Pseudopigrafa
Pseudopigrafa merupakan suatu tulisan yang tidak masuk ke dalam apokrifa (Protestan)[1] atau deuterokanonika (Katolik dan Ortodoks). Para penulis kitab pseudopigrafa ini biasanya memakai nama orang yang terkenal untuk dijadikan nama penulis kitab atau surat yang dibuatnya.[2] Para penulis kitab-kitab pseudopigrafa menggunakan nama samaran atau nama alias.[1] Tulisan pseudopigrafa ini ditulis oleh sekelompok orang Yahudi.[3][4] Tulisan-tulisan pseudopigrafa ini sangat penting karena menjelaskan mengenai latar belakang Yahudi pada masa Yunani dan Romawi.[1] Tulisan-tulisan pseudopigrafia ini muncul pada tahun 250 Sebelum Masehi sampai 200 Masehi.[5]
Persoalan Istilah
suntingKata 'pseudopigrafa' berasal dari kata Yunani ψευδεπίγραΦος (pseudepigraphos) dan digunakan pertama kali oleh Serapion dari Antiokhia, seorang penulis Kristen pada abad permulaan abad kedua. Selanjutnya digunakan kata Τά ψευδεπίγραΦα yang merujuk kepada tulisan-tulisan kekristenan mula-mula. Secara harafiah, istilah ini merujuk kepada tulisan-tulisan yang penulisnya tidak diketahui dengan pasti. Hasil identifikasi para pakar kemudian menemukan bahwa banyak dari tulisan-tulisan yang masuk dalam kanon, baik kanon Yahudi maupun Kristen, dan tulisan-tulisan apokrifa tidak diketahui penulisnya. Salah satu contoh dari kitab tersebut adalah kitab Daniel. Kitab-kitab yang tergolong apokrifa bisa juga merupakan kitab-kitab pseudopigrafa. Sakalipun demikian, secara umum, pseudopigrafa merujuk kepada tulisan dari abad kedua Sebelum Masehi hingga abad kedua Masehi yang tidak masuk ke dalam kanon.
Latar belakang
suntingKarya-karya pseudopigrafa berasal dari dua kelompok, yaitu kelompok Palestina dan kelompok Yahudi-Helenistis.[1] Sangat penting untuk mengetahui kedua kelompok ini karena karya-karya pseudopigarafa yang muncul dari kedua kelompok ini memengaruhi tujuan dan bentuk dari karya itu sendiri.[1]
Kelompok Palestina
suntingKelompok Palestina memuat tiga jenis pustaka yaitu puisi, legenda, sastra apokaliptik.[1] Dalam kelompok ini juga terdapat kelompok Farisi.[1] karya-karya puisi yang diterbitkan kelompok Palestina adalah:[1]
- Mazmur Salomo yang berisi 18 mazmur yang sebagian besar meniru mazmur Daud.
- Mazmur Yosua yang ditemukan di perpustakaan Qumran.
Selain karya-karya tersebut ada juga karya-karya yang bersifat legendaris.[1] karya-karya legendaris ini masih berkaitan dengan cerita Alkitab. Karya-karya ini adalah sebagai berikut:[1]
- Testaments of the twelve patriachs yang didasarkan pada Kejadian 49:{{{ayat}}}.
- Books of Jubileess yang merupakan karya dari seorang Farisi. Karya ini sebagian besar mengulas mengenai pernyataan Musa di Gunung Sinai dan bermaksud untuk menegakkan Hukum taurat.
- Testament of Job yang merupakan suatu perluasan dari kisah hidup Ayub, di mana Ayub memberikan kata-kata perpisahan kepada anak-anak dari istri keduanya. Kitab ini ditulis oleh seorang anggota Bidat Yahudi yang paling keras.
- Life of Adam and Eve merupakan sebuah konstruksi khayali yang berisi tentang sejarah setelah kejatuhan dalam dosa. Dalam kitab ini diceritakan bahwa Adam mendapat penglihatan mengenai masa depan.[1] Kitab ini diduga sudah dipengaruhi agama Kristen.
- Martyrdom of Isaiah merupakan suatu kitab yang isinya sebagian menunjuk pada Yahudi dan sebagian Kristen. Hal ini terlihat dari pemahaman-pemahaman teologis yang terdapat dalam kitab ini. Kitab ini menceritakan bagaimana Yesaya mati dengan gergaji kayu. Dalam kitab ini juga terdapat bagian yang menceritakan mengenai kemarahan iblis mengenai nubuatan Yesaya akan keselamatan melalui Yesus yaitu vision of Isaiah. Bagian lain yang cukup terkenal adalah ascension of Isaiah, yang menceritakan mengenai pemberitahuan Allah kepada Yesaya mengenai kedatangan Yesus juga mengenai kebangkitan dan kematiannya.
- Paralipomena of Jeremiah The Prophet yang merupakan kitab yang sangat dipengaruhi kekeristenan. Setelah karya puisi dan legenda, ada juga karya-karya pseudopigrafa yang juga tidak kalah penting.[1] Karya-karya tersebut, antara lain:[1]
- Book of Enoch yang menempati posisi pertama dari kitab-kitab apokaliptik. Kitab ini terdiri dari lima bagian. Bagian pertama menceritakan mengenai penglihatan dari Henokh tentang penghakiman pada masa depan terutama bagi para malaikat yang jatuh ke dalam dosa.Bagian kedua menceritakan 3 perumpamaan. Perumpamaan ini masih dalam tema penghakiman pada masa depan.[1] bagian ketiga merupakan sebuah buku astronomi. Bagian keempat menceritakan mengenai dua penglihatan, yang pertama mengenai air bah dan yang kedua mengenai penglihatan akan sejarah sampai pada zaman mesianis. Bagian yang kelima berisi mengenai peringatan-peringatan.
- Book of The Secrets of Enoch yang juga sama seperti kitab apokaliptik Henokh karena beredar di bawah nama Henokh. Buku ini mempunyai latar belakang Hellenisme dan diterbitkan dalam kurun waktu Kristen.
- Assumption of Moses terdiri dari dua tulisan yang berbeda yaitu testament of Moses dan assumption of Moses. Dalam testament of Moses diceritakan mengenai pemberian kepada Yosua suatu tinjauan ulang secara apokaliptik tentang sejara Israel.
- Apocalypse of Baruch yang menceritakan mengenai suatu keadaan yang bersifat pesimisme karena keruntuhan Yerusalem.
Kelompok Yahudi-Hellenisme
suntingDalam kelompok ini yang lebih banyak menonjol adalah tulisan-tulisan propaganda.[1] Tulisan-tulisan tersebut, antara lain:[1]
- Letter of Aristeas merupakan suatu cerita yang bersifat legendaris dan ditulis oleh seorang Yahudi. Tulisan ini merupakan suatu pembelaan agama Yahudi terhadap pencelanya yaitu golongan non-Yahudi.
- Kitab 3 Makabe yang merupakan suatu sejarah legendaris. Kitab ini sama seperti kitab 2 Makabe yang dirancang bagi pemuliaan orang Yahudi di Mesir pada masa pemerintahan Ptolomeus Fiskon.
- Kitab 4 Makabe yang merupakan suatu filsafat. Kitab ini ditulis oleh seorang Yahudi-Hellenistis yang bersifat legalis. Tema pokon dari kitab ini adalah pengawasan nafsu-nafsu oleh akal. Filsafat ini sangat dipengaruhi oleh kaum Stoa.
Kitab-kitab Pseudopigrafa
suntingKitab-kitab pseudopigrafa terdiri atas 3 tempat yaitu kitab pseudopigrafa di Palestina, di Alexandria, dan terakhir kitab-kitab pseudopigrafa yang ditemukan di Qumran.[3]
Kitab pseudografa di Palestina
suntingKitab-kitab yang berasal dari daerah Palestina adalah:[3]
- Testaments Of the Twelve Patriachs
- Psalms Of Salomon
- Lives of The Prophets
- Jubiless
- Testament of Job
- Book of Enoch
- Martyrdom of Isaiah
- Paralipomena of Jeremiah
- Life of Adam and Eve
- Assumption of Moses
- Apocalypse of Baruch
Kitab pseudopigrafa di Alexandria
suntingkitab-kitab pseudopigrafa yang berasal dari Alexandria adalah:[3]
- Aristeas
- Orakel Sibylline
- III Makabe
- IV Makabe
- II Enoch
- III Baruch
Kitab-kitab Pseudopigrafa di Qumran
suntingKitab-kitab pseudopigrafa yang ditemukan di Qumran sekitar tahun 1947.[3]kitab ini terbagi atas dua kategori yaitu kitab pseudopigrafa yang diketahui dari Qumran dan kitab pseudopigrafa yang tidak diketahui dari Qumran.[3] kitab pseudopigraga yang diketahui dari Qumran adalah:[3]
- Jubilees
- Book of Enoch
- Damascus Document
- Testament of Levi
Kitab pseudopigrafa yang tidak diketahui dari Qumran adalah:[3]
- Genesis Apocryphon
- Pseudo-Jeremianic
- Apocalyptic Works yang meliputi beberapa hal yaitu gulungan perang, tulisan mengenai deskripsi Yerusalem, liturgi tiga lidah api, book of mysteries, dan Collection of messianic.[3]
- Hymnic Works yang meliputi hodayoth yaitu sebuah grup yang menulis hymne dengan gaya mazmur dan psalms of Joshuayang merupakan karya pseudopigrafa
- Pesher
Arti Istilah dan permasalahannya
suntingBentuk kata pseudopigrafa berarti janggal dan menyesatkan.[3] Tidak semua tulisan menggunakan nama samaran tetapi ada banyak tulisan yang memakai nama samaran.[3] Tulisan-tulisan yang menggunakan nama samaran ini juga banyak terdapat di antara kanon dan apokrifa.[3] Hal ini juga ditunjukkan dengan banyaknya isi dari karya-karya pseudopigrafa berkaitan dengan Alkitab.[4] Mengenai penggunaan arti dari istilah masih terdapat banyak perdebatan di antara para ahli.[3] Salah satu tokoh yang kurang setuju yaitu Torrey.[3] Dalam salah satu tulisannya, Torrey memilih menggunakan apokrifa dalam bagian pembuka dari tulisannya.[3] Torrey kurang setuju akan penggunaan istilah pseudopigrafa dalam kitab-kitab extrakanonikal.[3] tokoh lain yang juga menolak hal itu adalah R.H.Pfeiffer.[3] Ada beberapa keberatan yang diajukan berkaitan dengan penggunaan istilah dari pseudopigrafa, salah satunya berkaitan dengan tulisan-tulisan yang berasal dari Qumran.[3] beberapa tulisan-tulisan yang muncul di Qumran tidak bisa diklasifikasikan secara akurat sebagai tulisan pseudopigrafa.[3] Hal ini karena beberapa tulisan tersebut tidak memakai nama samaran dan kebanyakan dari tulisan tersebut dibuat oleh orang-orang berpendidikan pada zamannya.[3]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p J.D.Douglas. 1996. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini: Jilid II. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hlm 275-277.
- ^ Bart D. Ehrman. 2000. The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings. Hlm 341.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t George Arthur Buttrick. 1962. The Interpreter's Dictionary of Bible. Nashville: Abingdon. Hlm 960-963.
- ^ a b R.J.Coggins. 1990. A Dictionary of Biblical Interpretation. London: SCM. Hlm 564-568.
- ^ David Noel Freedman. 2000. Dictionary of the Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm B. Eerdmans. Hlm 1096-1097.