Paternalisme
Paternalisme adalah tindakan yang membatasi kebebasan seseorang atau kelompok demi kebaikan mereka sendiri.[1] Paternalisme juga dapat berarti bahwa seseorang melakukan perilaku yang bertentangan dengan kehendak dirinya sendiri, atau juga berarti bahwa perilakunya mengungkapkan sikap superioritas.[2] Paternalisme, paternalistik dan paternalis umumnya digunakan dengan maksud peyoratif atau merendahkan orang lain.[3]
Kata paternalisme berasal dari bahasa Latin pater yang berarti "ayah" melalui kata sifat paternus yang berarti "kebapakan", yang dalam masa Latin Pertengahan menjadi paternalis. Beberapa filsuf seperti John Stuart Mill, berpikir paternalisme pantas diterapkan pada anak-anak: "Hal itu, mungkin, sulit dikatakan bahwa ajaran ini dimaksudkan untuk diterapkan pada mahluk hidup yang sedang menjalani proses pendewasaan di masa mereka. Kita tidak berbicara tentang anak-anak atau orang-orang muda di bawah umur yang secara hukum diakui sebagai orang dewasa."[4] Paternalisme pada orang dewasa kadang-kadang dianggap sebagai perlakuan yang menganggap mereka seolah-olah adalah anak-anak.[5]
Jenis
[sunting | sunting sumber]Lembut dan keras
[sunting | sunting sumber]Paternalisme lembut adalah pandangan bahwa paternalisme hanya dibenarkan jika tindakan tersebut dilakukan secara sukarela. John Stuart Mill memberikan contoh ketika seseorang akan berjalan melintasi sebuah jembatan rusak. Kita tidak dapat memberitahu orang tersebut bahwa jembatan itu rusak karena dia tidak berbicara bahasa anda. Menurut paternalisme lembut, kita dibenarkan memaksa dia untuk tidak menyeberangi jembatan terlepas apakah ia mengetahui tentang kondisi kerusakan jembatan. Jika dia tahu tentang kerusakan itu dan ingin melompat dari jembatan untuk bunuh diri maka kita dapat mempersilahkan ia melakukannya. Paternalisme keras mengatakan bahwa setidaknya kadang-kadang kita berhak untuk mencegahnya melintasi jembatan dan melakukan bunuh diri.[6]
Murni dan tidak murni
[sunting | sunting sumber]Paternalisme murni adalah paternalisme di mana orang yang kebebasan atau otonominya diambil sehingga orang-orang yang dilindungi. Paternalisme tidak murni terjadi ketika kelompok orang yang kebebasan atau otonominya dilanggar oleh beberapa aturan yang lebih luas dari kelompok orang itu sehingga dapat dilindungi.
Moral dan kesejahteraan
[sunting | sunting sumber]Paternalisme moral adalah paternalisme yang dibenarkan untuk mempromosikan moral yang baik dari seseorang walaupun kesejahteraan mereka tidak membaik. Misalnya, akan terjadi perdebatan jika seseorang harus dicegah dari prostitusi walaupun mereka dapat hidup layak dari prostitusi itu dan kesehatan mereka dilindungi. Paternalisme moral akan berpendapat bahwa prostitusi dapat merusak moral.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Dworkin, Gerald, "Paternalism", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Summer 2010 Edition), Edward N. Zalta (ed.)
- ^ Shiffrin, Seana. 2000. "Paternalism, Unconscionability Doctrine, and Accommodation". Philosophy and Public Affairs 29(3): 205–50.
- ^ Gerald Dworkin. "Paternalism". Standford Encyclopedia of Philosophy.
- ^ Mill, J.S. [1859]/(1991) "On Liberty", published in Gray, John (ed), John Stuart Mill: On Liberty and Other Essays, Oxford: Oxford University Press
- ^ Feinberg, Joel. 1986. Harm to Self. Oxford: Oxford University Press. hlm. 4
- ^ Gerald Dworkin. "Paternalism". Stanford Encyclopedia of Philosophy.