[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Ciledug, Cirebon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Ciledug, Cirebon
Ciledug
Peta
Letak di Jawa Barat
Ciledug, Cirebon di Jawa
Ciledug, Cirebon
Ciledug, Cirebon
Letak di Jawa Barat Dan Indonesia
Ciledug, Cirebon di Indonesia
Ciledug, Cirebon
Ciledug, Cirebon
Ciledug, Cirebon (Indonesia)
Koordinat: 6°54′20″S 108°44′02″E / 6.90562457°S 108.73395079°E / -6.90562457; 108.73395079
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Hari jadiTahun 1950
Ibu kotaCiledug Kulon
Jumlah satuan pemerintahanDaftar
Luas
 • Total13,34.252 km2 (5,15.158 sq mi)
 • Luas daratan4,92.702 km2 (1,90.233 sq mi)
 Sawah : 8.41.550 km2 (3,24.924 sq ml)
Populasi
 (2013)
 • Total1,644
 • Kepadatan120/km2 (320/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (mayoritas)
Kristen
Buddha
Hindu
Konghucu
 • BahasaIndonesia (resmi)
Sunda
Jawa Cirebonan
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
45188
Kode BPS
3209020 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanE
Kode Kemendagri32.09.02 Edit nilai pada Wikidata


Ciledug (Aksara Sunda: ᮎᮤᮜᮨᮓᮥᮌ᮪, Hanacaraka: ꦕꦶꦊꦢꦸꦒ꧀) adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Cirebon bagian timur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ciledug merupakan kota pusat ekonomi di wilayah Cirebon timur.

kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Pabedilan di sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Waled di sebelah selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran (kecamatan yang baru dimekarkan dari Kecamatan Ciledug), di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tujuh desa yang ada di sebelah barat Kecamatan Ciledug membentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Pabuaran. Makanan khas dari Ciledug yaitu Tahu Gejrot; yang kini dapat juga dinikmati di luar Ciledug, seperti di Bandung dan Jakarta. Di Ciledug masih dapat dijumpai gedung-gedung kuno, peninggalan pemerintahan Belanda. Ciledug dahulu merupakan salah satu kewedanaan di wilayah Cirebon, yang meliputi Kecamatan Ciledug, Babakan, Waled dan Losari . Kantor Kewedanaan sekarang menjadi kantor Kecamatan Ciledug. Di sepanjang jalang utama Ciledug yakni di sisi kiri dan kanan Jalan Merdeka Barat dan Merdeka Utara masih berjejer gedung besar sebagai tempat budi daya sarang walet.

Dengan adanya pembangunan ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci dan Kanci Pejagan, maka akses menuju Ciledug menjadi semakin cepat dengan dilalui oleh kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum yang berhenti di Terminal Bus Ciledug. Di Ciledug juga terdapat stasiun kereta api Ciledug yang terletak di Jalan Ki Buyut Roda.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]
Utara Kecamatan Pabedilan
Timur Provinsi Jawa Tengah
Selatan 1.Kecamatan Pasaleman

2.Kecamatan Waled

Barat 1.Kecamatan Pabuaran (pemekaran dari Kecamatan Ciledug)

2.Kecamatan Babakan

Sejarah Kecamatan Ciledug, Cirebon

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengamankan daerah Pagedangan dari orang-orang yang tidak mau masuk Islam . Ki Bledug Jaya meminta dikirim prajurit tangguh dari Caruban Larang untuk melatih para pemuda dan orang-orang dewasa penduduk Pagedangan. Setelah bantuan pasukan datang, mereka melatih penduduk Pagedangan disuatu tempat, sehingga tempat itu menjadi berdebu (Bahasa Sunda: Ledug), sampai-sampai air (Bahasa Sunda: Cai) yang akan digunakan untuk mandi, mencuci dan minum bercampur ledug (debu). Akhirnya tempat latihan itu terkenal dengan sebutan Ciledug hingga sekarang.Untuk memenuhi kebutuhan Keraton Cerbon, Ki Bledug Jaya diperintahkan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) agar berdiam di Keraton Caruban Larang, tetapi pada hari Senin dan Kamis Ki Bledug Jaya diperkenankan untuk melihat daerahnya. (Orang-orang masih percaya bahwa samapi sekarang Ki Bledug Jaya pada hari Senin dan kamis berada di Ciledug. Pada hari senin dan Kamis berada di Ciledug. Pada hari Senin dan Kamis banyak orang datang berziarah ke tempat tersebut).Pada abad ke-15, daerah Pagedangan termasuk Wilayah Kerajaan Galuh yang menguasai daerah Jawa Barat sampai batas Cipamali (sungai ini sekarang menjadi batas antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah). Agama yang dianut oleh masyarakat ketika itu kebanyakan menganut agama Hindu-Budha pengaruh dari luar daerah.Pada saat itu, di Cirebon telah berkembang agama Islam yang dikembangkan oleh Pangeran Walangsungsang (Mbah Kuwu Cerbon), putra prabu siliwangi penguasa kerajaan galuh/pajajaran. Dalam rangka mengembangkan / mensiarkan agama islam. P. Walangsungsang dibantu oleh putra Nyai Rarasantang adiknya yang bernama Syarif Hidayatullah yang kemudian terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.Dengan adanya Pangeran Walangsungsang menyebarkan agama Islam, maka wilayah Kerajaan Galuh/Pajajaran diliputi rasa kekhawatiran. Para sesepuh Galuh yang beragama Sanghiang merasa kehilangan wibawa dan kepercayaan dari masyarakatnya, antara lain Ki Arya Kidang Layaran yang juga sedang kecewa karena salah seorang anaknya yang bernama Raden Layang Kemuning mengundurkan diri sebagai pepatih Kerajaan Galuh, meninggalkan segala kebesaran dan pergi mengembara tanpa pamit, sedangkan tempat tujuannya pun tidak diketahui rimbanya. Untuk mencarinya Ki Arya Kidang Layaran mengutus Nyi Ratu Layang Sari adik Layang Kemuning.Dalam pengembaraannya, Raden layang Kemuning menetap dan berdiam menyendiri disuatu tempat di tepi Sungai Cisanggarung. Ia menyamar sebagai tukang nyarah (mengambil kayu yang hanyut disungai) dan berganti nama dengan nama Ki Malewang.Pada suatu hari, langit mendung, halilintar bergelegar dan turunlah hujan yang sangat deras bagai ditumpahkan dari langit . Akibat hujan lebat Sungai Cisanggarung banjir mendadak. Airnya bergemuruh dan bergulung-gulung menghanyutkan segala yang menghalangi, termasuk tubuh Ki Malewang yang sedang nyarah ikut terhanyut. Dalam keadaan pingsan ia terdampar di daerah Pagedangan. Tiada selembar kainpun yang melekat ditubuhnya, karena waktu nyarah pakaiannya diletakan ditepi sungai. (Tempat terdamparnya Ki Malewang sekarang bernama Pelabuhan)Ratu Layang Sari yang diutus ayahandanya untuk mencari kakaknya yang bernama Raden Layang Kemuning belum dapat menemukannya. Akhirnya sampailah ia di tempat Ki Malewang terdampar. Melihat ada tubuh seorang laki-laki yang tergeletak ditepi sungai dalam keadaan tanpa busana, makakeinginannya untuk menolong diurungkan, tetapi ia melemparkan selendangnya untuk menutupi tubuh yang tergeletak itu. Lalu ia meninggalkan tempat itu dengan tidak mengira bahwa yang tergeletak adalah tubuh kakaknya yang selama ini ia cari.Setelah Ki Malewang sadar dari pingsannya, bukan main terkejutnya berada di tempat itu dalam keadaan telanjang, hanya tertutup selembar selendang. Iapun bertanya-tanya dalam hati, siapakah orang yang telah menutupi badannya dengan selendang itu.Di Pagedangan itu Ki Malewang membuat gubuk untuk tempat tinggal. Dan pepohonan disekitarnya ditebang untuk dijadikan lahan pertanian. Daerah ditepi sungai Cisanggarung tempat kediaman Ki Malewang itu sangat subur,sehingga orang-orang berdatangan ke tempat itu, dan lama kelamaan ramailah daerah Pagedangan karena banyak penghuninya.Beberapa tahun kemudian, datanglah enam orang utusan dari Kerajaan Galuh setelah mendengar keberadaan Raden Layang Kemuning di Pagedangan dengan maksud agar Raden Layang Kemuning mau kembali ke Kerajaan Galuh. Tetapi Raden layang Kemuning (Ki Malewang) menolak, bahkan keenam orang utusan itupun ingin menetap di Pagedangan dengan tujuan mengabdi kapada Raden Layang Kemuning mengembangkan pedukuhan. Keenam orang tersebut adalah:

1. Ki Gagak Singalaga (Ki Gatot Singalaga)

2. Ki Angga Paksa

3. Ki Angga Raksa

4. Ki Kokol

5. Ki Jala Rawa (Ki Sekar Sari)

6. Nyi Godong Lamaranti (disebut si Nyai)

Ketika Mbah Kuwu Cerbon mengetahui bahwa daerah sebelah timur ada sebuah pedukuhan yang masih menganut agama Sanghiang, maka ia bersama pengikutnya mendatangi Pagedangan untuk menyampaikan agama Islam. Kedatangan Mbah Kuwu Cerbon diterima dengan baik oleh Ki Malewang, yang kemudian ia beserta para pengikutnya masuk agama Islam dengan tulus.Untuk menambah keyakinannya, Ki Malewang bersama pengikutnya mengangkat sumpah di depan Mbah Kuwu Cerbon sebagai bukti kesetiaannya memeluk agama Islam. Pada waktu sumpah itu dilaksanakan, tiba-tiba langit menjadi gelap tertutup mendung dan halilintar yang sangat dahsyat menyambar tubuh Ki Malewang. Suara menggelegar: “ Bleduuug” (di daerah itu disebut Bledug). Tubuh Ki Malewang tetap tegar, tidak bergetar dan tidak berubah. Sejak kejadian itu Ki Malewang mendapat gelar “ Ki Bledug Jaya”.Pada tahun 1479 Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Susuhunan di Caruban Larang, dia memperluas Keraton Pakungwati dan akan mendirikan Masjid Agung Sang Ciptarasa. Karena memerlukan kayu jati yang baik dan kuat, maka Sinuhun menugaskan Ki Bledug untuk mencarikan kayu jati yang baik. Bersama dengan para pengikutnya Ki Bledug jaya menebang kayu di bulak kasub (daerah dukuh jeruk–Brebes) dan mengirimkannya ke Cirebon. Kelebihan dan sisa-sisa dari kayu yang dibawa ke Cerbon oleh Ki Bledug Jaya dan para pengikutnya Balai yang besar. Balai (Bale) besar itu digunakan untuk tempat bermusyawarah dalam rangka penyebaran agama Islam. Dala di balai itu juga Mbah Kuwu Cerbon memimpin dan mengatur cara penyebaran agama Islam. Balai itu lebih dikenal dengan sebutan BaleKambang Ranjang.Ranjang (Bale Kambang) itu mempunyai enam buah tiang penyangga, hal ini dimaksudkan untuk mengenang jasa keenam pengikutnya yaitu: ki Gagak Sigalaga, Ki Angga Paksa, Ki Angga Raksa, Ki Kokol, Ki Jalak Rawa, dan Nyi Godong Lamaranti.Bale Kambang ini selain tempat musyawarah juga digunakan oleh Ki Bledug Jaya untuk mengambil sumpah orang-orang yang baru masuk agama Islam agar tidak kembali ke agama Sanghiang.Ki Bledug Jaya/Ki Malewang/Raden Layang Kemuning wafat di Cirebon. Dan atas jasanya dalam penyebaran agama Islam dia dimakamkan di Asatana Gunung Jati Blok Ganggong Pamungkuran.

Kelurahan/desa

[sunting | sunting sumber]
  • Secara Administratif pada akhir Tahun 2021 Kecamatan Ciledug terdiri dari 10 (sepuluh) desa yang kesemuanya berstatus desa dan klasifikasinya terdiri dari 4 (empat) desa berstatus desa mandiri, 5 (lima) desa berstatus desa maju, dan 1 (satu) desa berstatus desa berkembang.
  • Jumlah pemerintahan terendah berdasarkan satuan lingkungan setempat terdiri dari 39 dusun/blok, 47 rukun warga/rukun keluarga dan 195 rukun tetangga, dengan rasio RT terhadap RW sebesar 4,14. Pendidikan aparat pemerintahan desa sudah didominasi oleh lulusan sarjana yaitu 8, SMA 4 dan SMP 1. Kesepuluh desa tersebut adalah:
Kelurahan/desa di Kecamatan Ciledug
Kelurahan/desa Status Dusun RW RT
Bojongnegara Desa Mandiri 5 Dusun 5 RW 22 RT
Ciledug Kulon Desa Mandiri 3 Dusun 3 RW 17 RT
Ciledug Lor Desa Maju 4 Dusun 4 RW 16 RT
Ciledug Tengah Desa Mandiri 3 Dusun 5 RW 17 RT
Ciledug Wetan Desa Maju 6 Dusun 6 RW 18 RT
Damarguna Desa Berkembang 3 Dusun 3 RW 18 RT
Jatiseeng Desa Mandiri 4 Dusun 5 RW 17 RT
Jatiseeng Kidul Desa Maju 3 Dusun 8 RW 31 RT
Leuweunggajah Desa Maju 4 Dusun 4 RW 20 RT
Tenjomaya Desa Maju 4 Dusun 4 RW 19 RT

Jumlah Penduduk

[sunting | sunting sumber]
  • Jumlah penduduk Kecamatan Ciledug pada tahun 2021 berdasarkan hasil Estimasi penduduk adalah 47,519 jiwa terdiri dari 24,096 jiwa laki-laki dan 23,423 jiwa perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan perbandingan sex ratio 96 persen.
  • Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Ciledug pada Tahun 2021 adalah 3,772 Jiwa/Km2. kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa Ciledug Tengah dengan kepadatan 6.257 Jiwa/Km2 dan kepadatan terendah berada di Desa Bojongnegara dengan kepadatan 2.338 Jiwa/Km2.

Periode Camat Ciledug

[sunting | sunting sumber]
Periode (tahun) Nama Camat Keterangan
1949-1986 - tidak diketahui
1986-1990 Drs. Maman Saripudin -
1990-1993 Erom Mustaram -
1993-1994 Syaeun Alif, B.A -
1994-1997 Drs. Yuswendi -
1997-2001 Drs. Memet Surachmat -
2001-2004 Drs. Rahmat Sutrisno, M.Si -
2004-2006 Drs. Haerudin -
2006-2007 Drs. Hary Safari, MM -
2007-2009 Drs. Muhadi AS -
2009-2010 Drs. Yusuf Hermawan -
2010-2011 Teguh Supriyadi, S.IP -
2011-2012 Edi Prayitno, S.IP -
2012-2014 Carsono, AP., MM -
2014-2016 M. Fery Afrudin, S.STP -
2016 H. Khamim, SP Plt. Camat Ciledug
2016 Drs. Hafidz Iswahyudi, M.Si. -
2017-2021 Drs. H. Solihin, MM -
2021 Drs. R. Udin Kaenudin, M.Si Plt. Camat Ciledug
2021-2023 Agung Firmansyah, S.STP., MPA -
09 Juni 2023-Sekarang Wawan Arif Gunawan, SE -

Tempat Pelayanan Kesehatan

[sunting | sunting sumber]
Desa RS Puskesmas Pustu Posyandu Pos KB Poskesdes Polindes Balai Pengobatan
Leuweunggajah - - - 5 1 1 - -
Tenjomaya - - - 5 1 1 - -
Damarguna - - - 7 1 1 - -
Jatiseeng - - - 7 1 1 - 1
Jatiseeng Kidul - - 1 11 1 - - -
Ciledug Kulon - 1 - 7 1 - - 1
Ciledug Wetan - - - 5 1 1 - -
Ciledug Lor - - - 5 1 1 - -
Ciledug Tengah - - 6 1 1 1 1 -
Bojongnegara - - - 5 1 1 - -
Jumlah - 1 1 63 10 8 1

Mobilitas Masyarakat

[sunting | sunting sumber]
Nama Tempat Alamat Desa
Samsat Cirebon II Ciledug Jl. Merdeka Utara KM. 39,5 Ciledug Bojongnegara
Terminal Ciledug Jl. Merdeka Utara Ciledug Ciledug Kulon
Stasiun Ciledug Jl. Buyut Roda Ciledug Damarguna
Pasar Tradisional Ciledug Jl. Merdeka Utara Ciledug Ciledug Kulon
Gerbang toll ciledug 1 dan 2 Jl. Merdeka Utara Ciledug Ciledug Kulon
Puskesmas Ciledug Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) Ciledug Kulon
Kantor Kecamatan Ciledug Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) Ciledug Kulon
Alun-alun Kota Ciledug Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) Ciledug Kulon
Surya Toserba Ciledug Jl. Merdeka Barat Ciledug Ciledug Kulon
Yogya Ciledug Jl. Merdeka Barat Ciledug Jatiseeng

Penginapan/hotel

[sunting | sunting sumber]
Penginapan/hotel Alamat
Deddy Jaya Hotel Jatiseeng
Apita Village Jatiseeng
Hotel Sasarengan Jatiseeng Kidul
Wisma Pondok Daun Ciledug Wetan

Tempat Ibadah

[sunting | sunting sumber]
Tempat Ibadah Agama Nama Alamat Desa
Masjid Islam Masjid Nurul Huda Jatiseeng Jl. P. Walangsungsang Jatiseeng
Masjid Darussalam Jl. Merdeka Timur (Komplek alun alun kota Ciledug) Ciledug Kulon
Masjid Al-Hidayah Jl. Merdeka Timur Ciledug Wetan
Masjid Syarif Hidayatullah - Ciledug Lor
Masjjid Darul Qoror Jl. Merdeka Utara Ciledug Tengah
Masjid Al-Fur'Qon Jl. Semboja Damarguna
Masjid Baitussu'ada Jl. Letjend S. Parman Leuweunggajah
Masjid Baiturrahman Jl. P. Walangsungsang Jatiseeng Kidul
Masjid Baitul Makmur - Tenjomaya
Gereja Kristen Gereja Bethel Indonesia Jl. Merdeka Timur Ciledug Kulon
Gereja Katolik St. Theresia Jl. P. Walangsungsang No. 137 Jatiseeng
Vihara Buddha Vihara Anuruddha Jl. Lapang Bola Ampera Ciledug Lor
Desa Masjid Langgar Gereja Vihara Jumlah
Leuweunggajah 1 9 - - 10
Tenjomaya 2 11 - - 13
Damarguna 1 19 - - 20
Jatiseeng 1 7 1 - 9
Jatiseeng Kidul 1 23 - - 24
Ciledug Kulon 2 12 - - 14
Ciledug Wetan 2 5 - - 7
Ciledug Lor 2 4 - 1 7
Ciledug Tengah 1 7 1 - 9
Bojongnegara 1 7 - - 8
Jumlah 14 104 2 1 121

Jumlah Sarana Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Desa Taman

Kanak-kanak

Raudhatul

Athfal

(RA)

Madrasah

Diniyah

Lainnya

(Kober, TPA, PAUD, TKQ, dll)

Jumlah
Leuweunggajah - 1 1 3 5
Tenjomaya - 1 2 2 5
Damarguna - 1 2 3 6
Jatiseeng 1 1 1 3 6
Jatiseeng Kidul - 2 3 4 9
Ciledug Kulon 3 - 4 3 10
Ciledug Wetan - - 2 3 5
Ciledug Lor 1 - 2 3 6
Ciledug Tengah 1 1 2 4 8
Bojongnegara - 1 2 3 6
Jumlah 6 8 21 31 66
  • Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Desa Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
Leuweunggajah 2 - - - 2
Tenjomaya 3 - - - 3
Damarguna 2 - - 1 3
Jatiseeng 1 1 - 1 3
Jatiseeng Kidul 3 - - - 3
Ciledug Kulon 1 - - - 1
Ciledug Wetan 2 - - - 2
Ciledug Lor 3 - - - 3
Ciledug Tengah 2 - - 1 3
Bojongnegara 2 - - - 6
Jumlah 21 1 - 3 29
  • SMP/SLTP dan MTs
Desa SMP/SLTP MTs Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
Leuweunggajah - - - - -
Tenjomaya - - - - -
Damarguna - - - - -
Jatiseeng - 1 - - 1
Jatiseeng Kidul 1 - - - 1
Ciledug Kulon - 1 - - 1
Ciledug Wetan - - - - -
Ciledug Lor - - - - -
Ciledug Tengah 1 1 - - 2
Bojongnegara - - - - -
Jumlah 2 3 - - 5
  • SLTA/SMK, dan MA
Desa SLTA SMK MA Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Leuweunggajah - - - - - - -
Tenjomaya - - - - - - -
Damarguna - - - - - - -
Jatiseeng - - - - - - -
Jatiseeng Kidul 1 - - - - - 1
Ciledug Kulon - 1 - - - - 1
Ciledug Wetan - - - - - - -
Ciledug Lor - - - - - - -
Ciledug Tengah - - - - 2 - 2
Bojongnegara - - - - - - -
Jumlah 1 1 - - 2 - 4