[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Miyagan, Mojoagung, Jombang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Miagan
Peta lokasi Desa Miagan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
KecamatanMojoagung
Kode pos
61482
Kode Kemendagri35.17.06.2012 Edit nilai pada Wikidata
Luas± 133,800 Ha
Jumlah penduduk± 3.839 jiwa (SID 2017)
Kepadatan± 2,869 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°33′54″S 112°21′21″E / 7.56500°S 112.35583°E / -7.56500; 112.35583


Miagan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

Miagan Wilayah Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur
Karang bulak dahulu sebagai area perkemahan tamu-tamu kerajaan Majapahit
seni tradisional jaranan dan campursari

Sejarah Desa Miagan

[sunting | sunting sumber]
Produk Makanan Unggulan Desa Miagan: Kerupuk Uyel, Kue Jepit (Opak), Tahu Taqwa, Tahu Putih, Tahu Susu, Keripik Usus

Sejarah wong kang babah desa Miagan di desa miagan terdapat dua dukuhan yaitu dusun Pandean dan Miagan menurut cerita yang berkembang di masyarakat desa miagan yang dulu masih berupa alas gung lewang liwung (Hutan Belantara), hutan ini masuk ke dalam wilayah wirasaba sebutan pada zaman Mojopahit (sekarang Mojoagung) dahulu disini adalah daerah luar pertama yang berbatasan dengan benteng keraton mojopahit, konon dahulu raja mojopahit Brawijaya VII memerintahkan Mbah Dalem membabat alas wirasaba untuk di jadikan sebagai tempat berlatih pasukan kerajaan, perkemahan pengawal tamu-tamu keraton dan tempat peristirahatan berburu raja sehingga kawasan ini menjadi gundul sehingga dinamakan Desa Karang Bulak.

Sekilas mengenai Mbah Dalem adalah seorang pande besi atau orang yang ahli dalam membuat alat-alat persenjataan, dan alat logam lainnya, mbah Dalem beliau juga mempunyai seorang keturunan sebagai seorang empu terkenal pada zaman transisi pemerintahan dari masa kerajaan majapahit ke kasultanan demak, yaitu Ki Ageng Pekik.

Kembali ke cerita karang bulak setelah Mbah Dalem berhasil membabat alas wirasaba beliau akhirnya dijadikan sebagai kuwu di Desa Karang bulak, dalam mengemban tugasnya beliau dibantu oleh pendekar linuwih yaitu Mbah To Goeno, Mbah To Wirdjo, dan Mbah To Djojo, yang punya kesaktian tinggi dan punya keahlian lain yaitu mahir dalam menabuh gamelan, melalui keahliannya dalam memainkan alat-alat kesenian gamelan Mbah To Goeno, Mbah To Wirdjo, Mbah To Djojo biasa menghibur pasukan dan tamu-tamu kerajaan yang sedang singgah di kampung perkemahan desa karang bulak.

Adapun bukti sejarah desa Karang Bulak ialah adanya prasasti yang ada di jembatan sungai kecil yang juga bernama sungai karang bulak yang mengalir di sepanjang desa miagan dan di prasasti itu tertulis jelas bernama jembatan Karang Bulak namun prasasti yang terukir di sungai tersebut kini sudah di museumkan, selain itu ada dua peninggalan sejarah di desa miagan yaitu berupa pemakaman kuno/punden keramat, di wilayah dusun pandean ada makam mbah dalem yang juga dijadikan sebagai komplek pemakaman bagi kepala desa yang telah meninggal dunia dan didusun miagan ada juga komplek pemakaman/punden keramat dari Mbah To Goeno, Mbah To Wirdjo dan Mbah To Djoyo)   

Dari perkembangan desa karang bulak pada masa pemerintahan mojopahit pada masa kehancuran setelah Perang Paregreg, berkembangnya kasultanan Demak di tanah Jawa dan pengaruh siar WALISONGO banyaknya orang didesa Karang Bulak yang mendalami seni Karawitan sehingga masyarakat desa karang bulak banyak yang ahli dalam bermain Gamelan maka sejak saat itulah oleh pemerintahan kerajaan mojopahit yang sudah menjadi Kadipaten Wirosobo (Mojoagung) dan merupakan bagian kesultanan Demak pada masa Bhre Girindrawardhana memangku pimpinan kadipaten Mojopahit desa karang bulak berganti nama menjadi desa Wiyagan yang artinya desa tempat bermukimnya para Wiyaga (Tukang penabuh gamelan), mungkin karena pengaruh salah penulisan dan pengucapan kosakata istilah wiyagan tersebut berganti nama menjadi "Miyagan", dan selanjutnya pada era penyempurnaan ejaan dan kosakata yang terjadi di Indonesia istilah nama Miyagan disempurnakan mejadi Miagan dan nama itulah yang sampai sekarang menjadi nama resmi dari desa Miagan ini.

Sejarah Pemerintahanan desa Miagan setelah Kemerdekaan Republik Indonesia dimulai pada tahun 1960 sebagai Kepala Desa Miagan yang pertama dijabat oleh Bapak Kerto Wirosastro. Oleh Bapak Kerto Wisastro, Miagan dibagi menjadi dua Dukuhan yaitu Dukuh Miagan dan Dukuh Pandean. Tidak lama kemudian dia meninggal dunia. Kepala Desa Miagan selanjutnya bernama Bapak Adjin Kertowidjojo yang memerintah desa miagan selama 22 tahun mulai dari tahun 1968 s/d 1990. Kepala Desa Miagan yang ke tiga dijabat oleh Bapak Sasmo Seputro Selama 8 Periode mulai dari tahun 1990 s/d 1998. Kepala Desa ke empat dijabat oleh Bapak Bambang Waluyo selama 8 Periode mulai dari tahun 1998 s/d 2006, Kemudian pada tahun 2007 s/d 2013 Kepala Desa Miagan dijabat kembali oleh Bapak Sasmo Seputro, Selanjutnya pada tahun 2013 s/d hingga Sekarang Kepala Desa Kelima dijabat Oleh Bapak Antok Budi Subagyo

Letak Geografis

[sunting | sunting sumber]

Desa Miagan. Secara Geografis Desa Miagan terletak pada perbatasan wilayah desa:

No.

Batas Desa

Desa /Kelurahan

Kecamatan

1.

2.

3.

4.

Sebelah Utara

Sebelah Timur

Sebelah Selatan

Sebelah Barat

Dukuh Dimoro

Tanggarejo&Dukuhdimoro

Mojotrisno

Betek & Mancilan

Mojoagung

Mojoagung

Mojoagung

Mojoagung

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Miagan Tahun 2017

[sunting | sunting sumber]

No

Jabatan

Nama

1.  

Kepala Desa

Antok Budi Subagyo

2.  

Sekretaris Desa

Evan Dwi Setyono

3.  

Kasi Pemerintahan

Santi Nurlailiyah

4. Kasi Kesra dan Pelayanan Mardiono
5. Kaur Umum dan Perencanaan Winda Kusuwati
6. Kaur Keuangan Ika Parmatasari
7. Kepala Dusun Miagan Muji Santoso
8. Kepala Dusun Pandean M. Nur Choliq

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]