Fosforus pentaklorida
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC
Fosforus pentaklorida
Fosfor(V) klorida | |||
Nama lain
Pentaklorofosforana
| |||
Penanda | |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
ChemSpider | |||
Nomor EC | |||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
UNII | |||
Nomor UN | 1806 | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
Cl5P | |||
Massa molar | 208,22 g·mol−1 | ||
Penampilan | kristal tak berwarna | ||
Bau | berbau menyengat[1] | ||
Densitas | 2.1 g/cm3 | ||
Titik lebur | 1.605 °C (2.921 °F; 1.878 K) | ||
Titik didih | 1.668 °C (3.034 °F; 1.941 K) sublimasi | ||
terurai (eksotermik) | |||
Kelarutan | larut dalam CS2, klorokarbon, benzena | ||
Tekanan uap | 1.11 kPa (80 °C) 4.58 kPa (100 °C)[2] | ||
Struktur | |||
tetragonal | |||
D3h (trigonal bipiramidal) | |||
0 D | |||
Termokimia | |||
Kapasitas kalor (C) | 111.5 J/mol·K[2] | ||
Entropi molar standar (S |
364.2 J/mol·K[2] | ||
Bahaya | |||
Lembar data keselamatan | ICSC 0544 | ||
Piktogram GHS | [3] | ||
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} | ||
H302, H314, H330, H373[3] | |||
P260, P280, P284, P305+351+338, P310[3] | |||
Titik nyala | Tak mudah terbakar | ||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
660 mg/kg (tikus, oral)[1][4] | ||
LC50 (konsentrasi median)
|
205 mg/m3 (tikus)[4] | ||
LCLo (terendah tercatat)
|
1020 mg/m3 (tikus, 10 menit)[4] | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
TWA 1 mg/m3[1] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 1 mg/m3[1] | ||
IDLH (langsung berbahaya)
|
70 mg/m3[1] | ||
Senyawa terkait | |||
Related fosforus pentahalida
|
Fosforus pentafluorida Fosforus pentabromida Fosforus pentaiodida | ||
Senyawa terkait
|
Fosforus triklorida Fosforil klorida | ||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
verifikasi (apa ini ?) | |||
Referensi | |||
Fosforus pentaklorida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia PCl5. Senyawa ini merupakan salah satu klorida fosforus yang penting, yang lainnya termasuk PCl3 dan POCl3. PCl5 digunakan sebagai pereaksi pengklorinasi. Senyawa ini merupakan padatan tak berwarna, sensitif terhadap air dan kelembapan, meskipun sampel komersial bisa berwarna kekuningan dan terkontaminasi dengan hidrogen klorida.
Struktur
[sunting | sunting sumber]Struktur untuk fosforus klorida selalu konsisten dengan teori VSEPR. Struktur dari PCl5 bergantung pada lingkungannya. Gas dan lelehan PCl5 merupakan molekul netral dengan simetri trigonal bipiramidal (D3h). Keadaan hipervalen dari spesi ini (seperti halnya PCl−6, lihat di bawah) dapat dijelaskan dengan penyertaan OM non-ikatan (teori orbital molekul) atau resonansi (teori ikatan valensi). Struktur trigonal bipiramidal ini tetap ada dalam pelarut non-polar, seperti CS2 dan CCl4.[5] Dalam keadaan padat PCl5 bersifat ionik, memiliki rumus PCl+4PCl−6.[6]
Dalam larutan pelarut polar, PCl5 mengalami "autoionisasi".[7] Larutan encer terdisosiasi menurut persamaan berikut:
- PCl5 [PCl+4]Cl−
Pada konsentrasi tinggi, suatu kesetimbangan kedua menjadi lebih ada:
- 2 PCl5 [PCl+4][PCl6−]
Kation PCl+4 dan anion PCl−6 merupakan tetrahedral dan oktahedral, berturut-turut. Pada suatu waktu, PCl5 dalam larutan diperkirakan membentuk struktur dimer, P2Cl10, Namun saran ini tidak didukung oleh pengukuran spektroskopi Raman.
Pentaklorida terkait
[sunting | sunting sumber]AsCl5 dan SbCl5 juga mengadopsi struktur trigonal bipiramidal. Jarak ikatan yang relevan adalah 211 (As-Cleq), 221 (As-Clax), 227 (Sb-Cleq), dan 233.3 pm (Sb-Clax ).[8] Pada suhu rendah, SbCl5 terkonversi menjadi dimer, bioktahedral Sb2Cl10, secara sttruktur berhubungan dengan niobium pentaklorida.
Preparasi
[sunting | sunting sumber]PCl5 disiapkan dengan klorinasi PCl3.[9] Reaksi ini digunakan untuk memproduksi sekitar 10,000,000 kg/tahun PCl5 (per 2000).[6]
- PCl3 + Cl2 PCl5 (ΔH = −124 kJ/mol)
PCl5 hadir dalam kesetimbangan dengan PCl3 dan klorin, serta pada suhu 180 °C derajat disosiasinya kira-kira 40%.[6] Karena kesetimbangannya, sampel PCl5 terkadang mengandung klorin, yang menimbulkan warna kehijauan.
Reaksi
[sunting | sunting sumber]Hidrolisis
[sunting | sunting sumber]Dalam reaksinya yang paling dicirikan, PCl5 bereaksi setelah kontak dengan air untuk melepaskan hidrogen klorida dan memnghasilkan oksida fosforus. Produk hidrolisis pertama adalah fosforus oksiklorida:
- PCl5 + H2O → POCl3 + 2 HCl
Dalam air panas, hidrolisis berlangsung menyeluruh menjadi asam orto-fosfat:
- PCl5 + 4 H2O → H3PO4 + 5 HCl
Klorinasi senyawa organik
[sunting | sunting sumber]Dalam kimia sintetis, dua kelas klorinasi biasanya menarik: klorinasi oksidatif dan klorinasi substitusi. Klorinasi oksidatif memerlukan transfer Cl2 dari pereaksi ke substrat. Klorinasi substitusi mensyaratkan penggantian gugus O atau OH dengan klorida. PCl5 dapat digunakan pada kedua proses tersebut.
Setelah perlakuan dengan PCl5, asam karboksilat dikonversi menjadi asil klorida yang sesuai.[10] Mekanisme berikut telah diajukan:[11]
Senyawa ini juga mengubah alkohol menjadi alkil klorida. Tionil klorida lebih umum digunakan di laboratorium karena SO2 lebih mudah dipisahkan dari produk organik dibandingkan POCl3.
PCl5 bereaksi dengan amida tersier, seperti DMF, untuk menghasilkan dimetilklorometilenamonium klorida, yang disebut sebagai pereaksi Vilsmeier, [(CH3)2NCClH]Cl. Lebih khusus, suatu garam terkait dihasilkan dari reaksi DMF dan POCl3. Pereaksi tersebut berguna dalam preparasi turunan benzaldehida melalui formilasi dan untuk mengubah gugus C-OH menjadi gugus C-Cl.[12]
Senyawa ini khususnya dikenal karena mengubah gugus C=O menjadi gugus CCl2.[13] Sebagai contoh, benzofenon dan fosforus pentaklorida bereaksi menghasilkan difenildiklorometana:[14]
- (C6H5)2CO + PCl5 → (C6H5)2CCl2 + POCl3
Karakter elektrofil PCl5 disorot oleh reaksinya dengan stirena untuk memberi, setelah hidrolisis, turunan asam fosfonat.[15]
Perbandingan dengan pereaksi terkait
[sunting | sunting sumber]Baik PCl3 dan PCl5 mengubah gugus R3COH menjadi klorida R3CCl. Namun, pentaklorida merupakan sumber klorin dalam banyak reaksi. Senyawa ini mengklorinasi ikatan CH alilik dan benzilik. PCl5 memiliki kemiripan yang lebih besar dengan SO2Cl2, juga merupakan sumber dari Cl2. Untuk klorinasi oksidatif pada skala laboratorium, sulfuril klorida sering disukai dibanding PCl5 karena produk samping gas SO2 mudah dipisahkan.
Klorinasi senyawa anorganik
[sunting | sunting sumber]Sedangkan untuk reaksi dengan senyawa organik, penggunaan PCl5 telah digantikan oleh SO2Cl2. Reaksi fosforus pentoksida dan PCl5 menghasilkan POCl3:[16]
- 6 PCl5 + P4O10 → 10 POCl3
PCl5 mengklorinasi nitrogen dioksida untuk membentuk nitronium klorida:
- PCl5 + 2 NO2 → PCl3 + 2 NO2Cl
PCl5 adalah prekursor bagi litium heksafluorofosfat, LiPF6, suatu elektrolit dalam baterai ion litium. LiPF6 juga diproduksi melalui reaksi PCl5 dengan litium fluorida, dengan litium klorida sebagai produk samping:
- PCl5 + 6 LiF → LiPF6 + 5 LiCl
Keamanan
[sunting | sunting sumber]PCl5 adalah zat berbahaya karena bereaksi keras dengan air.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0509". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
- ^ a b c Phosphorus pentachloride dalam Linstrom, P.J.; Mallard, W.G. (eds.) NIST Chemistry WebBook, NIST Standard Reference Database Number 69. National Institute of Standards and Technology, Gaithersburg MD. http://webbook.nist.gov (diakses tanggal 2014-05-15)
- ^ a b c Phosphorus pentachloride
- ^ a b c "Fosforus pentaklorida". Immediately Dangerous to Life and Health. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
- ^ D. E. C. Corbridge (1995). Phosphorus: an outline of its chemistry, biochemistry, and uses. Elsevier Science Ltd. ISBN 0-444-89307-5.
- ^ a b c Arnold F. Holleman; Egon Wiber; Nils Wiberg (2001). Inorganic Chemistry. Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9.
- ^ Suter, R. W.; Knachel, H. C.; Petro, V. P.; Howatson, J. H.; S. G. Shore, S. G. (1978). "Nature of Phosphorus(V) Chloride in Ionizing and Nonionizing Solvents". J. Am. Chem. Soc. 95 (5): 1474–1479. doi:10.1021/ja00786a021.
- ^ Haupt, S.; Seppelt, K. (2002). "Solid State Structures of AsCl5 and SbCl5". Zeitschrift für anorganische und allgemeine Chemie. 628 (4): 729–734. doi:10.1002/1521-3749(200205)628:4<729::AID-ZAAC729>3.0.CO;2-E.
- ^ R. N. Maxson,"Phosphorus Pentachloride" Inorganic Syntheses 1939, vol. 1, pp. 99–100. doi:10.1002/9780470132326.ch34
- ^ Adams, R.; Jenkins, R. L. (1941). "p-Nitrobenzoyl chloride". Org. Synth.; Coll. Vol. 1: 394.
- ^ Clayden, Jonathan (2005). Organic chemistry (edisi ke-Reprinted (with corrections).). Oxford [u.a.]: Oxford Univ. Press. ISBN 978-0-19-850346-0.
- ^ Burks, Jr., J. E. "Phosphorus(V) Chloride" in Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis (Ed: L. Paquette) 2004, J. Wiley & Sons, New York. DOI:10.1002/047084289.
- ^ Gross, H.; Rieche, A.; Höft, E.; Beyer, E. (1973). "Dichloromethyl Methyl Ether". Org. Synth.; Coll. Vol. 5: 365.
- ^ Spaggiari, Alberto; Daniele Vaccari; Paolo Davoli; Giovanni Torre; Fabio Prati (2007). "A Mild Synthesis of Vinyl Halides andgem-Dihalides Using Triphenyl Phosphite−Halogen-Based Reagents". The Journal of Organic Chemistry. 72 (6): 2216–2219. doi:10.1021/jo061346g. ISSN 0022-3263. PMID 17295542.
- ^ Schmutzler, R. (1973). "Styrylphosphonic dichloride". Org. Synth.; Coll. Vol. 5: 1005.
- ^ Frank Albert Cotton (1999). Advanced inorganic chemistry. Wiley-Interscience. ISBN 978-0-471-19957-1.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The period 3 chlorides Diarsipkan 2016-11-22 di Wayback Machine.
- International Chemical Safety Card 0544 Diarsipkan 2023-05-29 di Wayback Machine.
- CDC - NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards Diarsipkan 2023-03-31 di Wayback Machine.