[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Felice Beato

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Felice Beato
Foto profil Felice Beato setengah badan dari samping. Potret wajahnya menghadap ke sebelah kiri, wajahnya berewokan.
Felice Beato, foto oleh fotografer tidak diketahui (kemungkinan dipotret sendiri), kira-kira dari tahun 1866.
Lahir1832
Venesia
Meninggal29 Januari 1909
Firenze
KebangsaanBritania
Nama lainFelix Beato
PekerjaanFotografer
Dikenal atasSalah satu dari orang pertama yang memotret di Asia Timur dan salah satu dari fotografer perang
KerabatAntonio Beato (adik laki-laki)

Felice Beato (lahir di Venesia, tahun 1832 – meninggal di Firenze, 29 Januari 1909 pada usia 77 tahun) atau juga dikenal sebagai Felix Beato[catatan 1] adalah fotografer ItaliaBritania. Ia adalah salah satu orang pertama yang memotret di Asia Timur dan salah satu fotografer perang pertama. Dia terkenal dengan foto-foto genre art, potret, serta pemandangan dan panorama arsitektur dan lanskap di Asia dan wilayah Mediterania. Perjalanan Beato memberinya kesempatan untuk menciptakan gambaran dari negara-negara, orang-orang, serta peristiwa yang waktu itu terjadi di tempat yang jauh dan tidak akrab bagi kebanyakan orang di Eropa dan Amerika Utara. Foto-fotonya memberikan gambaran tentang berbagai peristiwa, seperti Pemberontakan di India 1857 dan Perang Candu Kedua, serta termasuk salah satu karya foto jurnalistik pertama.

Asal usul dan identitas

Sertifikat kematian yang ditemukan tahun 2009 menunjukkan bahwa Beato lahir pada tahun 1832 di Venesia dan meninggal dunia di Firenze, 29 Januari 1989. Sertifikat itu juga menunjukkan ia warga negara Persemakmuran Inggris dan masih lajang.[3][5] Ketika masih kecil, Beato dan keluarga tampaknya pindah ke Corfu yang waktu itu bagian dari protektorat Britania di Kepulauan Ionia, sehingga Beato adalah warga Persemakmuran Inggris.[3][4][catatan 2]

Keberadaan sejumlah foto karya "Felice Antonio Beato" dan "Felice A. Beato" membuat dulunya sering diperkirakan bahwa foto-foto tersebut adalah karya seorang fotografer yang entah bagaimana dapat memotret pada waktu bersamaan di tempat-tempat jauh seperti Mesir dan Jepang. Pada tahun 1983, Chantal Edel menyatakan[7] bahwa "Felice Antonio Beato" adalah nama yang dipakai dua kakak beradik, Felice Beato dan Antonio Beato yang kadang-kadang bekerja sama, dan menggunakan tanda tangan yang sama. Kebingungan soal nama ini terus menimbulkan masalah dalam mengidentifikasi sebuah foto sebagai karya Felice atau Antonio Beato.

Mediterania, Krimea, dan India

Tahap awal perkembangan Felice Beato sebagai fotografer tidak banyak diketahui, tetapi ia diberitakan membeli lensa pertama dan satu-satunya lensa miliknya, di Paris pada tahun 1851.[8] Ia kemungkinan bertemu fotografer Britania James Robertson di Malta pada tahun 1850 dan menemaninya ke Konstantinopel pada tahun 1851. Robertson sebelumnya adalah pengukir klise di Percetakan Uang Logam Kekaisaran Ottoman sejak 1843 dan kemungkinan belajar fotografi pada tahun 1840-an.[9] Beato dan Robertson mulai memotret bersama, dan keduanya membentuk perkongsian bernama "Robertson & Beato", mungkin pada tahun 1853 atau tahun 1854, ketika Robertson membuka sebuah studio foto di Pera, Konstantinopel. Antonio adik Beato bergabung dengan Robertson dan Beato ketika keduanya melakukan ekspedisi fotografi ke Malta pada 1854 atau 1856, dan ke Yunani dan Yerusalem pada tahun 1857. Sejumlah foto dari perkongsian ini yang diproduksi pada tahun 1850-an ditulis sebagai karya "Robertson, Beato and Co.", dan "and Co." konon merujuk kepada Antonio.[10]

Foto reruntuhan istana berikut kerangka manusia terlihat pada latar depan
Reruntuhan istana Sikandar Bagh, Lucknow, India, 1858. Pada latar depan terlihat sisa-sisa kerangka manusia dari para pemberontak yang tewas.

Pada akhir 1854 atau awal 1855 James Robertson menikah dengan adik perempuan Beato yang bernama Leonilda Maria Matilda Beato. Keduanya memiliki tiga anak perempuan, Catherine Grace (l. 1856), Edith Marcon Vergence (l. 1859), and Helen Beatruc (l. 1861).[8]

Pada tahun 1855, Felice Beato dan Robertson melakukan perjalanan ke Balaklava, Krimea, untuk meliput Perang Krimea sepeninggal Roger Fenton. Bertolak belakang dengan penggambaran Fenton soal martabat dalam perang, Beato dan Robertson memperlihatkan kehancuran.[11] Keduanya memotret jatuhnya Sevastopol pada September 1855 dalam kira-kira 60 lembar foto.[12]

Pada Februari 1858, Felice Beato tiba di Kalkutta dan memulai perjalanannya di India Utara untuk mendokumentasikan akibat dari Pemberontakan di India 1857.[13][catatan 3] Sewaktu berada di India, mayat-mayat yang dipotretnya mungkin merupakan foto mayat yang pertama.[15] Salah satu fotonya yang diambil di istana Sikandar Bagh di Lucknow menampilkan sisa-sisa kerangka pemberontak India yang sebelumnya digalinya dari kubur dan diatur kembali agar memberi dampak dramatis pada foto.[16] (lihat peristiwa di Benteng Taku). Ia juga sampai di kota-kota seperti Delhi, Cawnpore, Meerut, Benares, Amritsar, Agra, Simla, dan Lahore.[17] Antonio adiknya, menyusul ke India pada bulan Juli 1858, tetapi tidak bertahan lama. Pada Desember 1859, Antonio meninggalkan India karena alasan kesehatan. Petualangan Antonio berakhir di Mesir pada tahun 1860. Ia mendirikan sebuah studio foto di Thebes pada tahun 1862.[18]

Tiongkok

Pada 1860, Felice Beato keluar dari kongsi Robertson & Beato, meskipun Robertson masih bertahan menggunakan nama itu hingga 1867. Beato dikirim ke India untuk memotret ekspedisi militer Inggris-Prancis ke Tiongkok selama Perang Candu Kedua. Ia tiba di Hong Kong pada bulan Maret[19] dan segera mulai memotret kota Hong Kong dan daerah sekelilingnya hingga sampai di Kanton.[20] Foto-foto karya Beato termasuk beberapa foto terawal yang dipotret di Tiongkok.[21]

Ketika berada di Hong Kong, Beato bertemu Charles Wirgman, seorang seniman sekaligus koresponden untuk Illustrated London News. Keduanya ikut tentara Inggris-Prancis yang bergerak ke utara menuju Teluk Talien, kemudian ke Pehtang dan Benteng Taku di muara Sungai Peiho, sampai ke Peking dan Qingyi Yuan, serta pinggiran kota Istana Musim Panas.[20] Foto-foto Beato sepanjang rute ini dan nantinya foto tempat-tempat lain di Jepang sering digunakan oleh Wirgman (dan lain-lain) sebagai ilustrasi majalah mingguan Illustrated London News.[catatan 4]

Benteng Taku

Bagian dalam benteng dari tanah dan kayu, tampak mayat-mayat berserakan
Bagian dalam Benteng Taku setelah direbut pada 21 Agustus 1860

Foto-foto Perang Candu Kedua karya Beato adalah foto pertama yang mendokumentasikan berlangsungnya sebuah kampanye militer[22] secara kronologis. Foto-foto Bentang Taku karyanya bagaikan menceritakan kembali pertempuran yang telah terjadi. Rangkaian foto dimulai dari jalan menuju Benteng Taku, dampak bombardemen terhadap dinding luar dan kubu-kubu pertahanan, dan akhirnya kehancuran di dalam benteng, termasuk mayat-mayat prajurit Tiongkok.[22] Beato sebenarnya tidak memotret secara berturutan seperti ini karena mayat para prajurit yang tewas harus dipotret lebih dulu sebelum tiba orang yang menangani mereka, baru setelah itu Beato bebas mengambil foto bagian luar dan bagian dalam benteng.[23]

Foto-foto prajurit Tiongkok yang tewas dan cara Beato menyajikannya secara khusus mengungkap aspek ideologisfoto jurnalistik yang dimiliknya. Dr. David F. Rennie, salah seorang anggota ekspedisi mencatat dalam memoarnya mengenai perang ini, "Aku berjalan mengitari dinding luar benteng pada sisi barat. Aku melihat banyak mayat berserakan--di sebelah barat laut, tiga belas mayat berkumpul bersama-sama di dekat sebuah meriam. Signor Beato tiba dengan kegembiraan yang sangat, menyebut kelompok [mayat] tadi sebagai 'indah', dan memohon agar tidak diganggu hingga selesai diabadikan oleh alat-alat fotografi miliknya, yang selesai dilakukannya beberapa menit kemudian."[24]

Istana Musim Panas

Istana empat tingkat berarsitektur Tiongkok
Menara Dewa Kesusastraan, Istana Musim Panas, sebelum dihancurkan.

Di luar kota Peking, Beato memotret Qingyi Yuan (Istana Musim Panas) milik pribadi Kaisar Tiongkok yang terdiri dari paviliun istana, kuil, danau buatan berukuran besar, dan taman-taman. Beberapa dari foto-foto ini diambil antara 6 Oktober hingga 18 Oktober 1860, sehingga merupakan foto-foto terakhir bangunan-bangunan yang mulai dijarah dan dirampok oleh tentara Inggris-Prancis pada 6 Oktober 1860. Pada 18–19 Oktober 1860, bangunan-bangunan istana semuanya dibakar oleh Divisi Pertama Britania atas perintah Lord Elgin sebagai pembalasan terhadap kaisar untuk penyiksaan dan kematian dua puluh anggota korps diplomatik Sekutu. Bennet menulis bahwa "[Foto-foto] ini tampaknya merupakan foto-foto Peking yang paling tua yang ditemukan hingga kini, dan memiliki nilai budaya dan sejarah yang sangat penting."[25]

Di antara foto-foto terakhir yang dipotret Beato di Tiongkok pada waktu itu adalah Lord Elgin di Peking menandatangani Konvensi Peking bersama Pangeran Kung yang mewakili Kaisar Xianfeng.[22]

Beato pulang ke Inggris pada Oktober 1861. Pada musim dingin tahun 1861, ia menjual 400 lembar koleksi foto India dan Tiongkok miliknya kepada Henry Hering, seorang fotografer komersial di London.[26]

Jepang

Samurai klan Satsuma semasa Perang Boshin (1868–1869)

Pada tahun 1863, Beato pindah ke Yokohama, Jepang, bergabung dengan Charles Wirgman, rekannya ketika melakukan perjalanan dari Bombay ke Hong Kong.[27] Keduanya membentuk kongsi bernama "Beato & Wirgman, Artists and Photographers" dari tahun 1864 hingga 1867,[28] salah satu studio foto komersial paling awal[29] dan paling penting[15] di Jepang. Wirgman kembali membuat ilustrasi dari foto-foto Beato, sebaliknya Beato memotret beberapa dari sketsa Wirgman dan karya-karya lainnya. (Foto-foto Beato juga dipakai untuk percetakan gambar foto dalam buku Aimé Humbert, Le Japon illustré[30] dan karya-karya lainnya.) Foto-foto Beato mengenai Jepang mencakup potret, genre art, lanskap, pemandangan kota, serta sebuah seri foto yang mendokumentasikan pemandangan dan tempat-tempat di sepanjang Jalan Tōkaidō yang mengingatkan orang dengan ukiyo-e karya Hiroshige dan Hokusai. Semasa periode ini, izin masuk ke Jepang dan bepergian di dalam negeri sangat dibatasi oleh keshogunan. Beato dapat sampai di tempat-tempat yang hanya pernah dikunjungi segelintir orang Barat dengan cara mengiringi delegasi duta[31] dan memanfaatkan kesempatan lainnya yang tercipta karena kepopulerannya secara pribadi dan hubungan dekatnya dengan militer Britania. Selain memotret tema-tema yang menyenangkan, ia juga memotret objek-objek yang mengerikan dan mencari sensasi, seperti potongan kepala yang dipamerkan setelah dipenggal.[32] Foto-foto karyanya luar biasa bukan hanya karena kualitasnya, melainkan juga langka karena menggambarkan pemandangan Jepang pada periode Edo.[33]

Sebagian besar dari karya-karya Beato di Jepang sangat bertolak belakang dari karya-karya sebelumnya di India dan Tiongkok yang "menggarisbawahi dan bahkan mengagung-agungkan konflik dan kemenangan kekuatan imperial Britania".[34] Selain Portrait of Prince Kung, potret-potret orang Tiongkok pada karya awal Beato termasuk kurang penting (sepele, kabur, atau keduanya) atau mayatnya saja. Kecuali karyanya ketika bertugas sebagai fotografer resmi ekspedisi militer Britania ke Shimonoseki pada September 1864,[27] Beato sangat berminat memotret orang Jepang, dan tidak menempatkan dirinya pada kedudukan yang lebih tinggi ketika memotret mereka, dan bahkan berhasil mengabadikan wajah-wajah mereka yang tampak menantang saat berhadapan dengan orang Barat yang berstatus lebih tinggi.[35]

Beato sangat aktif ketika berada di Jepang. Pada tahun 1865, ia menghasilkan sejumlah pemandangan kota Nagasaki dan sekelilingnya.[27] Dari tahun 1866, ia sering dijadikan bahan karikatur di majalah Japan Punch yang didirikan dan disunting oleh Wirgman.[36] Ketika terjadi kebakaran yang menghanguskan sebagian besar kota Yokohama pada Oktober 1866, Beato kehilangan studio foto bersama sebagian besar, dan mungkin semua klise-klise miliknya.[27]

Meski Beato adalah fotografer pertama di Jepang yang menjual album berisi karya-karyanya, ia dengan cepat menyadari potensi komersial dari karyanya.[37] Pada sekitar tahun 1870, penjualan foto-foto telah menjadi inti bisnisnya.[38] Walaupun pembeli dapat memilih foto dari isi album-album yang lebih lama, Beato beralih ke menjual album berisi foto-foto yang telah dipilihnya sendiri. Ia mungkin tokoh yang memperkenalkan kepada Jepang, konsep ganda tentang pemandangan dan pakaian/adat istiadat yang umum pada fotografi di Mediterania.[39] Pada tahun 1868, Beato telah menyelesaikan dua volume buku foto, "Native Types" yang berisi 100 potret dan genre art, serta "Views of Japan" yang berisi 98 foto lanskap dan pemandangan kota.[40]

Sebagian besar foto dari album-album Beato diwarnai dengan tangan. Teknik pewarnaan ini berhasil disempurnakannya dari penggabungan lukisan cat air dan cetak blok kayu Jepang yang diterapkan untuk fotografi Eropa.[33]

Sejak sekitar berakhirnya kemitraan dengan Wirgman pada tahun 1869, Beato mencoba pensiun dari pekerjaan sebagai fotografer dan berupaya mencari bisnis lain,[1][33] serta mendelegasikan pekerjaan fotografi kepada pegawainya di studio "F. Beato & Co., Photographers"[41] miliknya di Yokohama. Studio tersebut dikelolanya bersama asisten bernama H. Woollett beserta empat fotografer Jepang dan empat seniman Jepang.[42] Kusakabe Kimbei kemungkinan adalah salah seorang dari seniman/asisten Beato sebelum dapat mandiri menjadi seorang fotografer.[43] Bisnis-bisnis baru yang dimulainya ternyata gagal. Meskipun demikian, keterampilan fotografi dan popularitas pribadinya masih dapat dijadikan jaminan. Beato sukses kembali ke pekerjaan lamanya sebagai fotografer.[1]

Beato memotret bersama-sama Ueno Hikoma,[44] dan kemungkinan mengajar fotografi kepada Raimund von Stillfried.[45]

Felice Beato dan Saigo Tsugumichi (keduanya duduk di depan), bersama kawan-kawan mereka orang Barat. Foto oleh Hugues Krafft, tahun 1882.

Pada tahun 1871, Beato berdinas sebagai fotografer resmi ekspedisi Angkatan Laut Amerika Serikat ke Korea di bawah pimpinan Laksamana Rodgers.[36] Meskipun sebelumnya, mungkin sudah ada orang Prancis tidak dikenal yang memotret di Korea semasa invasi Prancis ke Pulau Ganghwa tahun 1866,[46] foto-foto karya Beato di Korea dapat dikatakan sebagai foto-foto tertua mengenai Korea yang sumbernya diketahui dengan jelas.[47]

Bisnis Beato di Jepang dulu banyak jumlahnya. Ia memiliki tanah[48] dan beberapa studio, berusaha sebagai konsultan properti, memiliki kepentingan finansial di Grand Hotel di Yokohama,[36] serta antara lain menjadi menjadi penyalur karpet impor dan tas wanita. Ia juga tampil di pengadilan dalam beberapa kesempatan, misalnya menjadi penggugat, tergugat, dan sebagai saksi.[49] Pada 6 Agustus 1873, Beato ditunjuk sebagai konsul jenderal Yunani di Jepang.[42]

Pada 1877, Beato menjual sebagian besar sahamnya kepada firma Stillfried & Andersen,[33] yang kemudian pindah ke studio milik Beato. Stillfried & Andersen kemudian menjual saham tersebut kepada Adolfo Farsari pada tahun 1885.[50] Setelah sahamnya dijual kepada Stillfried & Andersen, Beato tampaknya pensiun selama beberapa tahun dari memotret, dan berkonsentrasi sebagai spekulator finansial dan pialang.[51] Pada 29 November 1884, ia meninggalkan Jepang, dan akhirnya mendarat di Port Said, Mesir.[52] Sebuah surat kabar Jepang memberitakan bahwa uang Beato ludes di bursa perak Yokohama.[53]

Masa tua

Queen's Silver Pagoda, Mandalay, c. 1889

Dari tahun 1884 hingga 1885, Beato menjadi fotografer resmi pasukan ekspedisi pimpinan Baron (nantinya Viscount) G.J. Wolseley ke Khartoum, Sudan yang diangkat sebagai pengganti Jenderal Charles Gordon.[53]

Setelah kembali ke Inggris pada tahun 1886, Beato untuk untuk beberapa lama mengajar teknik fotografi di London and Provincial Photographic Society.[53] Pada tahun 1888, ia kembali memotret di Asia, kali ini di Burma,[54] negara tempatnya membuka sebuah foto studio (bernama "The Photographic Studio") pada tahun 1896, berikut sebuah bisnis mebel dan barang antik di Mandalay dengan sebuah kantor cabang di Rangoon.[55] Pada tahun 1899, ia keluar dari F. Beato Ltd (kemudian perusahaan ini dilikuidasi pada tahun 1907),[56] tetapi dia tetap bekerja untuk "The Photographic Studio" hingga tahun 1904 dan mungkin terus bekerja dengan memakai namanya sendiri atau nama lainnya setelah itu.[56] Meskipun sebelumnya Beato dipercaya meninggal dunia di Rangoon atau Mandalay pada tahun 1905 atau 1906,[57] sertifikat kematiannya yang ditemukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Beato meninggal dunia 29 Januari 1909 di Firenze, Italia.

Karya Beato baik berupa foto-foto yang diketahui sebagai karya sendiri, maupun dijual dengan memakai nama Stillfried & Andersen's, atau dalam bentuk cetakan anonim, semuanya memiliki pengaruh besar:

Selama lebih dari lima puluh tahun pada awal abad kedua puluh, foto-foto Beato mengenai Asia telah dijadikan ilustrasi standar untuk buku harian perjalanan, surat kabar bergambar, dan catatan lainnya yang diterbitkan, dan ikut membantu pengertian "Barat" tentang beberapa masyarakat di Asia.[58]

Teknik fotografi

Fotografi abad ke-19 kadang-kadang memperlihatkan keterbatasan teknologi pada waktu itu. Meskipun demikian, Felice Beato berhasil berkarya di tengah keterbatasan tersebut dan bahkan mengatasinya. Sebagian besar karyanya berupa cetak perak albumen dari negatif pelat gelas kolodion basah.[59]

Beato merintis dan menyempurnakan teknik mewarnai foto dengan tangan[31] dan membuat panorama.[60] Ia mungkin mulai mewarnai foto dengan tangan atas saran Wirgman, atau mungkin sebelumnya pernah melihat foto yang diwarnai dengan tangan buatan kongsi Charles Parker dan William Parke Andrew.[61] Dari manapun inspirasinya, foto lanskap yang diwarnai Beato tampak lembut dan alami, sementara potret berwarnanya yang diwarnai lebih jelas daripada foto pemandangan dinilai baik sekali.[catatan 5] Selain menyajikan pemandangan berwarna, Beato berusaha menyajikan objek yang sangat luas dengan cara yang dapat memberi kesan keluasannya. Sepanjang kariernya, karya-karya Beato diwakili oleh foto-foto panorama yang spektakuler yang dibuatnya dengan memotret bagian demi bagian dari sebuah pemandangan yang luas, lalu menyambung beberapa lembar foto hasilnya menjadi satu sehingga terlihat foto pemandangan yang lebar.[63] Versi lengkap dari panorama di Pehtang terdiri dari 7 foto yang dijalin bersama hampir terlihat tanpa sambungan dengan total panjang lebih dari 2 meter.[63]

Panorama Yedo dari Atagoyama: sebuah panorama (terdiri dari lima cetak albumen) dari kota Edo (sekarang Tokyo), memperlihatkan kediaman resmi daimyo, 1865 atau 1866
 

Catatan

Catatan kaki

  1. ^ Tampaknya Felice adalah nama aslinya, namun ia lebih suka memakai nama Felix.[1] Semasa hidupnya, namanya sering ditulis di media cetak sebagai "Signor Beato", dan nama keluarganya sering salah dieja sebagai ("Beat", "Beatto", dsb.).[2]
  2. ^ Beato sejak lama sering ditulis sebagai orang Britania, Italia, Corfu-Italia, dan/atau Yunani. Kepindahan keluarganya dan sejarah awal abad ke-19 di Laut Adriatik menunjukkan bahwa asal usul dirinya cocok seperti yang ditulis orang. Corfu berkali-kali pernah termasuk bagian dari wilayah Venesia dari tahun 1386 hingga 1815. Perjanjian Paris Tahun 1815 memasukkan Corfu dan pulau-pulau lainnya di Kepulauan Ionia sebagai wilayah proteksi Britania. Corfu diberikan kepada Yunani pada tahun 1864. Dalam silisilah keluarga Beato dicatat kepindahan mereka ke Corfu pada abad ke-17 dan termasuk salah satu dari keluarga terhormat Venezia yang memerintah pulau ini semasa era Republik Venesia.[6]
  3. ^ Gernsheim menyatakan bahwa Beato dan Robertson keduanya melakukan perjalanan ke India pada tahun 1857, tetapi sekarang Beato secara umum dipercaya bepergian sendiri ke sana.[14]
  4. ^ Untuk antologi ilustrasi (berikut teksnya, meski hanya ada terjemahannya dalam bahasa Jepang) dari terbitan Jepang Illustrated London News, lihat Kanai.
  5. ^ Bennett mengutip dan merangkum penilaian kolektor Henry Rosin mengenai foto-foto yang diwarnai dengan tangan oleh Beato.[62]

Referensi

  1. ^ a b c Bennett, Photography in Japan, p. 86.
  2. ^ Clark, Fraser, and Osman, passim.
  3. ^ a b Bennett, History of Photography in China, 1842–1860, p. 241.
  4. ^ a b Dobson, "'I been to keep up my position'", p. 31.
  5. ^ Penelitian mutakhir menemukan sebuah formulir yang diisi Beato pada tahun 1858 ketika meminta surat izin perjalanan yang berisi data tahun lahirnya sebagai 1833 atau 1834 di Pulau Corfu.[4]
  6. ^ Gray, p. 68.
  7. ^ Zannier, Antonio e Felice Beato, n.p.
  8. ^ a b Clark, Fraser, and Osman, p. 90.
  9. ^ Broecker, p. 58; Clark, Fraser, and Osman, pp. 89, 90.
  10. ^ Pare, Photography and Architecture, p. 245 (citing Vaczek and Buckland, p. 190); Clark, Fraser, and Osman, pp. 90–91.
  11. ^ Greenough, p. 21; Pare, "Roger Fenton", p. 226.
  12. ^ Broecker, p. 58.
  13. ^ Harris, p. 23; Dehejia, p. 121; Masselos and Gupta, p. 1.
  14. ^ Gernsheim, p. 96.
  15. ^ a b Zannier, "Beato", p. 447.
  16. ^ Gartlan, "Felice Beato", p. 128.
  17. ^ Harris, p. 23; Clark, Fraser, and Osman, pp. 91–92.
  18. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 90, 91.
  19. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 92.
  20. ^ a b Clark, Fraser, and Osman, pp. 92–93.
  21. ^ Rosenblum, p. 124.
  22. ^ a b c Lacoste, p. 10.
  23. ^ Harris.
  24. ^ D "Felice Beato" (Luminous Lint).
  25. ^ Bennett, "China", pp. 292–295.
  26. ^ Lacoste, pp. 11, 184.
  27. ^ a b c d Bennett, Photography in Japan, 1853–1912, p. 94.
  28. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 97; Clark, "A Chronology of Charles Wirgman (1832?–1891)", p. 35.
  29. ^ Dobson, "Japan", p. 770.
  30. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 96, 98, 100; Hockley, pp. 77–80.
  31. ^ a b Gartlan, "Felix Beato", p. 129.
  32. ^ Handy, p. 57.
  33. ^ a b c d Bennett, Photography in Japan, 1853–1912, p. 97.
  34. ^ Dobson, "'I been to keep up my position'", p. 32.
  35. ^ Dobson, "'I been to keep up my position'", passim.
  36. ^ a b c Bennett, Photography in Japan, 1853–1912, p. 95.
  37. ^ Hockley, p. 67.
  38. ^ Hockley, p. 68.
  39. ^ Hockley, p. 72.
  40. ^ F.ベアト写真集1(Photo Album, in Japanese but with some English subtitles, from the Yokohama Archives of History). July 6, 2006. ISBN 978-4-7503-2369-5. 
  41. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 100.
  42. ^ a b Clark, Fraser, and Osman, p. 103.
  43. ^ Bakumatsu Nihon no fūkei to hitobito: Ferikkusu Beato shashinshū, p. 186.
  44. ^ Himeno, p. 24.
  45. ^ Gartlan, A Chronology of Baron Raimund von Stillfried-Ratenicz (1839–1911), p. 130.
  46. ^ Choi and Park; Bennett, "Korea", p. 805.
  47. ^ Bennett, "Korea", p. 805.
  48. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 99, 100, 108.
  49. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 104–109, passim.
  50. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 107.
  51. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 107–108.
  52. ^ Clark, Fraser, and Osman, pp. 111–112.
  53. ^ a b c Clark, Fraser, and Osman, p. 112.
  54. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 113.
  55. ^ Clark, Fraser, and Osman, p. 114.
  56. ^ a b Clark, Fraser, and Osman, pp. 114–115.
  57. ^ Robinson, p. 41; Clark, Fraser, and Osman, p. 116; Zannier, "Beato", p. 446.
  58. ^ Gartlan, "Felix Beato", p. 131.
  59. ^ Lacoste, pp. 24–25.
  60. ^ Gartlan, "Felix Beato", p. 130.
  61. ^ Bennett, Early Japanese Images, p. 39.
  62. ^ Bennett, Early Japanese Images, p. 43; Robinson, p. 48.
  63. ^ a b Lacoste, pp. 8–9.

Daftar pustaka

  • Bakumatsu Nihon no fūkei to hitobito: Ferikkusu Beato shashinshū (幕末日本の風景と人びと フェリックス・ベアト写真集). Yokohama: Akashi Shoten, 1987. (Jepang) OCLC 18743438.
  • Baldwin, Gordon, Malcolm Daniel, and Sarah Greenough. All the Mighty World: The Photographs of Roger Fenton, 1852–1860. New Haven: Yale University Press, 2004. ISBN 1-58839-128-0; ISBN 1-58839-129-9.
  • Banta, Melissa, and Susan Taylor, eds. A Timely Encounter: Nineteenth-Century Photographs of Japan. Cambridge, Mass.: Peabody Museum Press, 1988. ISBN 0-87365-810-8.
  • Bennett, Terry. Early Japanese Images. Rutland, Vermont: Charles E. Tuttle, 1996. ISBN 0-8048-2029-5; ISBN 0-8048-2033-3.
  • Bennett, Terry. "Felice Beato and the United States Expedition to Korea of 1871 Diarsipkan 2012-07-17 di Wayback Machine.". Old Japan. Diakses 3 April 2006.
  • Bennett, Terry. History of Photography in China, 1842–1860. London: Bernard Quaritch, 2009. ISBN 0-9563012-0-7.
  • Bennett, Terry. "Korea." In Encyclopedia of Nineteenth-Century Photography, 2: pp. 804–806. New York: Routledge, 2008. ISBN 978-0-415-97235-2.
  • Bennett, Terry. Photography in Japan, 1853–1912. North Clarendon, Vermont: Tuttle, 2006. ISBN 0-8048-3633-7.
  • Broecker, William L., ed. International Center of Photography Encyclopedia of Photography. New York: Pound Press; Crown, 1984. ISBN 0-517-55271-X.
  • Choi Injin and Park Juseok. The Century of Korean Photography: Images from the Land of the Morning Calm. Seoul: RIHP, 2001. OCLC 71135623.
  • Clark, John. "A chronology of Charles Wirgman (1832?–1891)". In Clark, Japanese Exchanges in Art, 1850s to 1930s with Britain, Continental Europe, and the USA, pp. 25–58. Sydney: Power Publications, 2001. ISBN 978-1-86487-303-0
  • Clark, John. Japanese Exchanges in Art, 1850s to 1930s with Britain, Continental Europe, and the USA: Papers and Research Materials. Sydney: Power Publications, 2001. ISBN 1-86487-303-5.
  • Clark, John, John Fraser, and Colin Osman. "A revised chronology of Felice (Felix) Beato (1825/34?–1908?)". In Clark, Japanese Exchanges in Art, 1850s to 1930s with Britain, Continental Europe, and the USA. Sydney: Power Publications, 2001. ISBN 978-1-86487-303-0
  • Dehejia, Vidya, et al. India through the Lens: Photography 1840–1911. Washington, D.C.: Freer Gallery of Art and Arthur M. Sackler Gallery; Ahmedabad: Mapin; Munich, Prestel, 2000. ISBN 81-85822-73-5; ISBN 3-7913-2408-X.
  • Dobson, Sebastian. "'I been to keep up my position': Felice Beato in Japan, 1863–1877". In Rousmaniere and Hirayama, eds, Reflecting Truth: Japanese Photography in the Nineteenth Century, pp. 30–39. Amsterdam: Hotei, 2004. ISBN 978-90-74822-76-3.
  • Dobson, Sebastian. "Japan." In Encyclopedia of Nineteenth-Century Photography, 2: pp. 769–773.
  • Encyclopedia of Nineteenth-Century Photography. 2 vols. New York: Routledge, 2008. ISBN 0-415-97235-3.
  • "Felice Beato Diarsipkan 2007-05-09 di Wayback Machine.." Luminous Lint. Diakses 19 August 2011.
  • Gartlan, Luke. "A chronology of Baron Raimund von Stillfried-Ratenicz (1839–1911)." In Clark, Japanese Exchanges in Art, 1850s to 1930s with Britain, Continental Europe, and the USA, pp. 121–178. Sydney: Power Publications, 2001. ISBN 978-1-86487-303-0
  • Gartlan, Luke. "Felix Beato." In Encyclopedia of Nineteenth-Century Photography, 2: pp. 128–131.
  • Gernsheim, Helmut. The Rise of Photography: 1850–1880: The Age of Collodion. London: Thames and Hudson, 1988. ISBN 0-500-97349-0.
  • Gray, Ezio. Le terre nostre ritornano... Malta, Corsica, Nizza. Novara: De Agostini Editoriale, 1943. (Italia) OCLC 22249643.
  • Greenough, Sarah. "'A new starting point': Roger Fenton's life." In Baldwin, Daniel, and Greenough, All the Mighty World, pp. 2–31. New York: Metropolitan Museum of Art; New Haven: Yale University Press, 2004. ISBN 978-1-58839-128-5.
  • Griffiths, Alan. "Second Chinese Opium War (1856–1860) Diarsipkan 2020-06-09 di Wayback Machine.". Luminous-Lint. Diakses 3 April 2006.
  • Handy, Ellen. "Tradition, novelty and invention: Portrait and landscape photography in Japan, 1860s–1880s." In Banta and Taylor, eds, A Timely Encounter: Nineteenth Century Photographs of Japan, pp. 53–71. Cambridge, Mass.: Peabody Museum, 1988. ISBN 978-0-87365-810-2.
  • Harris, David. Of Battle and Beauty: Felice Beato's Photographs of China. Santa Barbara: Santa Barbara Museum of Art, 1999. ISBN 0-89951-101-5; ISBN 0-89951-100-7.
  • Himeno, Junichi. "Encounters with foreign photographers: The introduction and spread of photography in Kyūshū". In Rousmaniere and Hirayama, eds, Reflecting Truth: Japanese Photography in the Nineteenth Century, pp. 18–29. Amsterdam: Hotei, 2004. ISBN 978-90-74822-76-3.
  • Hockley, Allen. "Photo albums and their implications for the study of early Japanese photography". In Rousmaniere and Hirayama, eds, Reflecting Truth: Japanese Photography in the Nineteenth Century, pp. 66–85. Amsterdam: Hotei, 2004. ISBN 978-90-74822-76-3.
  • Kanai Madoka (金井圓), ed. Egakareta Bakumatsu Meiji: Irasutoreiteddo Rondon Nyūsu Nihon tsūshin 1853–1902 (描かれた幕末明治 イラストレイテッド・ロンドン・ニュース日本通信1853–1902). Tokyo: Yushodo, 1973. (Jepang)
  • Lacoste, Anne. Felice Beato: A Photographer on the Eastern Road. Los Angeles: J. Paul Getty Museum, 2010. ISBN 1-60606-035-X.
  • Masselos, Jim, and Narayani Gupta. Beato's Delhi 1857, 1957. Delhi: Ravi Dayal, 2000. ISBN 81-7530-028-0.
  • Pare, Richard. Photography and Architecture: 1839–1939. Montréal: Centre Canadien d'Architecture/Canadian Centre for Architecture; New York: Callaway, 1982. ISBN 0-935112-06-5; ISBN 0-935112-07-3.
  • Pare, Richard. "Roger Fenton: The artist's eye." In Baldwin, Daniel, and Greenough, All the Mighty World: The Photographs of Roger Fenton, 1852–1860, pp. 221–230. New Haven: Yale University Press, 2004. ISBN 1-58839-128-0; ISBN 1-58839-129-9.
  • Peres, Michael R. Focal Encyclopedia of Photography: Digital Imaging, Theory and Applications. 4th ed. Amsterdam: Focal Press, 2007. ISBN 0-240-80740-5. S.v. "Copying".
  • Rennie, David Field. The British Arms in Northern China and Japan: Pekin 1860; Kagoshima 1862. London: John Murray, 1864. Available here Diarsipkan 2023-07-19 di Wayback Machine. at Google Books.
  • Robinson, Bonnell D. "Transition and the Quest for Permanence: Photographer and Photographic Technology in Japan, 1854–1880s". In Banta and Taylor, eds, A Timely Encounter: Nineteenth-Century Photographs of Japan, pp. 39–52. Cambridge, Mass.: Peabody Museum Press, 1988. ISBN 0-87365-810-8.
  • Rosenblum, Naomi. A World History of Photography. 3rd ed. New York: Abbeville Press, 1997. ISBN 0-7892-0028-7; ISBN 0-7892-0329-4.
  • Rousmaniere, Nicole Coolidge, and Mikiko Hirayama, eds. Reflecting Truth: Japanese Photography in the Nineteenth Century. Amsterdam: Hotei, 2004. ISBN 90-74822-76-2.
  • Vaczek, Louis, and Gail Buckland. Travelers in Ancient Lands: A Portrait of the Middle East, 1839–1919. Boston: NYGS, 1981. ISBN 0-8212-1130-7.
  • Zannier, Italo. "Beato." In The Dictionary of Art (34 vols; New York: Grove, 1996; ISBN 1-884446-00-0), 3:446–447.
  • Zannier, Italo. Antonio e Felice Beato. Venice: Ikona Photo Gallery, 1983. (Italia) OCLC 27711779.

Pranala luar