jendral Dinasti Tang.
• Lin Yutang, penulis dari Longxi, Zhangzhou (1895-1976).^[13]
• Bhe Ing Tjioe (1803 - 1857), Kapitan dan Mayor Tionghoa Purworejo.^[14]

• 
  Arsitektur Kuil di Zhaoan
• 
  Arsitektur Kuil di Pinghe
• 
  Tulou di Hekeng
• 
  Jembatan Jiangdong
• 
  Pemandangan Sungai Jiulong, Nanjing
• 
  Tulou di Nanjing

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Zhangzhou.

• (Inggris)Zhangzhou di Tripadvisor
• (Inggris)"Chinese Hester: culture of Zhangzhou during the Ming and Qing Dynasties, Zhangzhou kiln" Diarsipkan 2016-09-11 di Wayback Machine.