[go: up one dir, main page]

Sungai Serayu

sungai di Provinsi Jawa Tengah
(Dialihkan dari Ci Serayu)


Sungai Serayu atau Bengawan Serayu (bahasa Jawa: ꦧꦼꦔꦮꦤ꧀ꦱꦫꦪꦸ, translit. Bêngawan Sarayu) adalah salah satu sungai di Jawa Tengah, Indonesia, sekitar 300 km di tenggara ibu kota Jakarta.[3][4] Membentang dari timur laut ke barat daya sejauh 181 km, sungai ini melintasi lima kabupaten yakni Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, hingga bermuara di Samudra Hindia di wilayah Kabupaten Cilacap.

Sungai Serayu
ꦧꦼꦔꦮꦤ꧀ꦱꦫꦪꦸ
Bêngawan Serayu, Kali Serayu, Ci Sarayu
Sungai Serayu sekitar Kebasen, Banyumas
Sungai Serayu di Jawa
Sungai Serayu
Lokasi mulut sungai
PetaKoordinat: 7°41′17″S 109°6′2″E / 7.68806°S 109.10056°E / -7.68806; 109.10056
Lokasi
NegaraIndonesia
ProvinsiJawa Tengah
Ciri-ciri fisik
Hulu sungai 
 - lokasiDieng
 - elevasi2.100 m (6.900 ft) dpl
Muara sungai 
 - lokasiSamudra Hindia
Panjang181 km (112 mi)
Debit air 
 - rata-rata2.866 m3/s (101.200 cu ft/s)
Daerah Aliran Sungai
Sistem sungaiDAS Serayu[1]
Kode DASDAS220351[1]
Luas DAS3.660 km2 (1.410 sq mi)[1]
Pengelola DASBPDAS Serayu-Opak-Progo[1]
Wilayah sungaiWS Serayu-Bogowonto[2]
Kode wilayah sungai02.12.A3[2]
Otoritas wilayah sungaiBBWS Serayu-Opak[2]
Berkas KMLDAS Serayu
Informasi lokal
Zona waktuWIB (UTC+7)
GeoNames1627511

Hidrologi DAS

sunting

Sungai Serayu merupakan aliran utama dalam sistem daerah aliran sungai (DAS) Serayu yang memiliki luas 3.660 km2 (1.410 sq mi)[1] meliputi wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas hingga sebagian wilayah utara kabupaten Cilacap.[5][2] Hulu sungai ini berada di lereng Gunung Prahu di wilayah Dieng, Wonosobo. Mata airnya dikenal sebagai Tuk Bima Lukar (mata air Bima Lukar). Mengalir ke arah barat-barat daya, di sisi selatan aliran ini dibatasi oleh deretan perbukitan yang dinamai Pegunungan Serayu Selatan.[6]

Selain Kali Serayu yang berhulu di G. Prahu dan G. Sindoro, beberapa anak sungainya di antaranya Kali Begaluh dari lereng G. Sumbing; Kali Tulis dari G. Prahu; Kali Merawu dari G. Prahu; Kali Klawing yang anak-anak sungainya kebanyakan berhulu di G. Slamet, G. Walirang dan G. Jaran; Kali Pekacangan (anak Kali Klawing) dari G. Rogojembangan; Kali Sapi yang berhulu di Pegunungan Serayu Selatan; Kali Banjaran, Kali Logawa, Kali Tenggulun, Kali Kawung, serta Kali Tajum, yang semuanya berhulu di G. Slamet.[6][7]

Peta Wilayah Sungai Serayu-Bogowonto 
Peta Wilayah Sungai Serayu-Bogowonto

Dalam pengelolaan daerah aliran sungai, DAS Serayu termasuk ke dalam wilayah kerja BPDAS Serayu-Opak-Progo yang merupakan unit pelaksana teknis pada Ditjen PDASHL dibawah Kementerian LHK.[1] Sedangkan dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya air, DAS Serayu merupakan bagian dari satuan wilayah sungai (WS) Serayu-Bogowonto beserta 14 DAS lain di dalamnya.[2]

Etimologi

sunting

Kemungkinan, nama Serayu diambil dari nama Sungai Sarayu dalam wiracarita Ramayana. Sarayu adalah sungai yang mengalir dekat Ayodya, kota tempat kelahiran Raden Rama Regawa, tokoh utama dalam kisah Ramayana. Adaptasi nama-nama lokasi dalam wiracarita India serta identifikasinya dengan kondisi setempat di Jawa telah diuraikan oleh Raffles,[8] dan belakangan dibahas pula oleh Denys Lombard.[9]

Geografi

sunting

Sungai ini mengalir di wilayah tengah selatan pulau Jawa yang beriklim muson tropis (kode: Am menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[10] Suhu rata-rata setahun sekitar 24 °C. Bulan terpanas adalah Maret, dengan suhu rata-rata 25 °C, and terdingin Agustus, sekitar 23 °C.[11] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3897 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Januari, dengan rata-rata 561 mm, dan yang terendah September, rata-rata 34 mm.[12]

Pemanfaatan

sunting
 
Lingkungan di sekitar hulu Serayu di Dieng (1918).

Kali Serayu mempunyai debit air yang cukup besar. Di bagian hulu di wilayah Banjarnegara, sungai ini memiliki debit 656 m³/detik. Dengan bertambahnya air yang masuk dari anak-anak sungainya, di bagian hilir debit ini meningkat menjadi sebesar 2.866 m³/det dan 2.797 m³/det, berturut-turut di Banyumas dan Rawalo.[7]

Bendungan Panglima Besar Sudirman dibangun di Kali Serayu ini lk. 10 km di barat kota Banjarnegara.[13] Bendungan yang juga dikenal dengan sebutan Waduk Mrica atau Mrican ini memiliki luas genangan lk. 12 km², jika terisi penuh.[14] Selain dimanfaatkan untuk pengairan dan wisata, Waduk Mrica terutama dibangun untuk memasok PLTA Mrica berkapasitas 184,5 MW.[13]

Wisata petualangan arung jeram telah dikembangkan di bagian hulu Kali Serayu. Wisatawan biasanya memulai kegiatan ini dari Desa Tunggara dan Desa Prigi di Banjarnegara.[15]

Ancaman kelestarian

sunting

Kelestarian perairan Kali Serayu terutama terancam oleh sedimentasi, dan belakangan juga oleh polusi air. Sedimentasi atau pelumpuran di sungai ini diakibatkan oleh erosi tanah, terutama yang terjadi di wilayah dataran tinggi Dieng.[14] Catatan tahun 2005 menyebutkan bahwa di sepanjang daerah aliran Serayu masih ada 187 industri yang belum memiliki instalasi pengolahan air limbah standar, termasuk 92 rumah sakit, 124 hotel, dan belasan usaha lain. Akan tetapi cukup banyak pula industri lokal dan perusahaan-perusahaan di Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Purwokerto yang telah sadar lingkungan dan mengikuti program kali bersih (Prokasih) untuk menyelamatkan Kali Serayu.[16]

Jalur kereta api

sunting
 
Brug Sepur Kali Serayu 1920an

Maskapai Kereta Api Lembah Serayu atau Serajoedal Stoomtram Maatschappij adalah perusahaan kereta api yang pernah beroperasi pada masa Pemerintah Hindia Belanda di tahun 1891 untuk menyusuri lembah Sungai Serayu. Rute kereta api ini menghubungkan kota-kota Maos - Purwokerto - Sokaraja - Purbalingga - Banjarnegara - Wonosobo. Jalur kereta ini sekarang sudah dinon-aktifkan.

Pada masa sekarang, PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan KA Serayu, yakni kereta api kelas Ekonomi AC yang menghubungkan rute Purwokerto hingga Pasar Senen via KroyaBanjarBandung Kiaracondong.

Pada budaya populer

sunting

Galeri

sunting
 
Bung Karno di Cindaga, Sungai Serayu, Banyumas 1930an

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Hukum Online. "Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.511/MENHUT-V/2011". Hukum Online. 
  2. ^ a b c d e "PerMenPUPR No.04/PRT/M/2015 - Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai". PERATURAN.GO.ID. 
  3. ^ Kali Serayu at Geonames.org (cc-by); Last updated 2013-06-04; Database dump downloaded 2015-11-27
  4. ^ Rand McNally, The New International Atlas, 1993.
  5. ^ "Peta Interaktif". WebGIS MenLHK. Diakses tanggal 2023-10-09. 
  6. ^ a b Munir, A. 2009. Karakteristik daerah aliran sungai (DAS) Serayu Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kondisi fisik, sosial, serta ekonomi. Dept. Geografi FMIPA Universitas Indonesia. (paper tidak diterbitkan)
  7. ^ a b Purnama, S. 2010. Potensi sumberdaya air DAS Serayu. JRL 6(3): 291-303. Diarsipkan 2014-12-06 di Wayback Machine. ISSN 2085-3866
  8. ^ Raffles, Th.S. (1830). The History of Java. 2nd Ed. vol. II: 460-1. London:John Murray.
  9. ^ Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya. vol. III (Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris): 7-9. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
  10. ^ Peel, M C; Finlayson, B L; McMahon, T A (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences. 11: 1633–1644. doi:10.5194/hess-11-1633-2007. Diakses tanggal 30 January 2016. 
  11. ^ "NASA Earth Observations Data Set Index". NASA. 30 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-26. Diakses tanggal 2019-02-13. 
  12. ^ "NASA Earth Observations: Rainfall (1 month - TRMM)". NASA/Tropical Rainfall Monitoring Mission. 30 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-19. Diakses tanggal 2018-11-28. 
  13. ^ a b Dinas Budpar Banjarnegara: Wisata Waduk Mrica. Diakses 5/XII/2014.
  14. ^ a b Tempo.co: Usia Waduk Mrica Diperkirakan Tinggal 12 Tahun. Diarsipkan 2014-12-08 di Wayback Machine. Diakses 5/XII/2014.
  15. ^ Kab. Banjarnegara: Arung Jeram Kaliserayu. Diarsipkan 2014-12-09 di Wayback Machine. Diakses 5/XII/2014.
  16. ^ Harian Suara Merdeka OL: Serayu, Sungai Dambaan Para Petani. Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine. Diakses 5/XII/2014.

Pranala luar

sunting

7°41′09″S 109°06′31″E / 7.68583°S 109.10861°E / -7.68583; 109.10861