Yigi, Nduga
Yigi | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Pegunungan |
Kabupaten | Nduga |
Pemerintahan | |
• Kepala distrik | -- |
Populasi | |
• Total | 19,251 jiwa (2.010)[1] jiwa |
Kode pos | 99919 |
Kode Kemendagri | 95.08.03 |
Kode BPS | 9429060 |
Luas | 782 Km² |
Kepadatan | 25 jiwa/Km² |
Kampung/kelurahan | 12 kampung |
Yigi adalah sebuah distrik di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Indonesia. Kecamatan ini sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten Jayawijaya dan kemudian tergabung dalam wilayah Kabupaten Nduga berdasarkan UU No.6 tahun 2008.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk berdasarkan data BPS tahun 2010 di distrik Yigi adalah 19.251 orang terdiri dari 10.221 laki-laki dan 9.030 perempuan. Tetapi, pada laporan yang sama jumlah penduduknya hanya 16.493 jiwa.[2] Jika mengacu pada laporan BPS yang lain, penduduknya berjumlah 10.901 jiwa.[3]
Pembagian administratif
[sunting | sunting sumber]Distrik Yigi terdiri dari 12 kampung (semula 4 kampung data BPS 2010), sebagai berikut:
- kampung Borot, Pemekaran kampung Ekilapok Perda No. 4/2011
- kampung Delsa, Pemekaran kampung Ekilapok Perda No. 4/2011
- kampung Disendobo, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Ekilapo
- kampung Karunggame, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Lumbukdumu, Pemekaran kampung Ekilapok Perda No. 4/2011
- kampung Sirit, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Sumbo, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Suwenem, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Wiritlak, Pemekaran kampung Ekilapok Perda No. 4/2011
- kampung Yebadolma, Pemekaran kampung Yigi Perda No. 4/2011
- kampung Yigi
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Peristiwa Penembakan Pekerja Istaka Karya
[sunting | sunting sumber]Tanggal 1 Desember 2018, terjadi penyanderaan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan Trans Papua, berdasarkan kesaksian korban selamat. Hari itu, merupakan peringatan hari kemerdekaan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Saat itu, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja lantaran ada upacara peringatan dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat. Menurut keterangan saksi mata, terdapat kurang lebih 50 orang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan senjata campuran standar militer yang menggiring karyawan PT Istaka Karya.
Pada hari Minggu, 2 Desember 2018 pukul 07.00 WIT, seluruh pekerja itu dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit Puncak Tabo. Di tengah jalan, mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima deret dalam keadaan jalan jongkok. Kemudian, KKB langsung menembaki para pekerja tersebut. Sebagian pekerja yang ditembak mati di tempat, sebagian lagi pura-pura mati dengan terkapar di tanah. Para anggota KKB lalu meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo. Sebanyak 11 orang karyawan yang pura-pura mati itu berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Namun, tindakan mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh KKB. Enam orang lainnya berhasil lari ke arah Mbua. Sebanyak dua orang belum ditemukan, sedangkan empat orang selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.[4]
Pada hari Senin, tanggal 3 Desember 2018, sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh KKSB yang bersenjata standar militer dengan campuran panah dan tombak. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko, membuka jendela dan kemudian tertembak hingga meninggal dunia. Anggota pos TNI, kata Aidi, membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari pukul 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Sebelumnya, Kapolri Jenderal (pol) Tito Karnavian mengungkapkan berdasarkan informasi sementara, terdapat 20 yang tewas, yaitu 19 pekerja dan satu anggota TNI yang gugur, di Kabupaten Nduga, Papua. Mereka dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga. Akibat kejadian tersebut, proyek Trans Papua yang dikerjakan sejak akhir 2016 dan ditargetkan selesai 2019 itu dihentikan untuk sementara waktu.
Lokasi penembakan pekerja proyek oleh kelompok bersenjata ini terjadi di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua. Kelompok yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Egianus Kogoya, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam kejadian itu, 20 orang berhasil selamat, 16 orang dinyatakan meninggal dunia. Dari 20 orang yang selamat, 7 orang adalah karyawan PT. Istaka Karya, 1 pekerja tower Telkomsel dan 12 orang pekerja bangunan.[5][6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kabupaten Nduga dalam angka 2010, hal 21
- ^ Kabupaten Nduga dalam angka 2010, hal 21-24
- ^ Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010
- ^ Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. (2018-12-06). "Sejak Dihuni Kelompok Egianus Kogoya, Distrik Yigi di Nduga Papua Jadi Zona Merah". Kompas.com. Diakses tanggal 2018-12-07.
- ^ Anggraeni, Kartika (2018-12-07). Wibowo, Kukuh S., ed. "Penembakan di Nduga, Data Sementara: 16 Meninggal, 20 Selamat". Tempo.co. Diakses tanggal 2018-12-07.
- ^ Syahbuddin, Safriadi (2018-12-06). "Penembakan di Nduga Papua, Korban Meninggal 16 Orang, 7 Pekerja Selamat, 15 Warga Sudah Dievakuasi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-12-07.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) BPS Kabupaten Nduga
- (Indonesia) Prodeskel Binapemdes Kemendagri Diarsipkan 2022-04-01 di Wayback Machine.