Kapal induk Jepang Chitose
Chitose sebelum diubah menjadi kapal induk ringan
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Chitose (千歳) |
Pasang lunas | 26 November 1934 |
Diluncurkan | 29 November 1936 |
Mulai berlayar | 25 Juli 1938 |
Reklasifikasi | 15 Desember 1943 (menjadi kapal induk ringan) |
Diperbarui | 1942 - 1944 |
Dioperasikan kembali | 1 Januari 1944 |
Identifikasi | CVL 24 |
Nasib | Tenggelam oleh gempuran B-17 dalam Pertempuran Teluk Leyte, 25 Oktober 1944.19°20′N 126°20′E / 19.333°N 126.333°E |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal induk kelas-Chitose |
Berat benaman |
|
Panjang | 192,5 m (631 ft 7 in) |
Lebar | 20,8 m (68 ft 3 in) |
Sarat air | 7,5 m (24 ft 7 in) |
Tenaga | 56.000 shp (42.000 kW) |
Pendorong |
|
Kecepatan | 28,9 kn (53,5 km/h; 33,3 mph) |
Jangkauan | 11.000 nmi (20.000 km) pada 18 kn (33 km/h; 21 mph) |
Kapasitas |
|
Awak kapal | 800 orang |
Sensor dan sistem pemroses | |
Senjata |
Kapal induk pesawat laut: Kapal induk ringan:
|
Pesawat yang diangkut |
|
Fasilitas penerbangan |
|
Chitose (千歳 , "1000 tahun") adalah sebuah kapal induk milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang selesai dibangun pada November 1936 di Kure, dan bertugas untuk membawa pesawat tipe Kawanishi E7K Tipe 94 "Alf" dan Nakajima E8N Tipe 95 "Dave". Walaupun ia diperkirakan bisa membawa Ko-Hyoteki Tipe A, tetapi tidak ada rekaman sejarah yang bisa membuktikannya. Alih-alih adiknya, Chiyoda, sudah terbukti mampu membawa dan meluncurkan torpedo unik tersebut.[1]
Masa awal dinas
[sunting | sunting sumber]Sebagai Kapal induk pesawat laut, Chitose juga pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti Pertempuran Midway. Walaupun Ia tidak bertempur pada operasi tersebut, Ia juga berperan penting dalam operasi pendaratan dan invasi ke Hindia Belanda dan Papua Nugini selama Januari-April 1942, membuka lembar sejarah pendudukan Kekaisaran Jepang di wilayah Asia Tenggara.[1]
Konversi
[sunting | sunting sumber]Setelah terluka parah di pertempuran Solomon, Chitose dibawa pulang ke Sasebo dan menjalani model ulang untuk mengubahnya menjadi kapal induk ringan. Konversinya memakan waktu hampir setahun, dan Chitose bertugas dengan peran barunya pada awal tahun 1944 di Divisi Induk 3.[1]
Nasib
[sunting | sunting sumber]Chitose tenggelam pada peristiwa Pertempuran Teluk Leyte, oleh kombinasi pesawat pembom, meriam kapal penjelajah dan torpedo kapal perusak Sekutu. Berdasarkan rencana operasi tersebut, Armada Ozawa yang menampung Chitose di dalamnya memang dimaksudkan menjadi umpan bagi armada Sekutu. Oleh karena itu, jumlah pesawat yang ada sengaja diminimalisir untuk membuat armada Amerika terpancing pada Chitose dan memburunya serta menjauhi area pantai pendaratan Filipina. Ia benar-benar tewas setelah terkena torpedo dari pesawat milik USS Essex di Tanjung Engano. 903 kru-nya ikut tewas tenggelam bersamanya, sementara 601 lainnya berhasil diselamatkan oleh Isuzu dan Shimotsuki.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d IJN Chitose: Tabular Record of Movement, accessed on 26 August 2008