Mirin
Mirin (味醂, みりん )adalah barang dapur untuk masakan Jepun yang berupa minuman beralkohol berwarna kuning, berasa manis, mengandung gula sebanyak 40%-50% dan alkohol sekitar 14%. Mirin digunakan dalam masakan Jepun yang diolah dengan cara nimono (merebus dengan kicap dan dashi) dan campuran untuk pelbagai jenis sos, seperti sos untuk kabayaki (tare), sos untuk soba (soba-tsuyu), sos untuk tempura (tentsuyu) dan sos teriyaki.
Kandungan alkohol pada mirin dapat menghilangkan rasa hanyir pada ikan dan mengurangkan risiko bahan makanan hancur ketika dan selepas dimasak. Kandungan gula pada mirin digunakan untuk menambah rasa manis bahan makanan yang dimasak, mengilatkan bahan makanan yang dimasak cara teriyaki dan menambahkan harum masakan.
Mirin sebagai minuman keras
suntingMirin diminum di Jepun sebagai campuran Shirozake yang diminum pada perayaan Hina Matsuri atau campuran sake yang diminum dalam tradisi toso untuk mendoakan keselamatan pada hari pertama tahun baru. Di Jepun, mirin merupakan minuman keras yang sama seperti bir atau wiski yang dikenakan lesen minuman keras dan pembuatannya juga memerlukan izin khusus. Sehingga tahun 1996, mirin hanya boleh dibeli di toko yang mempunyai keizinan menjual minuman keras, tetapi sekarang boleh dijual di mana-mana saja dan penjual hanya memerlukan keizinan menjual mirin secara kecil-kecilan.
Mirin-fū (みりん風 ) adalah barang dapur dengan rasa seperti mirin, tetapi biasanya mengandungi alkohol di bawah 1 peratus, dibuat dari cairan gula yang berasal dari beras (mizu ame) ditambah barang masakan dari bahan kimia. Di Jepun, mirin-fū tidak dikenakan lesen minuman keras sehingga dapat dijual dengan harga yang murah. Hon-mirin (本みりん ) adalah sebutan yang sering digunapakai untuk mirin asli, digunakan untuk membezakan mirin asli dengan mirin buatan.
Pembuatan mirin
suntingBeras dikukus dan dicampur dengan ragi, lalu ditambah seperti arak yang disebut shōchū atau sejenis alkohol yang membantu proses penapaian, lalu diperamkan selama 60 hari. Sesudah penapaian selesai, bahan-bahan diperah dan disaring. Enzim emilase yang dikandungi ragi mengubah karbohidrat dalam beras menjadi gula, manakala asid suksinat dan asid amino memberi rasa "dalam" pada mirin. Kadar alkohol dikuatkan oleh ragi sehingga kadar gula yang tertinggal dalam mirin lebih tinggi dibandingkan sake.
Sejarah
suntingAsal-usul mirin adalah minuman keras yang mahal dengan rasa manis yang sering diminum pada zaman Edo sebelum orang Jepun meminum minuman jenis sake seperti yang diminum sekarang ini.
Ada beberapa pendapat tentang asal usul mirin yang semuanya tidak dapat dibuktikan kebenarannya:
- Mirin berasal dari minuman keras yang manis berasal Cima disebut meirin yang diperkenalkan di Jepun pada zaman Sengoku.
- Mirin sudah terdapat sejak zaman dulu di Jepun, asalnya daripada sake yang berasa manis yang ditambah minuman keras hasil penapaian yang disebut shōchū supaya tidak cepat busuk.
Penggunaan perkataan mirin pertama kali ditemui dalam buku catatan harian Komai-nikki yang ditulis pada tahun 1593, sedangkan cara pembuatan mirin ditemui dalam Honchō shokkan yang ditulis pada tahun 1695.
Penggunaan mirin sebagai sos makanan yang dipanggang (kabayaki) bermula sejak pertengahan zaman Edo.
Pautan luar
sunting- (Indonesia) List of Halal Food in Japan provided by Islamic Association of Nagoya Diarkibkan 2006-06-01 di Wayback Machine Peringatan haram
Jika anda melihat rencana yang menggunakan templat {{tunas}} ini, gantikanlah dengan templat tunas yang lebih spesifik.