[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Jenderal (Indonesia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangkat Jenderal di TNI AD

Jenderal adalah pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat , pangkat ini satu tingkat di atas Letnan Jenderal dan berbintang empat. Pangkat ini setara dengan Marsekal di Angkatan Udara, dan Laksamana di Angkatan Laut.

Tanda pangkat Jenderal di Indonesia, biasanya digunakan untuk jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Wakil Panglima TNI atau Panglima TNI.


Pemegang Pangkat Jenderal TNI

[sunting | sunting sumber]
Jenderal (Diluar Akademi Militer)
No. Gambar Nama Penobatan Pangkat Asal Posisi

(Saat penobatan pangkat)

Keterangan
1.
Yoga Sugama

1925—2003

- Rikugun Shikan Gakkō - -
2.
Soemitro Sastrodihardjo

1927—1998

- PETA Wakil Panglima ABRI -
3.
Oerip Soemohardjo

1893—1948

- KNIL Kepala Staf TKR Anumerta
4.
G.P.H Djatikoesoemo

1917—1992

1 November 1997 PETA KSAD Anumerta
5.
Ahmad Yani

1922—1965

5 Oktober 1965[Catatan Kaki 1] Anumerta. Jabatan bernama Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad)
6.
Umar Wirahadikusumah

1924—2003

25 November 1969[Catatan Kaki 2] -
7.
Surono Reksodimedjo

1923—2010

2 Maret 1974[Catatan Kaki 2] -
8.
Raden Widodo

1924—1993

1 Januari 1978 -
9.
Poniman

1926—2010

30 April 1980 -
10.
Amir Machmud

1923—1995

- - -
11.
Daryatmo

1925—1992

- - -
12.
Widjojo Soejono

1928—2022

1980 - -
13.
Makmun Murod

1924—2011

10 Mei 1974 Giyugun (Sumatera) KSAD -
14.
Maraden Panggabean

1922—2000

1 Mei 1967 Organisasi Kelaskaran PSI -
15.
Muhammad Jusuf

1928—2004

29 Maret 1978 KRIS Panglima ABRI -
16.
LB. Moerdani

1932—2004

28 Maret 1983 Tentara Pelajar -
17.
Rudini

1929—2006

1984 KMA[Catatan Kaki 3] KSAD -

Dalam sejarah TNI, sebagian besar perwira yang mendapatkan pangkat Jenderal merupakan lulusan AKMIL. Ke adalah:

No. Gambar Nama Penobatan

Pangkat

Asal Posisi

(Saat penobatan pangkat)

Keterangan
1.
Try Sutrisno

1935—

28 April 1987 ATEKAD[Catatan Kaki 4] KSAD -
2.
Edi Sudrajat

1938—2006

2 Februari 1988[Catatan Kaki 5] AMN -
3.
Feisal Edno Tanjung

1939—2013

21 Mei 1993[Catatan Kaki 6] Panglima ABRI -
4.
Wismoyo Aris Munandar

1940—2021

23 Maret 1993 AKMIL KSAD -
5.
Raden Hartono

1941—

13 Februari 1995[Catatan Kaki 7]
  1. Jenderal TNI Dr. H. Wiranto, S.I.P., S.H., M.M. (Akmil 1968)
  2. Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo (Akmil 1970)
  3. Jenderal TNI Fachrul Razi, S.I.P., S.H., M.H. (Akmil 1970)
  4. Jenderal TNI Tyasno Sudarto (Akmil 1970)
  5. Jenderal TNI Endiartono Sutarto (Akmil 1971)
  6. Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu (Akmil 1974)
  7. Jenderal TNI Joko Santoso (Akmil 1975)
  8. Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, S.IP. (Akmil 1974)
  9. Jenderal TNI George Toisutta (Akmil 1976)
  10. Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (Akmil 1980)
  11. Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. (Akmil 1981)
  12. Jenderal TNI Budiman (Akmil 1978)
  13. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (Akmil 1982)
  14. Jenderal TNI Mulyono (Akmil 1983)
  15. Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. (Akmil 1987)
  16. Jenderal TNI Prof. Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. (Akmil 1988)
  17. Jenderal TNI H. Agus Subiyanto, S.E., M.Si. (Akmil 1991)
  18. Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. (Akmil 1992)

Jenderal Kehormatan (HOR)

[sunting | sunting sumber]

Pemberian pangkat Jenderal Kehormatan sering dilakukan di Indonesia. Gelar Jenderal Kehormatan (HOR) dengan bintang empat pernah disematkan kepada beberapa purnawiranan TNI yang sempat menjabat sebagai menteri atau alasan lainnya. Empat Belas perwira yang dinobatkan sebagai Jenderal kehormatan adalah :

Jenderal (Kehormatan)
No. Gambar Nama Penobatan Pangkat Alasan
1.
Chaerul Saleh

1916—1967

22 Juni 1967 (Anumerta)[Catatan Kaki 8] [1]
2.
Hassanal Bolkiah

1946—

1974 -
3.
Soesilo Soedarman

1928—1997

17 Maret 1993 [2][3]
4.
Achmad Tahir

1924—2002

16 Februari 1998 [4]
5.
Soerjadi Soedirdja

1938—2021

1 November 2000 -
6.
Agum Gumelar

1945—

-
7.
Luhut Binsar Pandjaitan

1947—

-
8.
Susilo Bambang Yudhoyono

1949—

15 November 2000 -
9.
Hari Sabarno

1944—2019

1 Oktober 2004 -
10.
A.M Hendropriyono

1945—

-
11.
Prabowo Subianto

1951—

28 Februari 2024 [5]

Kepangkatan

[sunting | sunting sumber]
Jenderal TNI AD
Pakaian
Pakaian dinas upacara
(PDU)
Pakaian dinas harian
(PDH)
Pakaian dinas lapangan
(PDL)
Staf
Komando


Catatan Kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Pangkat terakhir Yani merupakan Letnan Jenderal. tetapi karena ia gugur dalam tugas. ia diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Jenderal (Anumerta)
  2. ^ a b Berdasarkan penetapannya sebagai Wakil Panglima ABRI
  3. ^ Koninklijke Militaire Academie. Akademi Militer Kerajaan Belanda
  4. ^ Sejarah AKMIL dimulai saat pembentukan Militaire Academie (MA) di Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Pada 1 Januari 1950, didirakannya Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGi AD), yang pada 23 September 1956 dirubah namanya menjadi Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Pada tanggal 11 November 1957 pukul 11:00 WIB, Presiden Soekarno, selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI. meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN (Akademi Militer Nasional) angkatan ke-4. Pada tahun 1961, Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (Akademi Militer Nasional, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara dan Akademi Angkatan Kepolisian) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Dalam rangka reorganisasi ABRI, Pada tanggal 14 Juni 1984 AKABRI bagian darat berubah nama menjadi Akademi Militer (AKMIL). Pada tanggal 1 April 1999, Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.
  5. ^ Berdasarkan penetapannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
  6. ^ Berdasarkannya penetapannya sebagai Panglima ABRI
  7. ^ Keputusan Presiden No. 6/ABRI/1995
  8. ^ Chaerul Saleh meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 1967, dengan pangkat terakhir Jenderal tituler. Pada tanggal 22 Juni, sesuai Surat Departemen Angkatan Darat No. R-0148/1967, merubah pangkat Chaerul menjadi Jenderal Kehormatan
  1. ^ Soeprapto, Bambang; Simbangan, Zainal; Gayo, Hasan; Partowisastro, Koesnandar; Raib, Zakaria; Soewito, Irna Hanny Nastoeti Hadi (1995). Chairul Saleh, tokoh kontroversial. Jakarta: Tim Penulis. hlm. 160. 
  2. ^ "Alumni Bintang 4". Akademi Militer. Diakses tanggal 2024-02-27. 
  3. ^ "Nama Dan Peristiwa: Soesilo Soedarman Dan Azwar Anas Naik Pangkat". Kompas. 5 April 1993. hlm. 16. 
  4. ^ "49 PATI NAIK PANGKAT". Mimbar Kekaryaan (327). Maret 1998. Diakses tanggal 28 Februari 2024. 
  5. ^ Evandio, Akbar (2024-02-27). "Ini Daftar Penerima Gelar Jenderal Kehormatan Sebelum Prabowo". Bisnis.com. Diakses tanggal 2024-02-28. 

Pranala Luar

[sunting | sunting sumber]
  1. Dinas Sejarah TNI AD (2022), Jenderal TNI R. Hartono, Kacong Madhure jadi Jenderal