[go: up one dir, main page]

Pare, Kediri

kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Pare adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri. Pare merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Kediri serta merupakan pusat ekonomi Kediri bagian timur. Dulunya Pare merupakan pusat dari Kawedanan Pare yang mencakup Pare, Gurah, Plosoklaten, Puncu, Kepung dan Kandangan. Pare pernah diwacanakan sebagai ibu kota Kabupaten Kediri walaupun pada akhirnya pusat pemerintahan dibangun di Kecamatan Ngasem pada tahun 1978 karena lokasinya lebih di tengah. Walaupun tidak menjadi ibu kota, Pare tetap merupakan kecamatan teramai dengan infrastruktur yang lengkap seperti pasar, terminal, taman kota, rumah sakit, masjid agung, stadion, perguruan tinggi, dan lainnya.[1][2] Pare yang wilayahnya luas dimekarkan menjadi Kecamatan Badas pada tahun 2004.[3]

Pare
Masjid Agung An-Nur Pare
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenKediri
Pemerintahan
 • CamatMoh. Nizam Subekhi, S.Sos., M.M.
Populasi
 • Total110.092 jiwa
Kode Kemendagri35.06.17 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3506140 Edit nilai pada Wikidata
Luas52,27 km²
Desa/kelurahan10
Peta
PetaKoordinat: 7°46′10.66861″S 112°11′34.14314″E / 7.7696301694°S 112.1928175389°E / -7.7696301694; 112.1928175389

Pare dikenal luas sebagai lokasi Kampung Inggris Pare yaitu perkampungan yang banyak berdiri lembaga kursus Bahasa Inggris sehingga sangat ramai dikunjungi masyarakat yang ingin belajar bahasa terutama pada musim liburan. Kampung Inggris tidak sekedar lembaga kursus saja tapi seluruh kawasan didesain seperti "kota pelajar" yang nyaman dengan banyak infrastruktur penunjang sehingga pengunjung bisa betah tinggal selama berhari-hari sambil berwisata ke daerah sekitar. Tidak hanya Bahasa Inggris, juga terdapat lembaga kursus bahasa lain disini seperti Bahasa Arab. Kampung Inggris dirintis tahun 1976 dengan kursus pertama yang berdiri pertama kali adalah Basic English Course (BEC).[4][5]

Geografi

sunting

Batas wilayah kecamatan ini adalah:[6]

Utara Kecamatan Badas
Timur Kecamatan Puncu dan Kecamatan Kepung
Selatan Kecamatan Puncu dan Kecamatan Plosoklaten
Barat Kecamatan Plemahan, Kecamatan Kayen Kidul, dan Kecamatan Gurah

Sejarah

sunting
 
Sekolah yang dikelola HVA zaman kolonial Belanda

Pada masa kolonial Belanda, kawasan Pare dan sekitarnya merupakan pusat perkebunan tebu dengan sistem cultuurstelsel (sistem tanah paksa). Untuk menunjang industri gula tersebut maka dibangun berbagai infrastruktur seperti Pabrik Gula (PG) Tegowangi di Desa Bendo dan Pabrik Gula (PG) Kencong (sekarang masuk Kecamatan Kandangan), jaringan trem bertenaga uap yang dikelola Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) dengan stasiun yang berlokasi di Kelurahan Pare dan Desa Bendo, serta rumah sakit HVA Tulungrejo.[7][8][9]

 
Salah satu jalan di Pare pada tahun 1930an

Pare menjadi terkenal di dunia berkat ilmuwan bidang antropologi Universitas Harvard dari Amerika Serikat bernama Clifford Geertz. Dia adalah penulis buku Religion of Java yang terbit tahun 1960. Dia menulis buku tersebut berdasarkan penelitian doktoralnya di daerah "Modjokuto", Jawa Timur yang sebenarnya merupakan nama samaran dari Pare. Modjokuto dipilih karena merupakan pertemuan berbagai budaya dan agama. Dalam buku tersebut, dia mengelompokkan masyarakat Jawa menjadi golongan santri, priyayi, dan abangan. Dia fasih berbahasa Indonesia dan sering mengunjungi kediaman KH Ahmad Yazid (pengelola Pesantren Darul Falah).[10][11]

Kampung Inggris Pare berawal dari Basic English Course (BEC), lembaga kursus Bahasa Inggris dan pionir berdirinya Kampung Inggris yang bermula di Desa Tulungrejo. BEC berdiri tanggal 15 Juni 1977 oleh Kalend Osen,[12] seorang santri asal Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur[13] yang belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Menginjak kelas lima di pondok, Kalend meninggalkan bangku sekolah karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan. Bahkan biaya untuk pulang ke kampungnya juga tidak ada. Dalam kondisi sulit itu, seorang temannya memberitahukan adanya seorang ustadz (pengajar) di Pare yang menguasai delapan bahasa asing bernama Kyai Ahmad Yazid Ibnu Thohir. Kalend kemudian berniat berguru dengan harapan minimal dapat menguasai satu atau dua bahasa asing. Dia tinggal dan belajar tanpa mengeluarkan biaya di pesantren milik Yazid, yakni Pesantren Darul Falah di Desa Pelem, Kecamatan Pare.[14]

Daftar desa dan dusun

sunting

Kecamatan Pare terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Pare dan juga 9 desa. Kelurahan Pare merupakan satu-satunya kelurahan yang ada di Kabupaten Kediri. Kelurahan Pare dibagi menjadi beberapa lingkungan dan terdapat beberapa kampung atau kawasan. Sedangkan desa-desa di Kecamatan Pare dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[15]

Daftar kelurahan

sunting
No. Nama Kelurahan Nama Lingkungan dan Kampung Ref
1 Pare Lk. Joyoboyo, Lk. Pamenang, Lk. Perdana, Lk. Sandingsari, Lk. Semanding, Lk. Taruna Sakti, Kp. Pandean / Koplakan, Kp. Plongko, Kp. Pulosari, Kp. Maduran, Kp. Sumberdono [15][16]

Daftar desa

sunting
No. Nama Desa Nama Dusun atau Dukuh Ref
1 Bendo Bendoasri, Bendo Lor, Bendo Kidul, Bulu Ampal, Mojoduwur, Mojolegi [15]
2 Darungan Darungan, Rejosari, Templek, Wonoasri [15]
3 Gedangsewu Gedangsewu Wetan, Gedangsewu Kulon, Duluran, Parerejo, Talun [15]
4 Pelem Pelem, Cangkring, Durenan, Ngeblek, Singgahan, Talun, Tempuran [15]
5 Sambirejo Sambirejo, Bulusoban, Nambaan, Suwaluh, Tamansari, Wonosari [15]
6 Sidorejo Sidorejo, Kertoharjo, Purwoharjo [15]
7 Sumberbendo Sumberbendo, Sumberjo, Tawang [15]
8 Tertek Tertek, Jombangan, Semanding, Tahon [15]
9 Tulungrejo Tulungrejo, Mangunrejo, Mulyoasri, Puhrejo, Sumberbiru, Tegalsari [15]

Tempat terkenal

sunting
 
Tugu Garuda Pare

Fasilitas kesehatan[17]

sunting
  • RS HVA Toeloengredjo[8]
  • RSUD Kabupaten Kediri
  • RS Umum Amelia
  • RS Ibu dan Anak Permata Hati Pare Kediri
  • RS Ibu dan Anak Kasih Bunda
  • Puskesmas Pare
  • Puskesmas Bendo
  • Puskesmas Sidorejo

Fasilitas pendidikan[18]

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Adi Nugroho (2022-03-25). "Yang Paling Strategis Jadi Ibu Kota Kabupaten Kediri, ya Ngasem". RADAR KEDIRI. 
  2. ^ Ngadimin; Dedi Azhari (2020-06-13). "Kabarpare : Sebuah Sejarah Singkat". kabarpare.com. 
  3. ^ Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 19 tahun 2004
  4. ^ Rebeca Bernike Etania; Tri Indriawati (2023-09-26). "Sejarah Berdirinya Kampung Inggris di Pare". Kompas.com. 
  5. ^ Adi Prastyo. "Uniknya Kampung Inggris Pare dan Beragam Program Belajarnya". generasipeneliti.id. Diakses tanggal 2024-11-19. 
  6. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 25 Juli 2024. 
  7. ^ Aunur Rofiq (2023-11-11). Dede Nana, ed. "Melacak Jejak Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM): Pabrik Gula dan Kejayaan Trem di Kediri". JATIM TIMES. 
  8. ^ a b "Sejarah Rumah Sakit Toeloengredjo". www.rshva.com. Diakses tanggal 2024-11-19. 
  9. ^ Moh. Yusro Syafi’udin (2020-10-15). "Menelusuri Jalur Kereta Era Kolonial di Kawasan Kediri Timur". Kediripedia.com. 
  10. ^ Kholisul Fatikhin (2017-07-24). "Clifford Geertz dan Misteri Modjokuto". Kediripedia.com. 
  11. ^ Sudibyo Markus (2022-01-10). "Terima Kasih Clifford Geertz, Karena Bukunya Kota Kecilku Modjokuto Mendunia". Suara Muhammadiyah. 
  12. ^ Mubarok, Imam. "Mengenal Mr Kalend Osen perintis kampung Inggris di Pare Kediri | merdeka.com". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-29. 
  13. ^ PusaranMedia.com (15 Desember 2020). "Kalend Osen, Urang Kutai Sebulu di Balik Kampung Inggris Pare Kediri yang Mendunia". PusaranMedia.com. Diakses tanggal 21 Juli 2024. 
  14. ^ "Sejarah Berdirinya Kampung Inggris Pare, Kediri Jawa Timur - Bahasa Inggris". Bahasa Inggris (dalam bahasa Inggris). 2017-04-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-30. Diakses tanggal 2017-10-29. 
  15. ^ a b c d e f g h i j k Kecamatan Pare Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Kediri. 2016-07-29. 
  16. ^ "Peta Kelurahan Pare". INFO PARE RAYA (Facebook). 
  17. ^ "Data Rumah Sakit Nasional". Kementerian Kesehatan. Diakses tanggal 2024-11-19. 
  18. ^ "Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.