Tenkai
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Tenkai (天海 , Tenkai, 1536–13 November 1643) adalah seorang biksu Jepang dari sekte Tendai yang hidup pada periode Azuchi-Momoyama dan awal periode Edo. Ia mencapai pangkat Daisōjō yang merupakan jabatan tertinggi di lingkungan biksu. Nama biksu yang pertama kali didapatnya adalah Zuifū (随风 ), dan diubahnya menjadi Tenkai pada 1590. Ia juga dikenal sebagai Nankōbō Tenkai (南光坊 天海 ). Ketika meninggal dunia pada 1643, ia mendapat nama anumerta Jigen Daishi (慈眼大師 ) pada tahun 1648.
Tenkai mengabdi di kuil bernama Kita-in (ketika itu ditulis sebagai 北院) di Kawagoe pada 1588, dan diangkat sebagai kepala biarawan pada tahun 1599. Dia termasuk salah seorang staf Tokugawa Ieyasu, dan menjabat sebagai penghubung antara Keshogunan Tokugawa dan Istana Kekaisaran di Kyoto. Salah satu proyek yang dipimpinnya adalah pembangunan kembali Enryaku-ji yang telah dihancurkan oleh Oda Nobunaga. Dia juga ikut memajukan Kita-in, dan mengubah aksara kanji yang digunakan untuk menulis Kita-in menjadi 喜多院. Sebelum meninggal dunia pada 1616, Ieyasu mempercayakan kepada Tenkai semua masalah yang berkaitan dengan pemakamannya dan pemilihan nama anumerta. Tenkai memutuskan untuk menambahkan gelar gongen untuk nama anumerta Ieyasu, dan bukan Myojin. Oleh karena itu, setelah wafat, Tokugawa Ieyasu disebut Tōshō Daigongen.
Tenkai terus bertugas sebagai penasihat untuk dua shogun Tokugawa berikutnya. Pada 1624, Shogun Tokugawa Hidetada yang sudah pensiun dan shogun berkuasa Tokugawa Iemitsu memintanya untuk mendirikan Kan'ei-ji, sebuah kuil Buddha di timur laut Istana Edo di Ueno.
Ada beberapa teori mengenai kehidupan masa mudanya. Beberapa penulis fiksi mengarang bahwa dia sebenarnya adalah Akechi Mitsuhide. Tidak jelas apakah Mitsuhide meninggal dalam Pertempuran Yamazaki atau tidak, dan beberapa menganggap bahwa ia selamat dan memulai hidup baru sebagai biksu Tenkai.
Pranala luar
sunting