[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Ngantang, Malang

Koordinat: 7°50′48″S 112°22′11″E / 7.84679°S 112.36968°E / -7.84679; 112.36968
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ngantang
Ngantang di Kabupaten Malang
Ngantang
Ngantang
Peta lokasi Kecamatan Ngantang
Koordinat: 7°50′48″S 112°22′11″E / 7.84679°S 112.36968°E / -7.84679; 112.36968
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenMalang
Pemerintahan
 • CamatEno Imam Safari, S.Sos.
Populasi
 • Total60,518 jiwa
Kode Kemendagri35.07.27 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3507320 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan13
Peta
PetaKoordinat: 7°52′52.162″S 112°22′16.241″E / 7.88115611°S 112.37117806°E / -7.88115611; 112.37117806
Waduk Selorejo dekat Ngantang

Ngantang (bahasa Jawa: ꦏꦕꦩꦠꦤ꧀ꦔꦤ꧀ꦠꦁ, translit. Kacamatan Ngantang) adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Ngantang terletak di area pegunungan sebelah barat laut dari Kota Malang, bersama dengan Pujon dan Kasembon.

Jarak Ngantang ke Kota Malang adalah sekitar 39 km, dan jarak ke pusat pemerintahan Kabupaten Malang yakni Kepanjen adalah sekitar 57 km. Ngantang berada di jalur yang menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang.

Dikelilingi Gunung Kelud dan Gunung Kawi, membuat Ngantang memiliki suhu udara yang dingin, dengan rata-rata suhu tiap tahun adalah 22 °C-24 °C.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Ngantang sudah tercatat jelas pada sebuah prasasti, yang bernama Prasasti Hantang. Prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Jayabhaya dari masa 1057 Saka atau 1135 Masehi itu berisi tentang piagam pengesahan anugerah untuk penduduk Desa Hantang karena telah berjasa dan setia pada Kerajaan Panjalu selama perang melawan Kerajaan Jenggala. Dari prasasti tersebut dapat diketahui bahwa Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Jenggala dan mempersatukannya kembali dengan Kediri.

Prasasti Hantang

[sunting | sunting sumber]
Prasasti Hantang yang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomer inventaris D.9

Prasasti yang memiliki ukuran tinggi 155 cm, lebar bawah 69 cm, tebal 31 cm, lebar alas 105 cm dan tinggi alas 20 cm pada saat ini tersimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomer inventaris D.9. Di dalam Prasasti Hantang terdapat keistimewaan yaitu adanya tulisan dengan aksara Kawi kuadrat yang besar melintang di tengah cap kerajaan bergambar Narasimha berupa sebuah semboyan Panjalu Jayati, yang berarti "Kediri Menang".

Kecamatan Ngantang terletak pada koordinat 7° 51' 23,1 BT dan 112° 22' 09,9 LS dengan 870 meter dari permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Ngantang berdasarkan pada arah mata angin, yaitu :

Utara Kecamatan Kasembon
Timur Kecamatan Pujon
Selatan Kecamatan Gandusari dan Wlingi (Blitar)
Barat Kecamatan Kasembon

Penggunaan lahan

[sunting | sunting sumber]

Ngantang memiliki luas wilayah sebesar 253,63 Km² atau 4.96% dari luas Kabupaten Malang, luas wilayah ini meliputi :

Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Sawah 981 Ha
Pekarangan dan Permukiman 7.044 Ha
Tegal dan Ladang 6.745 Ha
Hutan Rakyat 975 Ha
Hutan Produksi 4.474 Ha
Hutan Lindung 5.144 Ha

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Ngantang mayoritas adalah suku Jawa yang berkebudayaan Jawa Arekan. Jumlah penduduk Kecamatan Ngantang pada akhir Desember 2018 berjumlah 60.518 jiwa dengan rincian 29.997 jiwa perempuan dan 29.685 jiwa laki – laki dan terbagi kedalam 19.501 kk. Dengan luas wilayah Kecamatan Ngantang sebesar 253,63 km², kepadatan Kecamatan Ngantang 400 jiwa/km². [1][pranala nonaktif permanen]

Perkembangan penduduk

[sunting | sunting sumber]

Perbandingan jumlah penduduk Kecamatan Ngantang dalam pada tahun 2017 dan 2018 adalah sebesar 836 jiwa dengan rincian akhir Desember 2017 berjumlah 59.682 jiwa dan rincian akhir Desember 2018 berjumlah 60.518 jiwa, sehingga selama kurun waktu 1 tahun ada kenaikan 836 jiwa.

Pembagian wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Ngantang terdiri dari 13 desa yang dipimpin oleh Kepala Desa atau Lurah.

Obyek wisata

[sunting | sunting sumber]

Di Kecamatan Ngantang ada salah satu obyek wisata bernama Waduk Selorejo, yang dibangun oleh tentara kolonial Jepang. Dulunya sebelum dibangun waduk, tempat itu adalah sebuah perkampungan. Kini, Waduk Selorejo dimanfaatkan sebagai tempat wisata, yang menyediakan berbagai fasilitas olahraga dan penginapan. Apabila diadakan kompetisi PON di wilayah Jawa Timur, Waduk Selorejo kerap dijadikan tuan rumah untuk lomba ski air.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]