Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Desember 2022) |
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, disingkat Ponpes Nahdlatul Ulum adalah pondok pesantren yang terletak di Desa Soreang, Kec. Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pesantren ini didirikan oleh Anregurutta H.M. Sanusi Baco, Lc. pada tahun 2002. Selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, bahasa Arab, pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum pengajarannya.
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros | |
---|---|
Alamat | |
Jalan Samudra, No. 37, Kel. Soreang, Kec. Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan | |
Koordinat | 4°58′25″S 119°33′59″E / 4.973593°S 119.566286°E |
Telepon/Faks. | 0811-445-195 |
Situs web | https://nahdlatululum.ponpes.id/ |
Informasi | |
Jenis | Pondok pesantren |
Afiliasi | Islam |
Didirikan | 2002 |
Pendiri | A.G. Dr. K.H. Sanusi Baco, Lc. |
Pimpinan | Dr. Nur Taufiq Sanusi, M.Ag. |
Lain-lain | |
Alumni | Ikatan Keluarga Alumni - Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Maros (IKAPPNU) |
Moto |
Sejarah
suntingPondok Pesantren Nahdlatul Ulum dengan bantuan modal awal (hibah) dari Bapak H.M. Jusuf Kalla dengan merekomendasikan kepada Anregurutta H.M. Sanusi Baco, Lc berupa lahan seluas 3,7 hektar mulai dibangun pada tahun Kemudian atas bantuan Bapak Zainal Basri Palaguna (Gubernur Sulawesi Selatan saat itu) dengan sejumlah Ulama, tokoh dan Cendikiawan Muslim di Sulawesi Selatan.
Akhirnya pada tahun 2002 Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang diselenggarakan oleh Yayasan Al- Asy`ariyah An-Nahdliyah (dulu bernama Yayasan Al-Asy'ariyah) Makassar resmi menerima santri baru dan melakasanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kurun waktu 16 tahun pesantren mampu menambah aset wakaf dari tanah wakaf seluas 3,7 hektar menjadi pesantren dengan aset tanah seluas 4,5 hektar.[1]
Kini, pesantren tersebut telah berkembang demikian pesat dengan jumlah santri sekitar 1000 orang. Para santri ini berlajar di berbagai jenjang pendidikan formal dan nonformal yang ada di lingkungan pesantren, lengkap dengan program pendidikan life skill. Didukung dengan unit-unit usaha yang terus dikembangkan, Nahdlatul Ulum akhirnya ditetapkan sebagai salah satu dari 9 percontohan pesantren mandiri oleh Kementerian Agama.[2]
Pesantren Nahdlatul Ulum mengawali pembelajaran pada 2002. Yayasan Al- Asy`ariyah An-Nahdliyah (dulu bernama Yayasan Al-Asy’ariyah) Makassar, resmi menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menerima santri yang menempati asrama yang telah disediakan. Dalam kurun waktu 18 tahun, Pesantren Nahdlatul Ulum ini mampu mengembangkan luas area yang semula 3,7 hektare, menjadi 4,5 hektare. Sebuah pencapaian yang menjadi kriteria dalam penilaian pesantren mandiri. Mandiri dalam mengembangkan potensi diri dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan mampu bersaing dalam khazanah kehidupan.[3]
Struktur Organisasi
suntingNo | Jabatan | Nama |
---|---|---|
1 | Pendiri Pondok Pesantren | A.G Dr. K.H. Sanusi Baco, Lc. |
2 | Ketua Yayasan | Tabsyir Sanusi, SS., MM |
3 | Pimpinan Pondok | Dr. Nur Taufiq Sanusi, MAg |
4 | Kabid 1 - Akademik | Drs. H. Syamsuddin Ballu |
5 | Kabid 2 - Keuangan | Ir Nurnikma Anugrawati T, MAP |
6 | Kabid 3 - Kepesantrenan | Dra. Mukarramah Beta |
7 | Kabid 4 - Humas | H. M. Irfan Sanusi |
8 | Kabid 5 - Operasional | Drs. K.H. Syamsul Khalik |
(berdasarkan data terakhir 2021).
Pendidikan
suntingMewujudkan Visi (risalah) dan Misi (maqasid) serta tujuan yang telah dirumuskan, maka Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum melaksanakan program pendidikan sebagai berikut.
- Pendidikan Formal.
- Madrasah Ibtidaiyah (MI).
- Madrasah Tsanawiyah (MTs).
- Madrasah Aliyah (MA).
- Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Ulya
- Pendidikan Non Formal
- Tahfidzul Quran.
Fasilitas Pesantren
suntingSarana dan fasilitas pendukung dipergunakan untuk mendukung dan menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) serta memudahkan para santri dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengarah pada terwujudnya sarana dan tujuan institusi, untuk itu Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum telah mengupayakan berbagai sarana dan fasilitas, seperti:
- Asrama Santri
- Asrama Santriwati
- Aula Palaguna
- Depot Air Minum
- Kantor
- Kantor Madrasah Ibtidaiyah
- Kantor dan Ruang Guru MTs, MA dan PDF
- Kantor Tata Usaha
- Kantor Pimpinan
- Mini Market "Aminah Mart"
- Kantin
- Tempat Laundry
- Lapangan Olahraga (Futsal, Bulu Tangkis, Voli, Tenis Meja)
- Masjid "Rabiatul Adawiyah"
- Mushala (Khusus Santriwati)
- Kendaraan/Mobil Operasional
- Perpustakaan
- Ruang Belajar
- Ruang Keterampilan
- Ruang Kepala Kampus
- Ruang Keamanan
- Laboratorium IPA
- Laboratorium Komputer
- Ruang Tunggu Tamu
Ekstrakurikuler
suntingPondok Pesantren Nahdlatul Ulum memberikan program pengembangan diri atau lebih dikenal dengan ekstrakurikuler. Hal ini dalam rangka menjaga keseimbangan antara aspek keilmuan dan aspek amaliyah, yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata menjadi ciri khas pesantren, selain fungsi tersebut juga dapat memperdalam ilmu para santri. Program ini meliputi beberapa bidang antara lain:
- Latihan Dakwah
- Pengajian (Kitab Kuning dan Al Qur'an)
Bidang Bahasa
- Arabic Club (Kelas Bahasa Arab)
- English Club (Kelas Bahasa Inggris)
Bidang Seni
- Tilawah Qur'an
- Kaligrafi (Khat)
- Kepramukaan
- Paskibra (PASKIBRA 022)
- Drumband
Bidang Olahraga
- Futsal (OFUT25)
- Tenis Meja (PTM-Trenum)
- Bola Voli
- Bulu Tangkis
Bidang Pengembangan Ilmu
- Kelas Da'i/Da'iyah
- Kelas Jurnalistik
- Kelas Sastra (Bedah Buku dan Majalah Dinding)
Referensi
sunting- ^ "Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang, Maros". www.laduni.id. Diakses tanggal 2022-06-03.
- ^ Agama, Kementrian. "Menag Launching Peta Jalan Kemandirian Pesantren". kemenag.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-03.
- ^ Umar, Rusdi El; Annuqayah, Alumnus PP (2021-09-02). "Potret Pesantren Mandiri (5): Nahdlatul Ulum Maros". Dunia Santri. Diakses tanggal 2022-06-03.