Elifas
Elifas (bahasa Ibrani: אליפז; "Allah itu kekuatannya"; bahasa Inggris: Eliphaz), orang Téman, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub yang bercakap-cakap mengenai penderitaan yang dialami Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Téman adalah salah satu kota penting di wilayah Edom (Amos 1:12; Obaja 9; Yeremia 49:20). Jadi Elifas tampaknya mewakili hikmat orang Edom yang dianggap terkenal pada zaman dahulu, menurut Obaja 8; Yeremia 49:7 dan Barukh 3:22.
Di bagian Alkitab yang lain, "Elifas" juga adalah nama anak sulung Esau (juga disebut Edom) bin Ishak bin Abraham, dan Elifas bin Esau ini mempunyai putra bernama "Téman".[2]
Perkataan
suntingKetika berbicara dengan Ayub, Elifas tampak lembut dan rendah hati. Sebagaimana sahabat-sahabatnya yang lain, Elifas pertama-tama bermaksud memberikan penghiburan. Elifas adalah yang pertama pula berbicara sebelum Bildad orang Suah dan Zofar orang Naama. Perkataannya dalam tiga babak pembicaraan dicatat dalam pasal-pasal Ayub 4-5, Ayub 15, dan Ayub 22. Dalam perkataannya yang pertama untuk menjawab keluhan Ayub, ia berpendapat bahwa orang yang sungguh-sungguh benar tidak akan ditinggalkan sama sekali oleh Allah, tetapi hukuman dapat diberikan kepada dosa yang tersembunyi. Elifas menolak bahwa ada orang yang tidak bersalah dan menegur Ayub karena menyatakan bebas dari kesalahan. Elifas menganjurkan Ayub untuk mengakui semua kesalahan yang disembunyikannya untuk mengakhiri hukuman. Argumen yang tampaknya kuat ini ternyata disalahkan oleh Allah karena Elifas menganut pandangan keliru atas anugerah Allah.
Keputusan Allah
suntingSetelah TUHAN menjawab Ayub, maka berfirmanlah TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu (Bildad dan Zofar), karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub." Maka pergilah Elifas, orang Téman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.[3]