Lentog tanjung
Lenthog Tanjung (Hanacaraka: ꦭ꧀ꦭꦼꦤ꧀ꦛꦺꦴꦒ꧀ꦠꦚ꧀ꦗꦸꦁ, bahasa Jawa: Lenthog Tanjung) merupakan menu sarapan khas dari Kabupaten Kudus,[1] tepatnya dari Desa Tanjung Karang Daerah Kudus Selatan dan berbatasan dengan Desa Undaan. Lenthog merupakan menu khas yang sangat populer di Kabupaten Kudus setelah Soto Kudus. Penjual Lenthog biasanya banyak ditemui saat waktu-waktu sarapan dan mudah dijumpai di pinggir jalan raya.
Lenthog Tanjung terbuat dari potongan lontong, sayur gori (dudoh tewel) dan sayur lodeh tahu. Disajikan diatas piring yang dilapisi alas dari daun pisang dengan taburan bawang goreng dan telur puyuh bacem. Tidak lupa sambal merah khas Lenthog Tanjung yang selalu ada menemani Lenthog Tanjung.
Sejarah
suntingLenthog Tanjung pada awalnya dikenal karena penjualnya berasal dari Desa Tanjungkarang (Tanjung) dan sering memikul dagangannya sambil berjalan kaki ke area ramai dipinggir jalan. Namun saat ini jarang kita temui penjual lenthog yang memikul dagangannya. Kini mereka lebih memilih menetap di satu area kemudian mendirikan stand di pinggir jalan raya. Kini penjual Lenthog tidak hanya ditemui didaerah perkotaan tapi telah menyebar ke seluruh pelosok Kabupaten Kudus.
Yang unik dari Lenthog Tanjung adalah ukuran lontongnya yang sangat besar, seukuran betis orang dewasa. Biasanya lentog tanjung dinikmati sebagai menu untuk sarapan, terdiri dari 3 bahan utama, ada lontong yang dipotong kecil-kecil, sayur gori (nangka muda) dan lodeh tahu.
Untuk menikmati Lenthog Tanjung biasanya dihidangkan tanpa menggunakan sendok namun menggunakan Suru yang merupakan sendor tradisional yang terbuat dari lipatan daun pisang.
Referensi
suntingPranala luar
sunting