[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Kematian Adolf Hitler

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kematian Adolf Hitler
Halaman depan surat kabar Angkatan Bersenjata AS Stars and Stripes pada 2 Mei 1945
Tanggal30 April 1945; 79 tahun lalu (30 April 1945)
LokasiBerlin, Jerman Nazi

Adolf Hitler adalah politikus Jerman-Austria yang merupakan pemimpin Partai Nazi, Kanselir Jerman dari tahun 1933 sampai 1945, dan Führer ('Pemimpin') Jerman Nazi dari 1934 sampai 1945. Ia bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri pada tanggal 30 April 1945 di Führerbunker-nya di Berlin.[a][b][c] Eva Braun, yang baru dinikahinya sehari sebelumnya, memutuskan bunuh diri bersamanya dengan menenggak sianida.[d] Sesuai instruksi lisan dan tertulis Hitler sebelum bunuh diri, sore itu jenazah mereka digotong menaiki tangga melalui pintu keluar darurat bungker, disiram bensin, dan dibakar di taman Kanselari Reich di luar bungker.[1][2] Catatan arsip Soviet menjelaskan bahwa jenazah mereka yang nyaris hangus ditemukan dan dimakamkan di lokasi berbeda sampai tahun 1946.[e] Makamnya digali lagi dan dikremasi pada tahun 1970, dan kemudian abunya disebar.[f]

Sumber-sumber terkait kematian Hitler menjelaskan hal berbeda mengenai penyebab kematiannya; satu sumber menyatakan bahwa ia tewas karena racun,[g] sedangkan sumber lain menjelaskan ia tewas akibat menembak diri sendiri sembari menggigit kapsul sianida.[h] Sejarawan kontemporer menolak kisah-kisah ini dan menganggapnya sebagai propaganda Soviet,[i][j] atau upaya kompromi untuk merekonsiliasi kesimpulan yang berbeda.[h][k] Seorang saksi mata menyatakan bahwa jenazah Hitler menunjukkan tanda-tanda tembakan melalui mulut, tetapi pernyataan ini terbukti mustahil.[l][m] Sisa-sisa gigi yang ditemukan pada jenazah Hitler cocok dengan catatan gigi pada tahun 1945.[3][n]

Karena alasan politik, Uni Soviet mengumumkan berbagai versi nasib Hitler.[4][5] Soviet bersikeras pada tahun-tahun setelah perang bahwa Hitler belum tewas, tetapi melarikan diri dan dilindungi oleh bekas Sekutu Barat.[4]

Sebelum kejadian

[sunting | sunting sumber]

Pada awal 1945, militer Jerman berada di ambang kehancuran total. Polandia jatuh ke tangan Tentara Merah Soviet yang mendekat, yang bersiap menyeberangi Sungai Oder antara Küstrin dan Frankfurt, dengan tujuan melumpuhkan Berlin, 82 kilometer (51 mi) di sebelah barat.[6] Pasukan Jerman baru saja dikalahkan oleh pasukan Sekutu dalam Serangan Ardennes, yang menyebabkan pasukan Britania dan Kanada berhasil menyeberangi Sungai Rhine dan merangsek menuju jantung industri Jerman di Ruhr.[7] Pasukan Amerika di selatan telah merebut Lorraine dan bergerak maju menuju Mainz, Mannheim, dan Rhine.[7] Di Italia, pasukan Jerman mundur ke utara setelah dihalau oleh pasukan Amerika dan Persemakmuran dalam Serangan Musim Semi, yang bergerak maju ke arah Po dan kaki pegunungan Alpen.[8]

Diagram skematis Führerbunker

Hitler mundur ke Führerbunker-nya di Berlin pada 16 Januari 1945. Para pemimpin Nazi sudah memastikan bahwa Pertempuran Berlin akan menjadi pertempuran terakhir perang di Eropa.[9] Sekitar 325.000 tentara Angkatan Darat Regu B dikepung dan ditangkap pada 18 April, membiarkan jalan terbuka bagi pasukan Amerika untuk memasuki Berlin. Pada 11 April, pasukan Amerika menyeberangi Elbe, 100 kilometer (62 mi) di sebelah barat Berlin.[10] Pada 16 April, pasukan Soviet di timur melintasi Oder dan memulai Pertempuran Seelow Heights, garis pertahanan terakhir yang melindungi Berlin di sisi timur.[11] Pada 19 April, Jerman mundur sepenuhnya dari Seelow Heights, tanpa garis depan. Berlin dibombardir oleh artileri Soviet untuk pertama kalinya pada tanggal 20 April, bertepatan dengan hari ulang tahun Hitler. Menjelang malam tanggal 21 April, tank-tank Tentara Merah telah mencapai pinggiran kota.[12]

Dalam rapat sore hari tanggal 22 April, Hitler marah besar ketika diberi tahu bahwa perintah yang ia keluarkan sehari sebelumnya untuk Jenderal SS Felix Steiner agar Detasemen Angkatan Darat Steiner melakukan serangan balik tidak dipatuhi.[13] Hitler melontarkan umpatan mengenai pengkhianatan dan ketidakmampuan komandannya yang memuncak dalam sebuah pernyataan—untuk pertama kalinya—bahwa Jerman sudah kalah perang. Hitler mengumumkan ia akan tetap tinggal di Berlin dan berencana menembak dirinya sendiri.[14] Masih pada hari yang sama, ia bertanya kepada dokter SS Dr. Werner Haase mengenai metode bunuh diri yang paling dapat diandalkan. Haase menyarankan "metode pistol dan racun" yang menggabungkan dosis sianida dengan tembakan ke kepala.[15] Pemimpin Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring mengetahui hal ini dan mengirim telegram pada Hitler, meminta izin untuk mengambil alih kepemimpinan Reich sesuai dengan dekret Hitler 1941 yang menyebutkan ia sebagai penggantinya.[16] Sekretaris Hitler Martin Bormann meyakinkan Hitler bahwa Göring merencanakan kudeta.[17] Sebagai tanggapan, Hitler memberi tahu Göring bahwa ia akan dihukum mati kecuali ia mengundurkan diri dari semua jabatannya. Tak lama kemudian, Hitler memecat Göring dari semua jabatan dan memerintahkan penangkapannya.[18]

Pada tanggal 27 April, Berlin hilang kontak dengan wilayah Jerman lainnya. Komunikasi radio yang aman dengan unit pertahanan terputus; komunikasi staf komando di bungker bergantung pada saluran telepon untuk menyampaikan instruksi dan perintah, dan pada radio publik untuk mengetahui berita dan informasi.[19] Pada 28 April, Hitler menerima laporan BBC yang disadur dari Reuters; laporan itu menyatakan bahwa Reichsführer-SS Heinrich Himmler telah ditawari penyerahan diri oleh Sekutu Barat. Tawaran tersebut ditolak. Himmler menyatakan kepada Sekutu bahwa ia memiliki wewenang untuk menegosiasikan penyerahan diri, dan Hitler menganggap hal ini sebagai pengkhianatan. Sore itu, kegusaran dan kegetiran Hitler meningkat menjadi kemarahan terhadap Himmler.[20] Hitler memerintahkan penangkapan Himmler dan menembak Hermann Fegelein (perwakilan SS Himmler di markas Hitler).[21]

Pada saat yang bersamaan, Tentara Merah telah mendekati Potsdamer Platz, yang mengindikasikan mereka sedang bersiap menyerbu Kanselari. Laporan ini dan pengkhianatan Himmler mendorong Hitler untuk membuat keputusan terakhir dalam hidupnya.[22] Tengah malam tanggal 29 April, ia menikahi Eva Braun dalam sebuah upacara sederhana di ruang peta Führerbunker.[o] Hitler kemudian menggelar acara sarapan pernikahan sederhana dengan istri barunya. Tak lama setelah itu, ia membawa sekretarisnya Traudl Junge ke ruangan lain dan mendikte pernyataan dan surat wasiat terakhirnya. Wasiat Hitler meliputi instruksi yang harus segera dilakukan setelah kematiannya, dengan Laksamana Muda Karl Dönitz dan Joseph Goebbels menggantikannya sebagai kepala negara dan kanselir.[23] Ia menandatangani dokumen tersebut pada pukul 04.00 pagi dan kemudian tidur. Beberapa sumber menyatakan bahwa ia mendiktekan pernyataan dan surat wasiat terakhirnya tak lama sebelum pernikahan, tetapi para pakar sepakat mengenai waktu penandatanganan dokumen tersebut.[p][q]

Eva Braun dan Hitler (bersama Blondi), Juni 1942

Sore hari tanggal 29 April, Hitler mengetahui bahwa sekutunya, Benito Mussolini, telah dieksekusi oleh partisan Italia. Jenazah Mussolini dan kekasihnya, Clara Petacci, digantung terbalik di hadapan khalayak yang mengejek. Jenazah mereka diseret dan dibuang ke selokan. Peristiwa ini diduga semakin memperkuat tekad Hitler untuk tidak membiarkan dirinya atau istrinya menjadi "tontonan", seperti yang telah ditulis sebelumnya dalam surat wasiatnya.[24][r] Meragukan kemanjuran kapsul sianida yang diberikan oleh dokter SS Dr. Ludwig Stumpfegger, Hitler memerintahkan Dr. Haase untuk mengujinya pada Blondi, anjing peliharaannya, yang kemudian mati.[25]

Bunuh diri

[sunting | sunting sumber]

Hitler dan Braun hidup bersama sebagai suami istri di dalam bungker selama kurang dari 40 jam. Pada pukul 01.00 dini hari tanggal 30 April, Jenderal Wilhelm Keitel melaporkan bahwa semua pasukan yang diandalkan Hitler untuk menyelamatkan Berlin telah dikepung atau ditangkap.[26] Kira-kira pukul 02.30, Hitler muncul di koridor bersama sekitar 20 orang, kebanyakan wanita, yang berkumpul untuk menyampaikan perpisahan terakhir. Ia ikut mengantre dan berjabatan tangan dengan masing-masing orang sebelum masuk ke kamarnya.[27] Menjelang fajar, ketika tentara Soviet berjarak kira-kira 500 meter (1.600 ft) dari bunker, Hitler mengadakan rapat dengan Jenderal Helmuth Weidling, komandan Daerah Pertahanan Berlin. Ia mengatakan kepada Hitler bahwa pasukan Jerman mungkin akan kehabisan amunisi pada malam itu, dan pertempuran di Berlin akan berakhir dalam waktu 24 jam ke depan.[26] Weidling meminta izin Hitler untuk melarikan diri; ini adalah permintaan yang sebelumnya gagal ia ajukan. Hitler tidak menjawab, dan Weidling kembali ke markasnya di Bendlerblock. Kira-kira pukul 13.00, ia menerima izin Hitler untuk melarikan diri malam itu.[28] Hitler, dua sekretaris, dan juru masak pribadinya kemudian makan siang, setelah itu Hitler dan Braun mengucapkan selamat tinggal kepada para staf dan sesama penghuni Führerbunker, termasuk Bormann, Goebbels dan keluarganya, sekretaris, dan beberapa perwira militer. Sekitar pukul 14.30, Adolf dan Eva Hitler masuk ke ruang kerja pribadi Hitler.[28]

Situasi Perang Dunia II di Eropa pada saat kematian Hitler. Area putih dikendalikan oleh Nazi, area merah muda dikendalikan oleh Sekutu, dan area merah menunjukkan pergerakan terkini Sekutu.

Beberapa saksi mata melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan keras kira-kira pukul 15.30. Setelah menunggu beberapa menit, pelayan Hitler, Heinz Linge, membuka pintu ruang kerja ditemani oleh Bormann di sisinya.[29] Linge kemudian menyatakan bahwa ia mencium aroma almon terbakar, yang merupakan aroma umum asam prusik (bentuk cair hidrogen sianida).[29] Ajudan Hitler, SS-Sturmbannführer Otto Günsche, memasuki ruang kerja dan menemukan dua jenazah di sofa. Eva, dengan kedua kaki terangkat, berada di sebelah kiri Hitler dan rebah di sisinya. Günsche menyatakan bahwa Hitler "duduk... darah tergenang, dengan darah menetes dari pelipis kanannya. Ia menembak dirinya dengan pistolnya sendiri, sebuah pistol Walther PPK 7.65."[30][29][31] Pistol tersebut tergeletak di kaki[29] dan menurut SS-Oberscharführer Rochus Misch, kepala Hitler terbaring di atas meja di depannya.[32] Darah mengucur dari dagu dan pelipis kanan Hitler dan menciptakan noda besar di lengan kanan sofa dan menggenang di karpet. Menurut Linge, tidak ada luka fisik yang terlihat pada tubuh Eva, dan wajahnya menunjukkan seolah-olah ia tewas—akibat keracunan sianida.[s] Günsche dan SS-Brigadeführer Wilhelm Mohnke menyatakan "dengan tegas" bahwa semua orang luar dan orang-orang yang bertugas dan bekerja di bungker "tidak memiliki akses" ke tempat tinggal pribadi Hitler pada saat kematian mereka (antara pukul 15.00-16.00).[33]

Günsche meninggalkan ruang kerja dan mengumumkan bahwa Hitler sudah tiada.[34] Sesuai instruksi tertulis dan lisan Hitler sebelumnya, kedua jenazah digotong menaiki tangga dan melalui pintu keluar darurat bungker ke taman belakang Kanselari Reich, tempat jenazah mereka disiram bensin dan dibakar.[1][2] Misch melaporkan kematian Hitler pada Franz Schädle dan sibuk menelepon, kemudian menyatakan seseorang berteriak bahwa jenazah Hitler sedang dibakar.[32][35] Setelah upaya pertama menyalakan api tidak berhasil, Linge masuk ke dalam bungker dan mengambil gulungan kertas tebal. Bormann membakar kertas tersebut dan melemparkannya pada jenazah. Ketika kedua jenazah terbakar, Bormann, Günsche, Linge, Goebbels, Erich Kempka, Peter Högl, Ewald Lindloff, dan Hans Reisser mengangkat tangan dengan hormat ketika mereka berdiri tepat di pintu masuk bungker.[36][37]

Kira-kira pukul 16.15, Linge memerintahkan SS-Untersturmführer Heinz Krüger dan SS-Oberscharführer Werner Schwiedel untuk menggulung karpet di ruang kerja Hitler dan membakarnya. Schwiedel kemudian menyatakan bahwa saat memasuki ruang kerja, ia melihat genangan darah seukuran "piring makan besar" di sebelah sofa. Schwiedel melihat wadah selongsong peluru, ia membungkuk dan mengambilnya dari atas karpet, kira-kira 1 mm dari pistol 7,65.[38] Kedua pria tersebut menyingkirkan permadani yang berlumuran darah, membawanya ke atas tangga dan ke luar ke taman Kanselari. Di sana, permadani diletakkan di tanah dan dibakar..[39]

Pada sore hari, tentara Soviet menembaki wilayah tersebut, di dalam dan di sekitar Kanselari Reich. Penjaga SS kembali menyiramkan bensin untuk membakar jenazah lebih lanjut. Linge menyatakan api tidak sepenuhnya menghanguskan jenazah, karena jenazah dibakar di tempat terbuka, dengan penyebaran panas yang bervariasi.[40] Seluruh jenazah dibakar dari pukul 16.00 sampai 18.30.[41] Kira-kira pukul 18.30 waktu setempat, Lindloff dan Reisser menutupi lubang sisa-sisa pembakaran.[42]

Tampilan luar Führerbunker tak lama sebelum dihancurkan. Jenazah Hitler dan Eva Braun dibakar di kawah kecil di luar pintu darurat di sebelah kiri.
Führerbunker yang hancur (1947)

Dunia luar pertama kali mengetahui bahwa Hitler telah tiada bersumber dari Jerman sendiri. Pada tanggal 1 Mei, stasiun radio Reichssender Hamburg menghentikan program normalnya untuk mengumumkan bahwa Hitler telah tewas pada siang itu,[t] dan memperkenalkan penggantinya, Presiden Karl Dönitz.[43] Dönitz meminta warga Jerman untuk meratapi kematian Führer mereka, yang menurutnya telah gugur sebagai pahlawan yang membela ibu kota Reich.[44][45] Berharap bisa menyelamatkan tentara dan bangsa Jerman dengan menegosiasikan penyerahan diri kepada Britania dan Amerika, Dönitz mengizinkan penarikan pasukan ke barat. Taktik ini cukup berhasil; sekitar 1,8 juta tentara Jerman berhasil terhindar dari penangkapan tentara Soviet, tetapi taktik tersebut harus dibayar mahal dalam pertumpahan darah, ketika tentara Jerman terus bertempur sampai tanggal 8 Mei.[46]

Jenderal Hans Krebs bertemu dengan Jenderal Soviet Vasily Chuikov tepat sebelum pukul 04.00 pada tanggal 1 Mei. Krebs mengumumkan berita tentang kematian Hitler, ketika ia mencoba menegosiasikan gencatan senjata dan membuka "negosiasi damai".[47][48] Stalin mengetahui kematian Hitler kira-kira pukul 04.05 waktu Berlin, tiga belas jam setelah kejadian.[49][50] Ia menuntut penyerahan diri tanpa syarat, tetapi Krebs tidak berwenang untuk melakukannya.[51][52] Stalin menginginkan kepastian mengenai kematian Hitler dan memerintahkan satuan Tentara Merah SMERSH untuk menemukan jenazahnya.[53] Pada dini hari tanggal 2 Mei, Soviet menduduki Kanselari Reich.[54] Di dalam Führerbunker, Jenderal Krebs dan Jenderal Wilhelm Burgdorf bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.[55]

Pada tanggal 4 Mei, sisa pembakaran jenazah Hitler, Braun, dan dua anjing (diduga Blondi dan anaknya, Wulf) ditemukan di kawah kecil Führerbunker oleh komandan SMERSH, Ivan Klimenko.[56][57] Makam mereka digali keesokan harinya dan diam-diam dikirim ke Bagian Kontra-Spionase SMERSH Tentara Assault ke-3 di Buch.[58] Stalin meragukan kematian Hitler, dan membatasi pelepasan informasi kepada publik.[59][60] Pada 11 Mei, bagian rahang bawah jenazah diperiksa; asisten dokter gigi Hitler, Käthe Heusermann, dan teknisi gigi Fritz Echtmann memastikan gigi jenazah adalah milik Hitler dan Braun.[61][62][n] Rincian autopsi Soviet dirilis kepada publik pada tahun 1968 dan digunakan oleh odontolog di UCLA untuk mengonfirmasi jenazah Hitler pada tahun 1972.[63][u]

Pada awal Juni 1945, jenazah Hitler, Braun, Joseph dan Magda Goebbels, enam anak-anak Goebbels, Krebs, Blondi, dan seekor anjing lainnya dipindahkan dari Buch ke Finow, tempat penjaga SS yang menguburkan Hitler mengidentifikasi jenazahnya.[64][v] Mayat-mayat tersebut dimakamkan kembali di hutan di Brandenburg pada tanggal 3 Juni, dan akhirnya digali dan dipindahkan ke fasilitas baru SMERSH di Magdeburg. Di sana, mereka dimasukkan ke dalam lima kotak kayu dan dimakamkan pada 21 Februari 1946.[61][65][66][67] Pada tahun 1970, fasilitas tersebut berada di bawah kendali KGB dan rencananya akan diserahkan kepada Jerman Timur. Khawatir bahwa lokasi pemakaman Hitler yang terkenal akan dijadikan kuil neo-Nazi, direktur KGB Yuri Andropov mengizinkan operasi membinasakan jenazah yang dimakamkan di sana pada tahun 1946.[68] Tim KGB diberi tahu denah penguburan yang terperinci dan pada tanggal 4 April 1970, mereka dengan diam-diam menggali 10 atau 11 jenazah "yang telah membusuk". Kerangka jenazah dibakar habis dan dihancurkan, dan abunya dibuang ke sungai Biederitz, anak sungai Elbe terdekat.[69][w]

Hitler digambarkan oleh Dinas Rahasia AS pada tahun 1944, menunjukkan bagaimana ia menyamar untuk menghindari penangkapan.

Untuk alasan yang bermotivasi politik, Uni Soviet mengumumkan berbagai versi nasib Hitler.[4][5] Ketika ditanya pada bulan Juli 1945 mengenai bagaimana Hitler tewas, Stalin menyatakan bahwa ia tinggal "di Spanyol atau Argentina".[70] Pada bulan November 1945, Dick White, saat itu kepala kontra intelijen Britania Raya di Berlin, meminta agen mereka Hugh Trevor-Roper menyelidiki masalah tersebut untuk membantah klaim Soviet. Laporannya diterbitkan pada tahun 1947 dengan judul Hari-Hari Terakhir Hitler.[71] Pada tahun-tahun setelah perang, Soviet menyatakan bahwa Hitler belum tewas, tetapi melarikan diri dan dilindungi oleh bekas negara Sekutu Barat.[4]

Pada 30 Mei 1946, agen MVD menemukan dua serpihan tengkorak di kawah tempat Hitler dimakamkan. Tulang parietal kiri mengalami kerusakan akibat tembakan.[72] Bagian ini tetap tidak dikatalogkan sampai tahun 1975,[73] dan ditemukan kembali di Arsip Negara Rusia pada tahun 1993.[74] Pada tahun 2009, tes DNA dan forensik dilakukan terhadap potongan kecil fragmen tengkorak,[75] yang sejak lama diyakini oleh Soviet adalah milik Hitler. Menurut para peneliti Amerika, hasil tes mengungkapkan bahwa fragmen tersebut sebenarnya milik seorang wanita dan pemeriksaan jahitan tengkorak menunjukkan usia wanita tersebut di bawah 40 tahun.[76][77][x]

Pada akhir 1940-an dan 1950-an, FBI dan CIA mendokumentasikan banyak petunjuk yang menmunculkan dugaan bahwa Hitler masih hidup, tetapi tidak ada yang mempercayainya.[78] Dokumen-dokumen itu dideklasifikasi berdasarkan Undang-Undang Pengungkapan Kejahatan Perang Nazi, dan dirilis secara daring pada awal 2010-an.[79][80] Kerahasiaan dalam proses investigasi kematian Hitler telah mengilhami munculnya berbagai teori konspirasi.[81]

Pada tanggal 29 Desember 1949, sebuah dokumen rahasia diberikan kepada Stalin, yang memuat hasil interogasi anggota Nazi di Führerbunker, termasuk Günsche dan Linge.[82] Sejarawan barat diperbolehkan mengakses arsip lama Uni Soviet sejak tahun 1991, tetapi berkas tersebut tetap tidak ditemukan selama 12 tahun, dan pada tahun 2005, buku tersebut diterbitkan dengan judul The Hitler Book.[82] Pada tahun 1968, jurnalis Soviet Lev Bezymenski menerbitkan bukunya yang menjabarkan rincian autopsi.[63] Ia kemudian mengakui bahwa buku tersebut merupakan "kebohongan yang disengaja", sama halnya dengan teori kematian Hitler akibat keracunan atau coup de grâce.[4]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan penjelas

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "... Günsche stated he entered the study to inspect the bodies, and observed Hitler ... sat ... sunken over, with blood dripping out of his right temple. He had shot himself with his own pistol, a PPK 7.65." (Fischer 2008, hlm. 47).
  2. ^ "... blood dripped from a bullet hole in his right temple ..." (Kershaw 2008, hlm. 955).
  3. ^ "... 30 April ... During the afternoon Hitler shot himself..." (MI5 staff 2011).
  4. ^ "... her lips puckered from the poison." (Beevor 2002, hlm. 359).
  5. ^ "... [the bodies] were deposited ... in an unmarked grave in a forest far to the west of Berlin, reburied in 1946 in a plot of land in Magdeburg." (Kershaw 2008, hlm. 958).
  6. ^ "In 1970, the Kremlin finally decided to dispose of the body in absolute secrecy... the body, which had been concealed beneath a Soviet army parade-ground in Magdeburg, was exhumed at night and burned." (Beevor 2002, hlm. 431).
  7. ^ "... both committing suicide by biting their cyanide ampoules." (Erickson 1983, hlm. 606).
  8. ^ a b "... we have a fair answer ... to the version of ... Russian author Lev Bezymenski ... Hitler did shoot himself and did bite into the cyanide capsule, just as Professor Haase had clearly and repeatedly instructed ... " (O'Donnell 2001, hlm. 322–323).
  9. ^ "New versions of Hitler's fate were presented by the Soviet Union according to the political needs of the moment." (Eberle & Uhl 2005, hlm. 288).
  10. ^ "The intentionally misleading account of Hitler's death by cyanide poisoning put about by Soviet historians ... can be dismissed." (Kershaw 2001, hlm. 1037).
  11. ^ "... most Soviet accounts have held that Hitler also [Hitler and Eva Braun] ended his life by poison ... there are contradictions in the Soviet story ... these contradictions tend to indicate that the Soviet version of Hitler's suicide has a political colouration." (Fest 1974, hlm. 749).
  12. ^ "Axmann elaborated on his testimony when questioned about his "assumption" that Hitler had shot himself through the mouth."(Joachimsthaler 1999, hlm. 157).
  13. ^ "... the version involving a 'shot in the mouth' with secondary injuries to the temples must be rejected ... the majority of witnesses saw an entry wound in the temple.. according to all witnesses there was no injury to the back of the head." (Joachimsthaler 1999, hlm. 166).
  14. ^ a b "... the only thing to remain of Hitler was a gold bridge with porcelain facets from his upper jaw and the lower jawbone with some teeth and two bridges." (Joachimsthaler 1999, hlm. 225).
  15. ^ "In the small hours of 28–29 April ... " (MI5 staff 2011).
  16. ^ Using sources available to Trevor-Roper (a World War II MI5 agent and historian/author of The Last Days of Hitler), MI5 records the marriage as taking place after Hitler had dictated the last will and testament. (MI5 staff 2011).
  17. ^ Beevor 2002, hlm. 343 records the marriage as taking place before Hitler had dictated the last will and testament.
  18. ^ It is unknown how much of this was communicated to Hitler. (Shirer 1960, hlm. 1131).
  19. ^ "Cyanide poisoning. Its 'bite' was marked in her features." (Linge 2009, hlm. 199).
  20. ^ Hitler had actually died the previous day. (Shirer 1960, hlm. 1137).
  21. ^ In 2017, French forensic pathologist Philippe Charlier also found teeth on a jawbone fragment to be in "perfect agreement" with an X-ray taken of Hitler in 1944. (Brisard & Parshina 2018, hlm. 224, 273–274).
  22. ^ "... the facial structure remained clearly identifiable. There was a bullethole in one temple, but the upper and lower jaw were both intact." (Trevor-Roper 1992, hlm. 34).
  23. ^ Beevor states that "... the ashes were flushed into the town [Magdeburg] sewage system." (Beevor 2002, hlm. 431).
  24. ^ Charlier stated, "When doing a diagnostic of the skull, you have a 55 per cent chance of getting the sex right." (Lusher 2018).
  1. ^ a b Kershaw 2008, hlm. 954, 956.
  2. ^ a b Linge 2009, hlm. 199, 200.
  3. ^ Lusher 2018.
  4. ^ a b c d e Eberle & Uhl 2005, hlm. 288.
  5. ^ a b Kershaw 2001, hlm. 1037.
  6. ^ Horrabin 1946, Vol. X, hlm. 51.
  7. ^ a b Horrabin 1946, Vol. X, hlm. 53.
  8. ^ Horrabin 1946, Vol. X, hlm. 43.
  9. ^ Beevor 2002, hlm. 139.
  10. ^ Shirer 1960, hlm. 1105.
  11. ^ Beevor 2002, hlm. 209–217.
  12. ^ Beevor 2002, hlm. 255–256, 262.
  13. ^ Erickson 1983, hlm. 586.
  14. ^ Beevor 2002, hlm. 275.
  15. ^ O'Donnell 2001, hlm. 230, 323.
  16. ^ Shirer 1960, hlm. 1116.
  17. ^ Beevor 2002, hlm. 289.
  18. ^ Shirer 1960, hlm. 1118.
  19. ^ Beevor 2002, hlm. 323.
  20. ^ Kershaw 2008, hlm. 943–946.
  21. ^ Kershaw 2008, hlm. 946–947.
  22. ^ Shirer 1960, hlm. 1194.
  23. ^ Kershaw 2008, hlm. 949–950.
  24. ^ Shirer 1960, hlm. 1131.
  25. ^ Kershaw 2008, hlm. 951–952.
  26. ^ a b Erickson 1983, hlm. 603–604.
  27. ^ Shirer 1960, hlm. 1132.
  28. ^ a b Beevor 2002, hlm. 358.
  29. ^ a b c d Linge 2009, hlm. 199.
  30. ^ Fischer 2008, hlm. 47.
  31. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 160–182.
  32. ^ a b Rosenberg 2009.
  33. ^ Fischer 2008, hlm. 47–48.
  34. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 156.
  35. ^ Misch 2014, hlm. 173.
  36. ^ Linge 2009, hlm. 200.
  37. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 197, 198.
  38. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 162.
  39. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 162, 175.
  40. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 210–211.
  41. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 211.
  42. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 217–220.
  43. ^ Shirer 1960, hlm. 1137.
  44. ^ Beevor 2002, hlm. 381.
  45. ^ Kershaw 2008, hlm. 959.
  46. ^ Kershaw 2008, hlm. 961–963.
  47. ^ Beevor 2002, hlm. 367–368.
  48. ^ Eberle & Uhl 2005, hlm. 280, 281.
  49. ^ Beevor 2002, hlm. 368.
  50. ^ Eberle & Uhl 2005, hlm. 280.
  51. ^ Ryan 1994, hlm. 364.
  52. ^ Misch 2014, hlm. 175.
  53. ^ Eberle & Uhl 2005, hlm. 281.
  54. ^ Beevor 2002, hlm. 387, 388.
  55. ^ Beevor 2002, hlm. 387.
  56. ^ Erickson 1983, hlm. 435.
  57. ^ Petrova & Watson 1995, hlm. xi.
  58. ^ Vinogradov et al. 2005, hlm. 110.
  59. ^ Kershaw 2001, hlm. 1038, 1039.
  60. ^ Dolezal 2004, hlm. 185–186.
  61. ^ a b Kershaw 2008, hlm. 958.
  62. ^ Eberle & Uhl 2005, hlm. 282.
  63. ^ a b Senn & Weems 2013, hlm. 43.
  64. ^ Trevor-Roper 1992, hlm. 31, 34.
  65. ^ Vinogradov et al. 2005, hlm. 111–116.
  66. ^ Halpin & Boyes 2009.
  67. ^ Tkachenko 2009.
  68. ^ Vinogradov et al. 2005, hlm. 333.
  69. ^ Vinogradov et al. 2005, hlm. 335–336.
  70. ^ Beschloss 2002.
  71. ^ MI5 staff 2011.
  72. ^ Eberle & Uhl 2005, hlm. 287, 288.
  73. ^ Brisard & Parshina 2018, hlm. 29, 30, 32.
  74. ^ Isachenkov 1993.
  75. ^ Brisard & Parshina 2018, hlm. 18–22.
  76. ^ Goñi 2009.
  77. ^ CNN staff 2009.
  78. ^ CIA Chief of Station, Caracas 1955.
  79. ^ CIA staff 2013.
  80. ^ Wayback Machine 2011.
  81. ^ Anderson 2015.
  82. ^ a b Eberle & Uhl 2005, hlm. xxvi.

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]