dbo:abstract
|
- The Multatuli Museum (Indonesian: Museum Multatuli) is a museum located in Rangkasbitung, Banten, Indonesia. Its focus is the author Multatuli (Edward Douwes Dekker), who lived in the area in the 1850s and used it as the basis for his famous anti-colonial novel Max Havelaar. The museum also examines Dutch East Indies colonial history, the anti-colonial movement, and the local history of Rangkasbitung. There is another Multatuli Museum in Amsterdam which houses many of the author's personal papers. (en)
- Museum Multatuli adalah museum umum yang menempati bekas Wedana Rangkasbitung yang telah digunakan sejak tahun 1923. Kepemilikan Museum Multatuli dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak. Museum Multatuli memiliki tujuh ruangan yang memamerkan koleksi sejarah yang berhubungan dengan antikolonialisme, Multatuli dan novel buatannya, sejarah Lebak, Banten, dan Rangkasbitung. Nama Multatuli berasal dari nama pena Eduard Douwes Dekker yang merupakan asisten Residen Lebak. Peresmian Museum Multatuli diadakan pada 11 Februari 2018 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hilmar Farid dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. (in)
|
dbo:location
| |
dbo:thumbnail
| |
dbo:type
| |
dbo:wikiPageExternalLink
| |
dbo:wikiPageID
| |
dbo:wikiPageLength
|
- 6530 (xsd:nonNegativeInteger)
|
dbo:wikiPageRevisionID
| |
dbo:wikiPageWikiLink
| |
dbp:location
|
- Jalan Alun-Alun Timur No.8, Rangkasbitung, Banten, Indonesia (en)
|
dbp:name
| |
dbp:nativeName
| |
dbp:nativeNameLang
| |
dbp:type
| |
dbp:website
| |
dbp:wikiPageUsesTemplate
| |
dct:subject
| |
georss:point
| |
rdf:type
| |
rdfs:comment
|
- The Multatuli Museum (Indonesian: Museum Multatuli) is a museum located in Rangkasbitung, Banten, Indonesia. Its focus is the author Multatuli (Edward Douwes Dekker), who lived in the area in the 1850s and used it as the basis for his famous anti-colonial novel Max Havelaar. The museum also examines Dutch East Indies colonial history, the anti-colonial movement, and the local history of Rangkasbitung. There is another Multatuli Museum in Amsterdam which houses many of the author's personal papers. (en)
- Museum Multatuli adalah museum umum yang menempati bekas Wedana Rangkasbitung yang telah digunakan sejak tahun 1923. Kepemilikan Museum Multatuli dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak. Museum Multatuli memiliki tujuh ruangan yang memamerkan koleksi sejarah yang berhubungan dengan antikolonialisme, Multatuli dan novel buatannya, sejarah Lebak, Banten, dan Rangkasbitung. Nama Multatuli berasal dari nama pena Eduard Douwes Dekker yang merupakan asisten Residen Lebak. Peresmian Museum Multatuli diadakan pada 11 Februari 2018 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hilmar Farid dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. (in)
|
rdfs:label
|
- Museum Multatuli (in)
- Multatuli Museum (Indonesia) (en)
|
owl:sameAs
| |
geo:geometry
|
- POINT(106.24712371826 -6.3606400489807)
|
geo:lat
| |
geo:long
| |
prov:wasDerivedFrom
| |
foaf:depiction
| |
foaf:homepage
| |
foaf:isPrimaryTopicOf
| |
foaf:name
|
- Multatuli Museum (en)
- Museum Multatuli (en)
|
is dbo:wikiPageDisambiguates
of | |
is dbo:wikiPageWikiLink
of | |
is foaf:primaryTopic
of | |