[go: up one dir, main page]

Monumen Pahlawan Rakyat

Monumen Pahlawan Rakyat (Hanzi: 人民英雄纪念碑; Pinyin: Rénmín Yīngxióng Jìniànbēi) adalah obelisk bertingkat sepuluh yang didirikan sebagai monumen nasional Tiongkok untuk para martir perjuangan revolusioner selama abad ke-19 dan ke-20. Terletak di bagian selatan Lapangan Tiananmen, Beijing, di depan Mausoleum Mao Zedong. Obelisk ini dibangun sesuai dengan resolusi Sidang Paripurna Pertama Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok yang diadopsi pada 30 November 1949, konstruksi berlangsung dari Agustus 1952 hingga Mei 1958. Arsitek monumen itu adalah Liang Sicheng, dengan beberapa elemen yang dirancang oleh istrinya, Lin Huiyin. Insinyur sipil, Chen Zhide (陈志德) berperan dalam tahap akhir.[1]

Monumen Pahlawan Rakyat
人民英雄纪念碑
Monument dilihat dari arah barat daya, 2014
Koordinat39°54′11″N 116°23′30″E / 39.90306°N 116.39167°E / 39.90306; 116.39167
LokasiLapangan Tiananmen, Beijing, Tiongkok
PerancangLiang Sicheng, Lin Huiyin
TipeTugu
MaterialMarmer, granit
Tinggi38 meter (125 ft)
Konstruksi pertamaAgustus 1952
Tanggal selesaiMei 1958
Didedikasikan kepadaVeteran perang Tiongkok 1842–1949

Monumen ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan berkabung nasional skala besar yang beberapa kali berkembang menjadi unjuk rasa, demonstrasi dan kerusuhan, seperti ketika kematian Perdana Menteri Zhou Enlai (kemudian berkembang menjadi demosntrasi Lapangan Tiananmen 1976) dan Hu Yaobang (disusul menjadi unjuk rasa Tiananmen 1989 yang pada waktu itu diklaim sebagai gerakan anti-pemerintah oleh Partai Komunis Tiongkok).

Deskripsi

sunting

Monumen ini memiliki ketinggian sekitar 37,94 meter dan mencakup area 3.000 m². Beratnya lebih dari 10.000 ton, terbuat dari 17.000 potongan marmer dan granit yang dibawa dari Qingdao, Provinsi Shandong dan Distrik Fangshan, Beijing.

Di bagian tengahnya terdapat relief aksara Han besar yang menggambarkan urutan kronologis delapan episode revolusioner utama, dibaca dari timur (mulai dari kanan ke bawah dan seterusnya):

  1. Penghancuran opium di Humen (1839), menjelang Perang Candu Pertama
  2. Pemberontakan Jintian, pemicu Revolusi Taiping (1851)
  3. Pemberontakan Wuchang, pemicu Revolusi Xinhai (1911)
  4. Gerakan 4 Mei (1919)
  5. Gerakan 30 Mei (1925)
  6. Pemberontakan Nanchang (1927)
  7. Perang Perlawanan Terhadap Jepang (1931-1945)
  8. Kampanye Penyeberangan Sungai Yangtze dari Perang Saudara Tiongkok (1949)

Di bagian depan monumen terdapat tulisan tangan Mao Zedong yang berbunyi, "Kemuliaan abadi bagi para pahlawan rakyat!" (Hanzi: ; Pinyin: Rénmín yīngxióng yǒngchuíxiǔ).

 
Tulisan yang berlapis emas pada monumen.

Di bagian belakang monumen terdapat tulisan di batu nisan yang disusun oleh Mao Zedong dan ditulis oleh Zhou Enlai:

Kemuliaan abadi bagi para pahlawan rakyat yang telah menyerahkan hidup mereka dalam perang pembebasan rakyat dan revolusi rakyat dalam tiga tahun terakhir!
Kemuliaan abadi bagi para pahlawan rakyat yang telah menyerahkan hidup mereka di perang pembebasan rakyat dan revolusi rakyat dalam tiga puluh tahun terakhir!
Kemuliaan abadi bagi para pahlawan rakyat yang sejak 1840 telah menyerahkan hidup mereka dalam banyak perjuangan melawan musuh domestik dan asing demi untuk kemerdekaan nasional dan kebebasan serta kesejahteraan rakyat!

Kegiatan

sunting
 
Monumen Pahlawan Rakyat dan Balai Agung Rakyat di latar belakang kiri, diterangi lampu pada malam hari.

Pelaksanaan kegiatan peringatan di Monumen Pahlawan Rakyat diatur oleh Kantor Administrasi Acara Besar Komite Administrasi Area Tiananmen. Aturan ketat diberlakukan di sekitar area monumen. Sejak unjuk rasa Tiananmen 1989 (saat itu, monumen ini dijadikan sebagai titik pertemuan bagi para pemrotes), pemerintah telah melarang untuk memanjat monumen ini dan menaiki penghalang pelindung tanpa izin sebelumnya, serta fotografi dan pembuatan film. Bagi mereka yang ingin meletakkan karangan bunga di monumen ini harus mendaftar lima hari sebelumnya.[2]

Sejak 1980, sudah menjadi tradisi pejabat asing terutama dari sekutu historis Republik Rakyat Tiongkok seperti negara-negara bekas Uni Soviet, untuk meletakkan karangan bunga di Monumen Pahlawan Rakyat ketika mengunjungi Beijing. Kelompok domestik tertentu, seperti unit polisi dan militer, terkadang juga meletakkan karangan bunga di monumen ini.

Referensi

sunting