[go: up one dir, main page]

Putri Augusta dari Saxe-Gotha

Putri Augusta dari Saxe-Gotha-Altenburg (30 November [K.J.: 19 November] 1719 – 8 Februari 1772) adalah seorang wanita bangsawan Jerman yang menjadi Putri Wales dengan menikahi Pangeran Wales. Pernikahannya dimulai dengan tidak menguntungkan, dengan upacara pernikahan yang mengerikan, dan berlanjut dengan malapetaka yang sama kacaunya dengan upacara pernikahannya. Ia merupakan satu dari empat Putri Wales yang tidak pernah menjadi ratu.

Putri Augusta dari Saxe-Gotha

Kehidupan

sunting

Augusta lahir di Gotha, Jerman, anak bungsu kedua dari 19 bersaudara. Pada tahun 1736, pada usia muda enam belas tahun, dia dikirim ke Inggris, masih memegang bonekanya, sebagai pengantin dalam pernikahan kerajaan yang telah diatur.

Dia tiba di Inggris tanpa mengetahui sepatah kata pun dalam bahasa Inggris, untuk menikahi Frederick, Pangeran Wales, putra dan penerus yang ditunjuk Raja George II. Pada saat itu, keluarga kerajaan Inggris sedang terburu-buru untuk mengadakan pernikahan, untuk meredam desas-desus bahwa Pangeran Wales akan menikahi seorang wanita bangsawan Inggris.

Tidak ada rayuan atau upaya apa pun untuk mencoba dan membuat Augusta dari Saxe-Gotha Altenburg jatuh cinta pada Pangeran Wales. Hampir segera setelah kedatangannya di Inggris, Augusta mengenakan gaun pengantin, dan pada 8 Mei 1736, dia dibawa ke lorong Kapel Kerajaan di Istana Saint James untuk menikahi Frederick yang berusia 29 tahun.

Menemukan dirinya di lingkungan yang sama sekali baru, dan mengambil bagian dalam upacara yang diadakan dalam bahasa yang tidak dia mengerti, Augusta menjadi semakin gugup. Saat ibu pengantin pria, Ratu Caroline, menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Jerman dan membisikkannya ke telinga Augusta, pengantin wanita tiba-tiba muntah di seluruh gaun pengantinnya.

Saat ibu mertuanya mengulurkan tangan untuk membersihkan muntahannya di gaun Augusta, dia lantas kembali muntah hingga membuatnya mengenai seluruh baju sang ratu. Kehidupan pernikahan Augusta sama canggungnya dengan upcara pernikahannya. Putri Wales yang baru terus bermain dengan bonekanya, sampai kerabatnya akhirnya memaksanya untuk berhenti.

Suaminya, mengambil keuntungan dari kenaifan istrinya, membuat Augusta mempekerjakan dayangnya untuk tidur bersama sang pangeran. Pangeran Wales dan orang tuanya memiliki banyak drama keluarga yang terjadi, dan Augusta sering diseret ke dalam kekacauan itu. Terjebak dalam pernikahan tanpa secercah cinta, dia tetap melakukan peran yang diharapkannya dan melahirkan sembilan anak. Namun, dia tidak pernah mendapatkan imbalan sepadas atas apa yang dia lakukan.[1]

Referensi

sunting