Asy-Syahrastani
Abu al-Fath Abdul Karim bin Abi Bakr Ahmad asy-Syahrastani (bahasa Arab: أبو الفتح عبد الكريم بن أبي بكر أحمد الشهرستاني), atau lebih dikenal sebagai Asy-Syahrastani adalah seorang ulama dibidang ilmu kalam, tafsir dan sejarah. Nisbat asy-Syahrastani kembali kepada Syahrastan yang merupakan bagian dari Khurasan, yang saat ini masuk kedalam wilayah negara Iran. Para penulis biografi sepakat bahwa asy-Syahrastani bukan merupakan orang Arab, ayahnya dan kakeknya berasal dari kota Syahrastan.
Asy-Syahrastani | |
---|---|
Gelar | Al-Faqih, Al-Mutakallim, Al-Ushuli, Al-Muhaddits, Al-Mufassir, Ar-Riyadhi, Al-Failusuf, Shahibu at-Tashanif, Al-'Allamah |
Kun-yah | Abu al-Fath |
Nama | Abdul Karim |
Nasab | bin Abi Bakr Ahmad |
Nisbah | Asy-Syahrastani |
Lahir | 476/469/479 H |
Meninggal | 261 H |
Etnis | Persia |
Firkah | Sunni, Asy'ariyah |
Mazhab Fikih | Syafi'i |
Minat utama | Ilmu kalam, Tafsir, Sejarah, Fikih, Ushul Fiqh, Matematika, Filsafat, Hadis |
Karya yang terkenal | Kitab al-Milal wa an-Nihal |
Kelahiran
suntingPara peneliti telah sepakat tempat kelahiran dan kematian asy-Syahrastani, namun berbeda pendapat mengenai waktunya. Perbedaan pendapat terhadap waktu kelahirannya lebih besar daripada perbedaan pendapat waktu kematiannya. Mereka bersepakat asy-Syahrastani lahir di kota Syahrastan. Terdapat 3 pendapat ulama mengenai tahun kelahiran asy-Syahrastani, yaitu:
Kematian
suntingPara peneliti telah sepakat bahwa tempat kematian asy-Syahrastani terletak di kota Syahrastan juga, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai tahun kematiannya, adapun pendapat yang paling kuat adalah pada tahun 548 H.
Kehidupan ilmiah
suntingAsy-Syahrastani telah menuntut ilmu sejak masih kecil, adapun ilmu yang pertama kali ia pelajari adalah ilmu syari'at, seperti al-Qur'an, tafsir, hadis, fikih. Adapun yang paling pertama adalah al-Qur'an dan tafsirnya, kemudian pada usia lima belas tahun ia mempelajari hadis dari Abu al-Hasan al-Madini, di Naisabur, yang letaknya di luar Syahrastan.
Sifat dan akhlaknya
suntingIa dikenal dengan sebagai pribadi yang lemah lembut, memiliki sifat yang baik, baik dalam pergaulan, beradab dalam berdialog, baik dalam berbicara dan menulis, dapat dilihat dari karya-karyanya. Diceritakan ketika ia berdialog dan berdebat, maka ia tidak berperilaku buruk terhadap lawannya, meskipun ia mengkritisi pemikirian lawannya, ia tetap menjawabnya dengan cara yang baik dan dengan cara yang dapat diterima.
Mengajar murid-muridnya
suntingKetika ia mengajar dan menasehati murid-muridnya, ia menggunakan istilah yang ringan dan cara yang mudah, sehingga dapat diterima dan diakui secara umum oleh masyarakat, dan inilah menggambarkan karyanya yang digunakan dan berkualitas.
Asy-Syahrastani dan Penguasa
suntingAsy-Syahrastani diterima oleh para sultan, penguasa, menteri dan pembesar. Ia dekat dengan Sultan Sanjar bin Mulkasyah, dan juga dekat dengan Menteri Abu al-Qasim Mahmud bin al-Muzhaffar al-Marwazi.
Kedudukan ilmiah
suntingKeilmuannya yang tinggi di antara para ulama menjadikannya memiliki banyak gelar, antara lain:
- Al-Faqih, ahli fikih
- Al-Mutakallim, ahli ilmu kalam
- Al-Ushuli, ahli ushul fiqh
- Al-Muhaddits, ahli hadis
- Al-Mufassir, ahli tafsir
- Ar-Riyadhi, ahli matematika
- Al-Failusuf, ahli filsafat
- Shahibu at-Tashanif, penulis yang produktif
- Al-'Allamah, gelar ini diberikan oleh al-Hafidz adz-Dzahabi
Bahasa yang dikuasai
suntingBukan hanya menguasai ilmu syari'ah, ia juga menguasai bahasa Arab dan bahasa Persia.
Perjalanan ilmiah
suntingDalam menuntut ilmu, ketia ia masih berusia lima belas tahun, ia pergi menuju kota-kota di Khurasan, Khawarizm, Mekkah dan Bagdad.
Guru-gurunya
suntingAsy-Syahrastani memiliki banyak guru, di antaranya:
- Abu al-Qasim al-Anshari, dalam ilmu tafsir dan ilmu kalam
- Abu al-Hasan al-Madini, dalam ilmu hadis
- Abu al-Muzhaffar al-Khawafi, dalam ilmu fikih
- Abu Nashr al-Qusyairi, dalam ilmu fikih, ushul fikih dan ilmu kalam
Karya tulis
suntingAsy-Syahrastani terkenal sebagai pribadi yang produktif dalam menulis, ia menulis dalam berbagai bidang keilmuan, seperti tafsir, fikih, ilmu kalam, filsafat, sejarah, perbandingan firqah dan perbandingan agama. Karya tulisnya mencapai dua puluh buah, di antaranya:
- Al-Milal wa an-Nihal, merupakan kitabnya yang paling terkenal.
- Nihayatu al-Iqdam fi Ilmi Kalam, kitab yang membahas tentang larangan terlalu menggeluti ilmu kalam dan filsafat.
- Mushara'ah al-Falasifah, bantahan terhadap filsafat.
- Majlis fi al-khalaq wa al-amr, dalam bahasa Persia.
- Bahts fi al-Jauhar al-Fard, penelitian filsafat.
- Syubuhat Aristhu wa Baraqls wa Ibnu Sina, bantahan terhadap filsafat.
Mazhab fikihnya
suntingAsy-Syahrastani bermazhab fikih syafi'i, karena guru-gurunya merupakan orang-orang ta'ashub (yang sangat kuat berpegang teguh) terhadap mazhab syafi'i, as-Subki telah memasukkan asy-Syahrastani di dalam kitabnya Thabaqat asy-Syafi'iyyah al-Kubra, dan juga al-Isnawi telah memasukkannya di dalam kitabnya Thabaqat asy-Syafi'iyyah.
Referensi biografinya
suntingTerdapat banyak ulama-ulama terdahulu dan ulama-ulama kontemporer yang menulis biografi asy-Syahrastani, antara lain terdapat di dalam kitab:
- Mu'jam al-Buldan, karya Yaqut al-Hamawi
- Wafayat al-A'yan, karya Ibnu Khallikan
- Siyar A'lami an-Nubala, karya Adz-Dzahabi
- Thabaqat asy-Syafi'iyyah al-Kubra, karya as-Subki
- Thabaqat asy-Syafi'iyyah, karya al-Isnawi
- An-Nujum az-Zahirah, karya Ibnu Taghribardi
- Thabaqat asy-Syafi'iyyah, karya Ibnu Qadhi Syahbah
- Asy-Syahrastani wa Arauhu al-Kalamiyyah, karya Dr. Badran
- Dairatu al-Ma'arif al-Islamiyyah
Referensi
sunting- Kitab Manhaj asy-Syahrastani fi Kitabihi al-Milal wa an-Nihal, karya Prof. Muhammad bin Nashir as-Suhaibani