Jean Todt
Jean Todt (lahir 26 Februari 1946) adalah seorang manajer tim balap asal Prancis. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Federasi Otomotif Internasional selama 12 tahun dari tahun 2009 hingga 2021.[1]
Jean Todt | |
---|---|
Presiden Federasi Otomotif Internasional | |
Masa jabatan 23 Oktober 2009 – 17 Desember 2021 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 25 Februari 1946 Pierrefort, Prancis |
Kebangsaan | Prancis |
Suami/istri | Michelle Yeoh (m. 2023) |
Anak | Nicolas Todt |
Pendidikan | EDC Paris Business School, Paris, Prancis |
Pekerjaan | FIA President, UN SG's Special Envoy for Road Safety |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Profil
suntingJean Todt adalah putra seorang Polandia-Yahudi yang mengungsi ke Prancis ketika usia ayahnya baru 17 tahun. Ayah Todt kemudian beralih menjadi seorang Protestan. Todt lahir tanggal 25 Februari 1946.
Masa kecil Todt dihabiskan dengan bersekolah di Paris. Sejak kecil ia menyukai pelajaran matematika. Saking senangnya, ia sudah pandai berhitung sejak usia 12 tahun. Seluruh teori matematika yang rumit ia lahap, dan hingga kini ia paham segala jenis rumus matematika. Todt juga tidak pernah memakai alat bantu hitung sejak kecil hingga sekarang.
Karier
suntingAmatir
suntingTahun 1965, Todt memulai karier sebagai co-driver reli amatir. Ia memakai mobil milik ayahnya, Mini Cooper S. Temannya yang mengemudi adalah Jean-Claude Lafebvre, yang kini dikenal orang sebagai PR dari Peugeot.
Tahun berikutnya, Todt menjadi mitra bagi Guy Chasseuil di NSU. Awalnya Todt sempat berpikir bahwa ia lebih baik menjadi pembalap saja, tetapi ia menyadari kecerdasannya di bidang matematika akan lebih berguna bila digunakan sebagai co-driver dalam ajang reli.
Reli profesional
suntingSetelah bertahan di level amatir dari 1966-1968, Todt mulai melangkah ke ajang profesional tahun 1969. Ia kali ini berpasangan dengan Jean-Prancois Piot di mobil Ford-Capri. Tahun 1970, Todt berhasil mengantar pasangannya, Patrick Depailler dan Jean-Pierre Beltoise menjuarai reli Tour de France. Kemudian pada tahun 1971 ia berpasangan dengan Jean-Pierre Nicolas, dan memenangi reli Portugal setelah bersaing dengan Rauno Alltonen dan Ove Andersson.
Tahun 1973, Todt finish kedua di reli Monte Carlo dengan mobil Renault Alpine, dan bermitra bersama Ove Andersson. Kemudian di reli Safari Kenya, Todt finish ketiga bersama Andersson, kali ini dengan mobil Peugeot 504. Tahun 1975 Todt masuk ke FISA dan menjadi juru bicara bagi para pereli.
Pada musim 1980 ia turun kembali sebagai co-driver bagi Guy Frequelin dengan mobil Sunbeam Lotus. Musim terbaiknya adalah di musim 1981 kala ia mengantar rekan setimnya tersebut menjadi runner-up WRC di bawah Ari Vatanen/David Richards. Musim 1981 merupakan musim terakhir Todt sebagai navigator reli.
Peugeot Sport
suntingSetelah berhasil mengantarkan Frequelin sebagai runner-up WRC, Todt lantas diminta oleh Jean Boillot (pimpinan Peugeot Automobiles) untuk mendirikan sebuah departemen balap baru. Todt lantas mengusulkan agar Peugeot turun di F1, tetapi pada tahun 1983, akhirnya diputuskan bahwa Peugeot tidak akan turun di F1. Todt akhirnya mengusulkan agar Peugeot tetap eksis di reli WRC, dan hal ini disetujui oleh Boillot.
WRC
suntingMusim 1984, dengan mobil Peugeot 205, Ari Vatanen memenangi reli Finlandia. Sukses tersebut kemudian disusul dengan kemenangan beruntun Peugeot di ajang WRC dari musim 1985-86 dengan total 16 kemenangan selama dua musim melalui pereli Timo Salonen dan Juha Kankkunen. Todt lantas dinobatkan sebagai Chevalier de la Legion d’Honneur, yang setara dengan gelar ksatria Prancis.
Sayangnya, nasib Peugeot berubah di 1987. Diawali kecelakaan tragis Henri Toivonen di atas Lancia Delta pada ajang Tour de Corse 1986, FIA memutuskan bahwa reli Grup B di coret dari agenda WRC 1987. Todt tidak terima, dan ia membawa masalah itu ke meja hijau, sayang ia kalah, dan akhirnya diputuskan oleh Todt bahwa Peugeot akan keluar dari WRC jauh sebelum musim 1987 dimulai.
Non-WRC
suntingMusim 1988, Todt memulai petualangan Peugeot di ajang reli non-WRC yaitu Paris-Dakar Rally. Di sisi lain, ia tampaknya masih keki kepada presiden FIA Jean-Marie Balestre. Todt dan Balestre saling ejek. Todt menyebut Balestre sebagai Emperor Bokassa from Place de la Concorde (penguasa Afrika yang didukung Prancis). Balestre balik membalas bahwa Todt adalah Napoleon Sands (Pasir Napoleon).
Tahun 1989 Todt kembali terlibat kontroversi besar saat memerintahkan dua perelinya untuk berhenti berlomba, padahal kedua pembalapnya tersebut sedang memimpin di reli Paris-Dakar. Todt mengambil langkah mudah, dengan menentukan kemenangan Ari Vatanen dan Jacky Ickx lewat lemparan koin.
Sports Car
suntingTahun 1990, Todt memimpin Peugeot masuk ke ajang Sports Car dalam Grup C. Dan di musim 1992 Peugeot 905 menjuarai ajang Le Mans 24 Hours dan World Sportscar Championship. Todt dianugerahi Lion d Honneur atas prestasinya membawa tim Peugeot finish 1-2-3 di ajang Le Mans.
Saat bersamaan, musuh bebuyutan Todt, Jean-Marie Balestre dikhianati oleh Bernie Ecclestone. Balestre secara mengejutkan tersingkir dari kursi presiden FIA. Todt sempat masuk nominasi sebagai presiden FIA, tetapi akhirnya yang muncul adalah Max Mosley.
Scuderia Ferrari
sunting1 Juli 1993, dengan pengaruh Bernie Ecclestone, akhirnya Todt berlabuh ke tim Scuderia Ferrari yang saat itu sedang terpuruk.[2] Pindahnya Todt ke Ferrari disebabkan karena lobinya agar Peugeot masuk F1 sebagai konstruktor penuh ditolak. Peugeot lebih memilih untuk menjadi pemasok mesin saja di F1.
Sukses pertama Todt di Ferrari adalah saat Gerhard Berger menjuarai GP Jerman 1994. Tahun 1996 Todt secara mengejutkan menarik Michael Schumacher dan Eddie Irvine sebagai pembalap Ferrari menggantikan Berger dan Jean Alesi. Kemudian di musim 1997 Todt menarik Ross Brawn dan Rory Byrne sebagai pimpinan teknik dan desain tim.
Sukses Todt di Ferrari mencapai puncak saat Schumi berhasil menjadi juara dunia F1 di musim 2000, dan kemudian berlanjut hingga 2004. Walaupun dalam beberapa kesempatan, Todt juga sering dikritik media karena tindakannya yang terlalu sembrono, seperti saat team order di GP Austria 2002.
Musim 2005, Todt membawa masuk putranya, Nicolas Todt untuk berkiprah sebagai manajer pembalap. Pembalap yang dimanajeri Todt junior adalah Felipe Massa dan Sebastien Bourdais. Akhir 2006, Todt kembali membuat kejutan saat berhasil menarik Kimi Räikkönen ke tim Ferrari. Sebenarnya Raikkonen telah lama diincar Ferrari, tepatnya sejak 2001. Tetapi karena pengaruh besar Schumi, Todt tidak kuasa menahannya.
Awal 2007, Todt memutuskan untuk mundur sebagai Team Principal Ferrari. Posisinya digantikan oleh Stefano Domenicalli.[3] Meski begitu, Todt masih tetap dipertahankan oleh Luca Montezemolo dengan mengangkatnya sebagai Team Director Ferrari untuk road car, dan masih bertahan hingga akhir 2008 saat Todt terpilih menjadi Presiden FIA.
Lain-lain
suntingJean Todt pernah masuk daftar kandidat pengganti Max Mosley pada 2004 lalu. Tetapi baik Todt ataupun Mosley menolak kabar tersebut. Rumor itu memang masih berkembang hingga saat ini, dengan Ron Dennis sebagai kunci untuk menjadi pengganti Bernie Ecclestone. Jika memang nantinya akan benar terjadi, tampaknya F1 akan berada di bawah kendali mantan dua bos tim F1 terbesar, Ron Dennis dari McLaren sebagai Supremo F1, dan Jean Todt dari Ferrari sebagai Presiden FIA. Namun hingga saat ini, baik Todt, Dennis, Mosley, dan Mr. E menolak rumor tersebut.
Catatan kaki
sunting- ^ "Ferrari confirms big changes". GrandPrix.com. Inside F1. 2006-10-26. Diakses tanggal 2008-08-26.
- ^ Zapelloni, Umberto. Formula Ferrari. Hodder & Stoughton. hlm. 18. ISBN 0-340-83471-4.
- ^ "Todt replaced as F1 boss". BBC Sport Online. BBC. 2007-11-12. Diakses tanggal 2007-11-21.