[go: up one dir, main page]

Fiksi sejarah

cerita yang berlatar pada masa lalu; genre film dan sastra

Fiksi sejarah adalah sebuah genre kesusastraan di mana alurnya terjadi dalam sebuah latar yang berada pada masa lampau. Fiksi sejarah dapat menjadi sebuah istilah payung: meskipun umumnya digunakan sebagai sebuah sinonim untuk menyebut novel sejarah; istilah tersebut dapat ditujukan kepada karya-karya yang diaplikasikan pada karya-karya dalam format naratif lainnya, seperti karya-karya dalam seni rupa dan seni pertunjukan seperti teater, opera, perfilman dan televisi, serta permainan video danm novel grafis.

Sebuah unsur esensial dari fiksi sejarah adalah bahwa karya tersebut berlatar belakang masa lampau dan berisi adat istiadat, keadaan sosial dan penjelasan lainnya dari periode yang disebutkan.[1] Para pengarang juga dapat memilih untuk mengeksplor figur-figur sejarah terkenal dalam setting tersebut, membolehkan para pembaca lebih memahami tentang bagaimana orang-orang tersebut hidup pada lingkungan mereka. Beberapa subgenre seperti sejarah alternatif dan fantasi sejarah memasukkan unsur-unsur spekulatif atau ahistorikal ke dalam sebuah novel.

Karya-karya fiksi sejarah terkadang dikritik karena kurangnya keotentikan karena anggapan pembaca atau genre terhadap detail periode yang akurat. Ketegangan antara keotentikan sejarah, atau historisitas, dan fiksi kemudian menjadi titik komentar dari para pembaca dan kritikus populer, sementara kritikan cendekiawan datang dari komentarnya, yang menyelidikan genre tersebut untuk pemahaman kritis dan tematik lainnya.

Fiksi sejarah, seperti halnya genre kesusastraan barat kontemporer, telah ada dalam karya-karya awal abad ke-19 buatan Sir Walter Scott dan tokoh-tokoh sezamannya dalam kesusastraan nasional lainnya seperti Honoré de Balzac dari Prancis, James Fenimore Cooper dari Amerika, dan kemudian Leo Tolstoy dari Rusia. Namun, perpaduan "sejarah" dan "fiksi" dalam karya-karya kesusastraan individual telah memiliki tradisi panjang dalam kebanyakan budaya; tradisi barat (yang paling awal adalah kesusastraan Yunani dan Romawi Kuno) maupun timur, dalam bentuk tradisi lisan dan tertulis (seperti mitologi dan cerita rakyat), menghasilkan epik, novel, drama dan karya fiksi lainnya yang mengisahkan sejarah untuk audiens kontemporer.

Struktur

sunting

Dalam bentuk teks cerita sejarah terdiri dari struktur berikut.[2]

  • Pengenalan Isu (exposition, orientasi), pengenalan latar cerita.
  • Pengungkapan peristiwa, peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran.
  • Menuju konflik (rising action), peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohaan, atau keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
  • Puncak konflik (turning point, komplikasi), klimaks atau cerita besar dan mendebarkan.
  • Penyelesaian (evaluasi, resolusi), bagian akhir cerita berisi penulaian tentang sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak.
  • Koda, komentar terhadap keseluruhan isicerita yang berfungsi sebagai penutup.

Referensi

sunting
  1. ^ "Search - Encyclopædia Britannica". Britannica.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-19. Diakses tanggal 2013-10-12. 
  2. ^ Maman, Suryaman; Suherly; Istiqomah (2018). Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 43–44. ISBN 978-602-427-098-8. 

Karya yang dikutip

sunting

Bacaan tambahan

sunting
  • Shaw, Harry E. The Forms of Historical Fiction: Sir Walter Scott and His Successors. Ithaca, NY: Cornell University Press, 1983.

Pranala luar

sunting