[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Raksasa (mitologi India)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Rakshasa)
Raksasa atau sosok setan yang dipentaskan dalam Yakshagana, sebuah seni populer dari Karnataka, India.
Arca Raksasa di dekat Candi Sewu di dekat Yogyakarta

Raksasa (Dewanagari: रा॑क्षसः; ,IASTRākṣasaḥ, रा॑क्षसः) dalam mitologi agama-agama dari India (Hindu, Buddha, dan Jain), adalah bangsa makhluk supernatural, atau orang-orang berjiwa jahat. Kata rakṣasa berarti kekejaman, lawan kata dari rakṣa (sentosa). Menurut mitos dan legenda, mereka adalah makhluk pemakan daging manusia.

Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata rakṣasa dari kepercayaan agama-agama India diadaptasi dan digunakan sebagai kata sifat untuk merujuk kepada sesuatu yang berukuran sangat besar daripada ukuran normal.[1] Raksasa betina disebut rakṣasi, sedangkan rakshasa dalam wujud manusia disebut manuśa rakṣasa.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Kitab Ramayana menceritakan bahwa mereka adalah makhluk yang diciptakan dari kaki Brahma; di lain kisah, mereka muncul dari Pulastya, atau dari Khasa, atau dari Nirrti dan Nirrta. Dewa Brahma juga dikatakan pernah memberikan berkah kepada raksasa yang memujanya, seperti misalnya Wibisana, Hiranyaksa, dan Hiranyakasipu. Beberapa rakshasa merupakan inkarnasi dari orang-orang yang berdosa pada kehidupannya yang sebelumnya. Raksasa terkenal dalam cerita Hindu sebagai tokoh jahat yang mengganggu upacara, menodai asrama, mengganggu para pendeta, dan sebagainya.

Dalam penggambaran umum, biasanya raksasa dilukiskan sebagai makhluk bertubuh besar, berwajah sangar dan mengerikan. Kuku mereka beracun, dan mereka makan daging manusia, atau makanan hasil rampasan. Mereka memiliki ilmu gaib dan mampu mengubah wujud menjadi manusia atau burung besar.

Dibandingkan agama Hindu dan Buddha, agama Jain memiliki pandangan yang berbeda terhadap raksasa. Menurut susastra Jain, Rakshasa adalah sebuah kerajaan beradab, penduduknya vegetarian, dan termasuk ke dalam golongan bidadara, yang merupakan pemuja Tirthankara.[2]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]