Kaptopril
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(2S)-1-[(2S)-2-methyl-3-sulfanylpropanoyl] pyrrolidine-2-carboxylic acid | |
Data klinis | |
Nama dagang | Capoten, Farmoten, dll |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a682823 |
Kat. kehamilan | D(AU) D(US) |
Status hukum | ℞ Preskripsi saja |
Rute | oral |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 70–75% |
Metabolisme | hepatic |
Waktu paruh | 1.9 hours |
Ekskresi | renal |
Pengenal | |
Nomor CAS | 62571-86-2 |
Kode ATC | C09AA01 |
PubChem | CID 44093 |
DrugBank | DB01197 |
ChemSpider | 40130 |
UNII | 9G64RSX1XD |
KEGG | D00251 |
ChEBI | CHEBI:3380 |
ChEMBL | CHEMBL1560 |
Data kimia | |
Rumus | C9H15NO3S |
Massa mol. | 217.29 |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Kaptopril merupakan suatu obat yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung kongestif, dan pecegahan remodelisasi ventrikel pasca-MI.[1] Kaptopril sendiri dieliminasi dalam hati dan ginjal dalam tubuh.[1] Bentuk sediaan kaptopril ini adalah tablet dengan dosis 12,5 mg, 25 mg, 37,5 mg, 50 mg, serta 100 mg.[1] Kaptopril bekerja dengan cara menginhibisi enzim pengkonversi angiotensin (inhibitor ACE).[2] Dalam pemberiannya, kaptopril memerlukan pemberian yang lebih sering.[2] Selain itu, kaptopril dapat menyebabkan hiperkalemia (kelebihan kalium dalam darah) dan penurunan fungsi ginjal yang reversibel.[2] Kaptropil merupakan obat keras, maka penggunaan harus disertai informasi dari dokter atau apoteker.[3]
Monografi
[sunting | sunting sumber]Nama kimia kaptopril adalah 1-[(2S)-3-merkapto-2-methylpropionyl]-Lproline dengan berat molekul 217,29.[4] Kaptopril berupa bubuk kristal putih yang memiliki sedikit bau belerang.[4] Ksptopril memiliki sifat larut dalam air (sekitar 160 mg / mL), metanol, dan etanol dan sedikit larut dalam kloroform dan etil asetat.[4]
Farmakologi
[sunting | sunting sumber]Kaptopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah angiotensin-I menjadi angiotensin-II / angiotensin converting enzyme (ACE).[5] Kaptopril mencegah terjadinya perubahan dari angiotensin-I menjadi angiotensin II.[5] Agiotensin II merupakan salah satu senyawa yang dapat menaikkan tekanan darah.[5] Kaptopril dan metabolitnya diekskresi terutama melalui urin.[5] Eliminasi waktu paruh kaptopril meningkat dengan menurunnya fungsi ginjal dimana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan kreatinin.[5] Angiotensin II merupakan vasokontriktor yang berpotensi dan bertindak untuk melepaskan aldosteron.[1] Dengan demikian, kaptopril menurunkan tahanan vaskular perifer dan tekanan darah dan menghambat retensi air dan garam yang normalnya ditimbulkan oleh aldosteron.[1] Enzim pengkonversi angiotensin juga bertanggung jawab dalam metabolisme bradikinin.[1] Bradikinin merupakan vasodilator atau agen yang menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi.[1] Kaptopril menyebabkan kadar bradikinin dalam jaringan meningkat, sehingga aliran datah di otak dan tekanan intrakranial meningkat.[1]
Farmakokinetik
[sunting | sunting sumber]Absorpsi
[sunting | sunting sumber]Pemberian kaptopril secara oral memberikan penyerapan yang cepat dengan tingkat darah puncak sekitar 1 mg / mL yang ditemukan 1 / 2 sampai 1 jam setelah dosis 100 mg.[6] Penyerapan minimal rata-rata sekitar 75 persen.[6] Kehadiran makanan di saluran pencernaan mengurangi penyerapan sebesar 25 sampai 40 persen.[6]
Distribusi
[sunting | sunting sumber]Volume fase terminal distribusi (2L/kg) menunjukkan bahwa kaptopril didistribusikan ke jaringan dalam.[6] Sekitar 30 persen dari obat terikat pada protein plasma.[6]
Metabolisme
[sunting | sunting sumber]Kaptopril secara ekstensif dimetabolisme.[6] Metabolit utama dari kaptopril adalah kaptopril dimer (SQ 14.551).[6] Penelitian secara in vitro telah menunjukkan bahwa SQ 14.551 secara signifikan lebih aktif daripada kaptopril sebagai inhibitor enzim pengkonversi angiotensin.[6]
Ekskresi
[sunting | sunting sumber]Kaptopril dan metabolitnya (kaptopril dimer dan konjugasi dengan senyawa endogen tiol misalnya: kaptopril-sistein) diekskresikan terutama dalam urin.[6] Studi in vitro menunjukkan bahwa metabolit yang dihasilkan bersifat labil dan interkonversi dapat terjadi secara in vivo.[6] Sekitar 40 persen dari dosis yang diberikan diekskresikan dan tidak mengalami perubahan dalam urin selama 24 jam dan 35 persen sebagai metabolit.[6] Jumlah pembersihannya dalam tubuh adalah sekitar 0,8 L / kg / jam.[6]
Farmakodinamik
[sunting | sunting sumber]Pemberian kaptopril menghasilkan pengurangan resistensi arteri perifer pada pasien hipertensi tanpa adanya perubahan atau peningkatan output jantung.[6] Pengurangan klinis yang signifikan dari tekanan darah yang sering diamati 60 sampai 90 menit setelah pemberian kaptopril secara oral.[6] Namun, penurunan tekanan darah biasanya progresif. Durasi efek tampaknya berhubungan dengan dosis.[6] Tekanan darah diturunkan dalam posisi berdiri dan terlentang.[6] Efek ortostatik dan takikardi jarang terjadi, terjadi paling sering pada pasien yang mengalami deplesia.[6] Tidak ada peningkatan tekanan darah secara mendadak setelah penarikan obat.[6] Penelitian telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aliran darah ginjal setelah pemberian kaptopril. Laju filtrasi glomerulus biasanya tidak berubah.[6] Namun dalam beberapa kasus, laju filtrasi glomerulus dapat menurunkan secara sementara, sehingga terjadi peningkatan jumlah kreatinin serum dan urea nitrogen secara sementara.[6] Pada manusia, sistem renin-angiotensin berperan dalam mengatur laju filtrasi glomerulus bila tekanan perfusi ginjal rendah.[6] Pemberian kaptopril dapat menyebabkan kerusakan akut filtrasi glomerulus pada pasien tersebut.[6]
Dosis
[sunting | sunting sumber]- Per oral dengan dosis 6,25-50 mg 2 atau 3 kali sehari.[1]
- Sublingual (dikunyah) 25-50 mg.[1]
- Per oral dengan dosis 25-100 mg 3 kali sehari hingga maksimum 450 mg/hari.[1]
- Dosis rendah (6,25 mg) digunakan pada hipertensi atau gagal jantung kongestif, jika ditambahkan pada suatu diuretik, atau pada pasien dengan deplesi garam, gangguan ginjal.[1]
Peringatan
[sunting | sunting sumber]- Dapat berkaitan dengan angioedema, supresi sumsum tulang, dan proteinuria.[1]
- Efek berdasarkan imun (gangguan rasa, ruam, neutropenia), jarang serius asalkan dosis total harian <150 mg.[1] Sebagian besar diteukan pada pasien dengan penyakit vaskular kolagen atau yang mendapatkan obat lain yang memungkinkan untuk mengubah respon imun (contoh: prokainamid, tokainid, hidralazin, asebutolol, probenesid).[1] Semua pasien harus menjalani suatu evaluasi ginjal pra-kaptopril, uji terhadap antibodi anti-inti, hitungan darah lengkap, dan penapisan terhadap semua medikasi lain.[1]
- Dapat menyebabkan hipotensi pada dosis pertama, terutama pasien dengan deplesi volume atau jika digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan yang mengurangi volume vaskular.[1]
- Tidak boleh digunakan dengan diuretik hemat kalium karena dapat menyebabkan hiperkalemia.[1]
- Penggunaan pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal harus hati-hati.[1] Peningkatan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin serum dapat terjadi setelah penurunan tekanan darah.[1] Fungsi ginjal harus dikontrol setelah beberapa minggu pertama pengobatan.[1]
- Pasien dengan gagal jantung kongestif, yaitu pasien dengan fungsi ginjal yang kemungkinan tergantung pada sistem renin-angiotensin-aldosteron dapat berhubungan dengan oliguria atau azotemia progresif.[1]
- Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
- untuk ibu menyususui terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan mengonsumsi obat ini tanpa arahan dari dokter.[7]
Efek samping
[sunting | sunting sumber]- Kardiovaskular: Hipotensi, palpitasi, takikardia.[1]
- Paru-paru: Batuk, dispne, bronkospasme.[1]
- Sistem saraf pusat: Pusing, kelelahan.[1]
- Saluran pencernaan: Nyeri abdomen, disgeusia, tukak lambung.[1]
- Kulit: Ruam, pruritus.[1]
- Ginjal: Peningkatan kadar nitrogen urea dan kreatinin, proteinuria, gagal ginjal.[1]
- Hematologik: Neutropenia, Trombositopenia, anemia hemolitik, eosinofilia.[1]
- Lain-lain: Angioedema, limfadenopati.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad Sota Omoigui (1995). Buku Saku Obat-obatan Anestesia Edisi II. jakarta: Buku Kedokteran EGC. hlm. 42. ISBN 979-448-353-2.
- ^ a b c Mark A. Graber, Peter P. Toth, Robert L. Herting, Jr. (1997). Buku Saku Dokter Keluarga Edisi 3. jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hlm. 106. ISBN 979-448-678-7.
- ^ (Inggris) "Captopril". American Society of Health-System Pharmacists, Inc. Disclaimer. 2012. Diakses tanggal April 17 2014.
- ^ a b c "Capoten". RxList. 2012. Diakses tanggal April 17 2014.
- ^ a b c d e "Captopril". Hexpharm Jaya, A Kalbe Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-21. Diakses tanggal April 17 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v (Inggris) "Product Information CAPOTEN (Captopril)" (PDF). Aspen Pharma Pty Ltd. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-02-04. Diakses tanggal 2014-04-18.
- ^ https://www.alodokter.com/captopril