[go: up one dir, main page]

Udyogaparwa adalah buku kelima dalam epos Mahabharata. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara Korawa dan Pandawa. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa Widura, Drona, dan Bhisma menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. Kresna berperan untuk menengahi konflik antara para Korawa dan para Pandawa. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul Kresna Duta.

Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan Karna, dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat Kunti adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan Duryudana, yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. Udyogaparwa sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah sama, mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah bheda, artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah dana, memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah denda, menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, Kurusetra.

Bagian akhir dari Udyogaparwa berisi dialog antara Drestarasta dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (adhyāya 41–46) dan dikenal sebagai Sanatsujatiya.