Alkitab bahasa Dayak Ngaju
Nama lengkap | Alkitab Bahasa Dayak Ngaju |
---|---|
Bahasa | Dayak Ngaju |
Terbitan PL | 1858 |
Terbitan PB | 1846, 1999 |
Penerjemah | Johann Friederich Becker August Friederich Albert Hardeland Timotheus Marat Nikodemus Tomonggong Joyo Negoro |
Penerbit | Lembaga Alkitab Indonesia |
Afiliasi agama | Kristen |
Situs URL | Alkitab Terjemahan Baru - Bahasa Suku |
Alkitab bahasa Dayak Ngaju adalah Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Ngaju yang digunakan di daerah Kalimantan Tengah dan tenggara, Indonesia. Bahasa Dayak muncul dalam tiga dialek menurut daftar milik the Bible Society; dialek Ngaju dipakai di daerah tenggara Borneo Belanda; dialek Sea Dayak (Dayak Laut) dipakai di daerah Sarawak, dan dialek Land Dayak (Dayak darat) atau Beta dipakai di daerah Sarawak. Perjanjian Baru diterjemahkan oleh J.F. Becker dan A. Hardeland of the Rhenish Missionary Society, dipublikasikan dalam dialek Ngaju pada tahun 1846, buku Sejarah Alkitab diterbitkan empat tahun sebelumnya. Alkitab diterjemahkan oleh Hardeland dan seorang Dayak pribumi yang bernama Timothy Marat dipublikasikan oleh Netherlands Bible Society pada tahun 1858. Banyak misionaris dari Society for the Propagation of the Gospel mungkin lebih aktif dalam penerjemahan alkitab baik Land Dayak dan Sea Dayak; memproduksi versi-versi Injil dari tiga dialek awal, dan seluruh Perjanjian Baru pada dialek berikutnya. Kitab ini dipakai secara ektensif dengan penyalur British and Foreign Bible Society.[1] Kerja sama yang agak luar biasa telah diwujudkan oleh orang Timur dan orang Barat yang mula-mula menghasilkan Alkitab dalam bahasa Ngaju (Dayak). Pada tahun-tahun 1850-an di Kalimantan Selatan, A. F. A. Herdeland rajin menterjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa aslinya (bahasa Ibrani). Sekaligus Timotheus Marat rajin menterjemahkan Perjanjian Lama dari versi Leydekker (Bahasa Melayu Tinggi). Kedua terjemahan itu kemudian dibandingkan, pasal demi pasal. Setelah disatukan, versi bahasa Ngaju itu diuji dengan jalan dipakai oleh anak-anak Dayak di sekolah. Lalu Nikodemus Tomonggong menolog Hardeland dengan revisinya yang terakhir.[2]