[go: up one dir, main page]

MNC Asia Holding

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari MNC Corporation)
Ini adalah versi stabil, terperiksa pada tanggal 25 November 2024.

PT MNC Asia Holding Tbk (IDX: BHIT), lebih dikenal sebagai MNC Group adalah perusahaan konglomerat Indonesia yang didirikan sejak 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang sumber daya mineral, media massa, dan investasi.

PT MNC Asia Holding Tbk
MNC Asia Holding
Sebelumnya
  • PT Bhakti Investama Tbk (1989—2013)
  • PT MNC Investama Tbk (2013—2022)
Publik
Kode emitenIDX: BHIT
Industri
Didirikan2 November 1989; 35 tahun lalu (1989-11-02) di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
PendiriHary Tanoesoedibjo
Kantor pusatMNC Bank Tower, Lantai 21, Jl. Kebon Sirih No. 21—27, ,
Indonesia
Tokoh kunci
Pemiliklihat daftar
Karyawan
9.732 (2024)
Anak usahalihat daftar
Situs webwww.mncgroup.com

Sejarah

sunting
 
Logo pertama Bhakti Investama (1989—2007)
 
Logo kedua Bhakti Investama (2007—2013)
 
Logo MNC Corporation digunakan perusahaan sebagai logo ketiga (2013—2014)
 
Logo MNC Corporation digunakan perusahaan sebagai logo keempat (2014—19 Mei 2015)
 
Logo MNC Corporation digunakan perusahaan sebagai logo kelima (20 Mei 2015—23 Agustus 2022)
 
Logo MNC Asia Holding digunakan perusahaan sebagai logo keenam (24 Agustus 2022—sekarang)

Perusahaan ini didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 2 November 1989 sebagai sebuah perusahaan sekuritas dengan nama PT Bhakti Investama, bermodal Rp 64 juta. Setahun kemudian, perusahaan ini memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta.[3] Pada tahun 1994, perusahaan memperluas cakupan usahanya untuk memasukkan perdagangan efek dan perantara pedagang efek, penasihat investasi, manajer investasi, penjamin emisi, originasi dan sindikasi, penasihat keuangan dan jasa riset, serta merger dan akuisisi, diikuti oleh peluncuran reksa dana produk. Tiga tahun kemudian, pada 1997, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia yang berhasil meraup dana Rp 80 miliar.[4] Titiek Soeharto dan George Soros pun pernah memegang minoritas saham perusahaan ini, walaupun tidak lama.[5] Pada tahun 1999, perusahaan ini beralih ke bisnis investasi, sehingga bisnis sekuritas dan manajemen asetnya masing-masing dipisah ke PT Bhakti Capital Indonesia dan Bhakti Asset Management.

Pada awal dekade 2000-an, perusahaan ini membeli saham dari sejumlah perusahaan, seperti Astra Internasional (3%), PT Bentoel Prima (75%), Indomaret (51%), dan PT Salim Oleochemical (100%).[6] Bahkan Hary Tanoesoedibjo pun ditawari langsung oleh Bambang Trihatmodjo agar mau membeli 25% saham PT Bimantara Citra.[7] Sebagian besar saham-saham tersebut kemudian dilepas. Keberhasilan perusahaan ini dalam membeli saham dari banyak perusahaan pun sempat menimbulkan pertanyaan, dan muncul rumor bahwa perusahaan ini didukung oleh Salim Group.[8] Namun, Hary Tanoesoedibjo mengaku bahwa ia hanya memanfaatkan situasi ekonomi saat itu untuk menarik banyak investor sebesar-besarnya, dan keberhasilannya lebih disebabkan oleh usahanya dalam menyehatkan perusahaan-perusahaan yang sahamnya ia beli. Kemudian, ia menjual saham dari perusahaan yang kondisinya sudah lebih baik kepada pemilik baru dengan harga mahal.[4][7]

Kepemilikan

sunting

Berikut ini merupakan daftar kepemilikan perusahaan berdasarkan laporan Keuangan per 30 September 2024.[9]

Nama Pemegang Saham Persentase Kepemilikan (%)
HT Investment Development Ltd 15,85
DBS Bank Ltd S/A Caravaggio Holdings Limited 9,96
PT Bhakti Panjiwira 6,30
Darma Putra Wati (Wakil Komisaris Utama) 0,05
Liliana Tanaja (Komisaris) 0,11
Valencia H. Tanoesoedibjo (Komisaris) 0,00
Hary Tanoesoedibjo (Direktur Utama) 3,22
Susanty Tjandra Sanusi (Wakil Direktur Utama) 0,00
Tien (Direktur) 0,00
Henry Suparman (Direktur) 0,02
Natalia Purnama (Direktur) 0,02
Mashudi Hamka (Direktur) 0,00
Santi Paramita (Direktur) 0,00
Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) 64,42
Total 100%

Anak usaha

sunting

Berikut ini merupakan anak usaha perusahaan berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024.[9]

Nama Anak Usaha Persentase Kepemilikan (%)
PT Global Mediacom Tbk 45,75
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 50,48
PT MNC Energi 99,99
PT MNC Energy Investments Tbk 44,09

Referensi

sunting
  1. ^ "Dewan Direksi". PT MNC Investama Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-01. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT MNC Investama Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-01. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  3. ^ "Bermodal Rp64 Juta, Hary Tanoe Beberkan Rahasia Kesuksesan Bisnisnya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-05. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  4. ^ a b "Hary Tanoe: Anomali Ekonomi Justru Memberi Keuntungan Besar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-11. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  5. ^ "Jejak Politik Para Saudagar Media". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-23. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  6. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  7. ^ a b "Mengapa Orang Masih Mengira yang Lain?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-31. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  8. ^ "Salim Tidak Membonceng Bhakti Masuk Bimantara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  9. ^ a b "Laporan Keuangan MNC Asia Holding (IDX:BHIT) Q3 2024" (PDF). Bursa Efek Indonesia. Diakses tanggal 17 November 2024 2024. 

Pranala luar

sunting