Cura Annonae
Cura Annonae (Penyelenggaraan Anona) adalah istilah yang digunakan pada zaman Romawi Kuno, sebagai tanda bakti kepada Dewi Anona, salah satu sembahan bangsa Romawi, untuk menyifatkan kegiatan impor dan distribusi gandum kepada warga kota Roma, dan kemudian hari kepada warga kota Konstantinopel, sesudah kota itu didirikan. Pemerintah Roma mengimpor sebagian besar gandum yang dikonsumsi warganya, yang diperkirakan berjumlah satu juta jiwa pada abad ke-2 Masehi. Salah satu unsur penting di dalam kegiatan ini adalah pencatuan gandum, yakni program pemerintah untuk membagi-bagikan gandum cuma-cuma atau bersubsidi, yang kemudian hari diganti dengan roti, kepada warga termiskin kota Roma. Program pembagi-bagian jatah gandum kepada kira-kira 200.000 orang tersebut merupakan salah satu contoh program jaring pengaman sosial yang paling awal dan yang paling lama berjalan.
Memasok dan mencatu gandum secara teratur dan terprediksi merupakan bagian dari strategi pemerintah Roma untuk memelihara ketenteraman di tengah-tengah populasi kota yang mudah resah dengan menyediakan sesuatu yang disindir pujangga Yuvenalis dengan istilah "roti dan gelanggang". Pada tahun 22 Masehi, Kaisar Tiberius mengemukakan pandangannya bahwa penelantaran Cura Annonae bakal mengakibatkan "kehancuran telak negara".[1]
Sumber-sumber utama gandum, kebanyakan gandum durum, adalah Mesir, Afrika Utara (sekarang Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko), dan Sisilia. Logistik pengangkutan gandum lewat laut dari daerah-daerah tersebut ke kota Roma membutuhkan ratusan kapal, beberapa di antaranya sangat besar, dan membutuhkan pula suatu sistem ekstensif untuk mengumpulkan gandum dan mendistribusikannya di kota Roma. Jarang sekali ada rekam arkeologis perdagangan gandum, karena sifat gandum yang mudah rusak menjadikannya sukar dideteksi para arkeolog.[2]
Tidak diketahui kapan Cura Annonae berakhir. Kegiatan yang mirip dengan Cura Annonae mungkin masih terus dijalankan untuk kota Roma sampai selambat-lambatnya abad ke-6 Masehi, tetapi jumlah gandumnya tidak lagi sebanyak dulu; sementara di Konstantinopel, kegiatan semacam Cura Annonae dalam skala yang diperkecil bertahan sampai selambat-lambatnya abad ke-7 Masehi. Omongan Kaisar Tiberius terbukti benar, Cura Annonae memang berkaitan erat dengan kemaslahatan Roma. Populasi kota itu merosot tajam pada tahun-tahun menjelang runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Sesudah Roma terpuruk, tidak ada lagi kota di Eropa yang mampu membina jaringan pengangkutan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan satu juta penduduk sampai dengan abad ke-19.
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Rickman, G.E. (1980). "The Grain Trade Under the Roman Empire". Memoirs of the American Academy in Rome. 36: 263. doi:10.2307/4238709. JSTOR 4238709. Diunduh dari JSTOR.
- ^ Tidak seperti, misalnya, sisa-sisa arkeologis buyung atau bejana (amfora) untuk mengirimkan anggur dan minyak zaitun yang sudah ditemukan sampai ribuan banyaknya.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Garnsey, P. (1989). Famine and Food Supply in the Graeco-Roman World: Responses to Risk and Crisis. History e-book project. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-37585-6.